"Nabila?!"
Tubuh Nabila membeku ketika mendengar suara lari seseorang semakin dekat, dengan secepat kilat, Nabila berlari menjauh dari toko tersebut, tak peduli berapa banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Ralat, ke arahnya dan Septian yang sedang mengejar dirinya di belakang.
Nabila terus berlari tanpa tahu arah tujuan yang jelas. Dirinya terus berlari kencang. Tujuannya hanya satu, menghindar dari Septian yang masih terus mengerjarnya sembari meneriakkan namanya. Entah energi darimana Nabila bisa berlari secepat ini.
Hingga sampailah Nabila di basement, Nabila linglung sendiri, pasalnya Nabila tidak tahu mengapa tiba tiba ada disini.
Nabila menoleh ke samping dan ke belekang hanya untuk memastikan bahwa Septian tidak lagi mengejarnya.
Setelah dirasa aman, Nabila terduduk begitu saja di basement ini, entahlah, sekarang energi Nabila sudah habis hanya untuk berlari.
"Kenapa lo jahat banget sama gue" Saking capenya Nabila, dirinya jadi bergumam tidak jelas. Dirinya sudah lelah dengan semuanya. Ingin berhenti, tetapi apalah daya hati masih ingin tetap menetap.
Nabila ingat, pertemuan keduanya yang bisa di bilang aneh, dimana Septian datang ke kelasnya hanya untuk menanyakan teman sekelas Nabila.
Septian yang mengantarkan nya pulang, Septian yang selalu perhatian kepadanya, Septian yang selalu bisa membuat Nabila tersenyum di kala susah.
"Kau membuatku bahagia di saat hati ini terluka"
Nabila bernyanyi dengan lirih, sangat lirih. Dirinya ingat, saat pertama kali Septian menyatakan cinta kepada dirinya. Nabila tidak akan pernah lupa. Tidak akan.
"Kau membuatku tertawa, disaat hati ini terbawa. Terbawa oleh cintamu untuk ku. Untuk kita"
Nabila masih ingat, gengsi yang menyelimuti mereka dahulu, ketika mereka saling sayang namun harus di paksa berpisah karena Natasya dulu juga mencintai Septian. Jika mengingat ngingat kejadian itu, Nabila hanya bisa tersenyum kecut mengingat betapa sulitnya dirinya dulu mempertahankan hubungan dengan dengan Septian.
"Kini harus aku lewati.
Sepi hariku tanpa dirimu lagi.
Biarkan kini ku berdiri melawan
waktu. Tuk melupakanmu.
Walau, pedih hati. Namun aku
bertahan"Nabila tersenyum kembali ketika mengingat bulan lalu ketika dirinya dan Septian memutuskan untuk berbaikan.
"Kau, dulu pernah bilang aku Ratu di hatimu sayang, dan aku Ratu di istana mu"
Nabila ingat, ketika dirinya di perlakukan layaknya Ratu di hati Septian. Membuat air mata Nabila mengalir dengan derasnya.
"Dan, dulu pernah kaupun bilang, ta akan pernah tinggalkan ku sumpah, mungkin kau lupa"
Septian selalu berbicara bahwa Mabila hanya satu satunya wanita di hidupnya. Dan tidak akan meninggalkannya.
"Dan ku pernah jadi yang tersayang, ku pernah jadi yang paling kau Cinta. Mungkin kau lupa, dan di saat sang penggoda datang, kau biarkan dia hancurkan istanaku, ternyata. Kau lupa aku ratumu"
Penderitaan hubungan Nabila dan Septian semakin sempurna dengan datangnya Glo di kehidupan keduanya.
Ketika Nabila sedang menangis dengan amat sangat, ketika itu juga dirinya merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan membisikan sesuatu.
"Sampai kapanpun, kau tetap jadi ratu di istanaku"
Sudah cukup. Sudah cukup dunia mempermainkan dirinya. Nabila tidak ingin ada kesalahan-kepalsuan lain yang timbul lagi.
"Sep plis, gue gamau ada kebohongan lagi. Plis, gue mau hidup tenang, gue mau hidup dengan enak. Gue gamau ngejar orang yang udah jelas jelas milik orang lain" Septian masih menaruh dagunya di bahu Nabila, hembusan nafas Septian terasa di telinga Nabila. Nabila tidak kuasa lagi menahan semuanya.
"Gue gapernah ada niatan sedikitpun buat ngeganti ratu di istana gue"
"Tapi nyatanya lo ganti ratu di istana lo"
"Glo, dia juga dulu pernah jadi ratu di istana lo. Sekarang dia balik lagi ke istananya. Karena lo udah nerima dia jadi ratu di istana lo"
"Lo salah bil, sampai kapanpun lo tetep jadi ratu di istana gue. Ga ada orang lain"
Nabila semakin menangis dan perlahan melepaskan kaitan tangan Septian yang melingkar pada lehernya. Dan berbalik menghadap Septian.
"Lo gaboleh gitu, Glo kan tunangan lo sekarang, jangan pernah lo kecewain dia. Karena gue tau rasanya di sakitin sama orang yang kita sayang"
"Jangan pernah lo sakitin perasaan perempuan sedikit pun. Karena perempuan itu mudah ingat sama seseorang yang nyakitin dia daripada yang berbuat baik sama dia"
Septian menarik tubuh Nabila ke pelukannya. Memeluknya erat seolah tidak ada hati esok, seolah Nabila akan hilang jauh dari pandangannya.
"Maaf, gue punya alasan untuk ini semua. Tapi, gue rasa lo gaperlu tahu alasan itu sekarang"
"Mau bagaimana pun alasannya, tetep aja hati seorang cewe kalau udah di khianatin gaakan bisa balik lagi" Nabila berdiri dari duduknya, dirinya melangkah menjauh dari Septian. Namun, Septian tak berniat mengejarnya, karena Septian mengerti Nabila membutuhkan waktu sendiri.
Yang hanya Septian lakukan sekarang adalah mencari waktu yang tepat untuk memberhentikan semuanya dan memberitahu Nabila apa yang sedang terjadi.
Flashback off
Bersambung
Doue up yeay. Gasabar aku up lagi hehe. Aku udh nyiapin ini sedemikian mungkin. Mudah mudahan feel nya dapet.
Tuh Septian punya alasan readers. Jangan marah marah dulu yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Ficção Adolescente"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...