Suasana pagi ini di SMA pelita begitu ramai, banyak murid murid berbondong-bondong memenuhi lapangan.
Nabila yang baru keluar dari mobil yang di antar oleh kakaknya itu pun penasaran dengan situasi ini. Dia melihat sekeliling parkiran. Sepi!. Mungkin karena situasi lapangan yang membuat semua penasaran. Mereka jadi melihat ke lapangan.
"Bil, lo ga ke lapang?" Suara seseorang dari belakang mengejutkan Nabila, Dia melihat Rere dan Natasya seperti baru datang, sama sepertinya.
"Emang ada apa?" tanya Nabila kepada kedua sahabatnya itu. Mereka berdua hanya geleng-geleng sembari mengangkat bahu. Nabila tahu jawabannya.
"Daripada kita penasaran, mendingan kita liat aja yu?!" ajak Natasnya. Nabila awalnya ingin menolak, karena ia berfikir, untuk apa ikut ke lapangan kalau hasilnya tidak penting? Tapi kedua sahabatnya memaksanya untuk ikut. Mau tidak mau Nabila pun menuruti keinginan kedua sahabatnya ini.
Ketika sampai di lapangan, Nabila terkejut. Ia melihat dua orang yang ia kenal sedang berkelahi hebat dan terdapat banyak luka di wajah keduanya. Nabila tidak bisa berbuat apa-apa, sampai akhirnya bu Ranti selalu guru pembimbing datang memisahkan mereka berdua bersama guru-guru lainnya.
"Aduh... Aduh kalian ini! Ngapain coba pake berantem segala? Kalian itu udah besar, harusnya jangan berkelahi lagi! Ampun" eluh bu Ranti yang langsung membantu kedua orang itu untuk berdiri dan saling menjauh.
"Septian! Dion! Kalian semua ikut ibu ke ruangan ibu" Ucap bu Ranti yang langsung pergi meninggalkan keduanya. Tapi Septian dan Dion tidak mengikuti bu Ranti, melainkan saling melemparkan tatapan kebencian satu sama lain.
Bu Ranti merasa bahwa di belakangnya tidak ada yang mengikuti. Bu Ranti pun balik badan dan menghembuskan nafas kasar, ternyata anak didiknya tidak mengikutinya melainkan masih diam di tempat sembari menebar aura kebencian di sekitar.
"KALIAN DENGER KAN IBU NGOMONG APA TADI?! "Teriak bu Ranti frustasi dan mau tidak mau mereka mengikuti bu Ranti menuju ruangannya.
Ketika Septian melihat ke arah targetnya yaitu Nabila, dia pun memberikan senyuman miring yang langsung membuat Nabila jadi menunduk karena merasa di perhatikan oleh badboy yang satu ini.
-----
"Gila tuh ya si Andre, masih aja dia berharap ama lu. Udah tau di tolak ama lu juga"
"Udah la Sya biarin aja dia mau gimana. Gue gaakan pernah tertarik juga sama tu anak"
"Kalau gue jadi Andre, gue malu banget sih tuh. Udah di tolak masih ngarep, makan baja kali ya dia" tawa Rere di sebelah Nabila.
Jadi tadi itu, Andre nyamperin Nabila di dalem kelasnya bila, Andre datang sambil senyum senyum gajelas. Ketika Nabila tanya kenapa Andre tiba tiba datang, Andre menyerahkan bunga mawar kepada Nabila. Nabila aneh mendapakan perlakuan seperti itu Tapi, Nabila menerima saja, karena dirinya pun suka dengan bunga. Apalagi bunga mawar
Ketika mereka lagi ngobrol berdua, tiba tiba Sarah, selaku wakil ketua osis menghampiri mereka berdua. Lebih tepatnya menghampiri Andre. Nabila terbingung ketika melihat Sarah seperti orang yang kebingungan mencari sesuatu
"Ndre! Lo ada liat bunga mawar ngga? Gue tadi nyimpen di meja gue, soalnya adik kelas ada yang nitip sama gue" Ucapnya kebingungan sembari menelusuri ruangan kelas Nabila seolah mencari. Wajah Andre berubah menjadi tegang dan dia hanya senyam senyum gajelas!
"Ohh... Jadi itu bunga punya lo?" ucap Andre mengusap kepala bagian belakangnya. Sembari tersenyum tidak jelas.
Merasa ada yang tidak beres, Nabila melihat bunga mawar yang berada di atas mejanya. Nampaknya Sarah belum menyadari apapun

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...