"Assalamualaikum" Nabila berjalan gontai memasuki rumah dua lantai itu. Tas yang tadinya berada di pundak mengambil alih menjadi di tangan Nabila. Dirinya menyeret tas masuk. Hari ini Nabila merasa sangat sangat kacau.
Perkataan Glo satu persatu mulai menggumpal di kepala Nabila. Membuat dirinya menjadi tidak bisa berhenti untuk melamun dan menghela nafas berat.
Ditambah ekspresi Septian yang sepertinya kaget sekaligus senang akan kedatangan Glo di hadapannya. Karena itu juga, tanpa menunggu waktu lama Nabila segera pergi dari tempat itu.
Dirinya berharap Septian akan menahan nya untuk tidak pergi. Namun, semuanya hanyalah mimpi bagi Nabila. Dirinya tidak merasa tanda tanda Septian mengejarnya. Bahkan, Nabila sempat melihat kejadian yang seharusnya tidak dirinya lihat.
👣👣👣
Glo baru saja menyelesaikan cerita panjangnya. Tetapi, Nabila masih belum bisa kembali ke alam sadar sepenuhnya. Dirinya masih melamun memikirkan kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir Glo.
Nabila masih dengan ekspresi bak orang bodoh di depan Septian dan Glo. Begitupun Septian, dirinya memasang wajah yang sangat tidak bisa di artikan.
Setetes cairan bening lolos begitu saja mengenai pipi Nabila. Bertepatan dengan itu, Nabila kembali ke alam sadarnya. Tanpa ingin membuat Septian dan Glo melihat air matanya, dirinya langsung menghapus air mata itu dengan kasar.
Tidak bil, tidak! Lo ngga boleh berubah jadi cewe cengeng kaya gini. Lo harus kuat!
Nabila berusaha menguatkan dirinya sendiri dengan senyuman palsu yang bertengger manis di bibirnya. Tak akan ada satupun orang yang menyadari bahwa mata Nabila sedang berbicara. Mengatakan dirinya terluka, amat sangat terluka.
Dengan keberanian penuh, Nabila melihat ke samping. Memperhatikan Septian yang sejak tadi masih menatap ke arah Glo dengan tatapan terluka sama dengan dirinya.
Nabila tahu diri, tahu sekali bahwa dirinya tidak pantas berada di antara kedua orang ini, lebih tepatnya berada di antara hidup Septian. Tanpa ingin Septian kembali sadar, Nabila segera berjalan sambil tertatih tatih.
Dirinya sangat berharap bahwa Septian akan menahan tangannya dan mengatakan bahwa wanita yang sedang di cintainya kali ini adalah dirinya, Nabila. Bukan Glo.
Nabila sengaja memelankan langkah kakinya. Dirinya hanya ingin melihat bagaiman reaksi Septian. Tapi, semakin jauh Nabila melangkah semakin tipis juga harapan dirinya akan Septian yang menahan tangannya dam juga memeluknya seperti yang selalu lelaki itu lakukan kepadanya. Dulu
Merasa tidak ada tanda tanda apapun, Nabila semakin penasaran sebenernya apa yang di lakukan oleh kedua sejoli yang berada di belakangnya.
Senyuman kecil tercetak di bibir Nabila kala dirinya menemukan pohon yang menurutnya cukup untuk meliahat apa yang sedang di lakukan oleh Septian dan Glo.
Dirinya berjalan dengan perlahan sambil tertatih menuju pohon itu. Lalu, dirinya menyimpan tasnya di bawah dan mulai melihat apa yang sedang di lakukan oleh Septian dan Glo.
Bummm!!
Bagai petir di siang hari, senyum yang tadi tercetak di bibir Nabila perlahan sirna di gantikan dengan air mata yang mulai sedikit demi sedikit membasahi pipi Nabila. Entah ini adalah pilihan yang tepat atau salah. Seharusnya Nabila tidak pergi ke pohon ini sehingga dirinya tidak melihat adegan yang memang seharusnya tidak pantas untuk di lihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Teen Fiction"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...