"Cape, berhenti dulu kek. Kaki gue lagi sakit gabisa lari lari" Nabila berhenti sambil membukukkan punggung nya. Keringat bercucuran dari pelipis hidung dan dahi Nabila.
Septian berhenti, jarak nya dengan Nabila cukup jauh. Septian berada di depannya, sehingga mau tidak mau Septian membalikkan badan dan menghampiri Nabila.
"Cape ya? Sorry sorry!" Septian memegang kepala bagian belakang Nabila. Dirinya membantu Nabila berjalan menuju tempat duduk yang berada di daerah taman tersebut.
"Yok, duduk dulu" Septian membantu Nabila untuk duduk di bawah pohon beringin, Septian menatap ke kanan, ke kiri mencari pedagang minuman yang berada di daerah taman ini.
"Bil, gue mau beli minum dulu ya. Lo disini aja jangan kemana mana!"
Nabila hanya mengangguk lemas, dirinya sedari tadi terus saja batuk, sehingga membuat air matanya bercucuran bercampur dengan keringat nya.
"Sep!"
Mendengar panggilang dari Nabila, Septian yang tadinya sudah beranjak menjadi membalikkan tubuhnya lagi. Menghampiri Nabila.
"Kenapa bil? Ada yang sakit?" Nabila mengangkat kepalanya dengan perlahan, tersenyum melihat aura kekhawatiran yang terpancar dari wajah Septian.
"Gu-gue nitip tisue ya" Ucap Nabila lirih sembari sesekali terbatuk.
"Iya! Gada yang mau lo titip lagi?" Tutup Septian sebelum dirinya pergi meninggalkan Nabila. Nabila hanya menggeleng sambil tersenyum kecil.
"Yaudah" Nabila melihat punggung Septian yang semakin menjauh karena berlari.
Dirinya menatap kakinya, melihat ke sebelah nya yang kosong tidak ada siapa pun.
Nabila mengangkat kedua kakinya meskipun sakit, memindahkan nya secara perlahan ke sebelahnya sehingga membuat kakinya terlentang.
Nabila sedikit mengusap kaki sebelah kanan nya yang terlihat bengkak. Kemarin dirinya jatuh dari tangga ketika pulang jalan jalan bersama Septian. Cukup keras sehingga membuat kakinya menjadi bengkak.
Juga, Nabila tidak pernah kuat bila lari lama lama. Entah mengapa, dirinya sejak kecil sudah mengidap penyakit asma.
Tadi pagi, Septian datang ke rumahnya untuk menjemputnya. Dirinya mengatakan ingin mengajaknya lari di sekitaran taman komplek rumah Nabila, dan bodohnya Nabila mengiyakan saja karena dia berpikir bahwa dengan lari, kakinya bisa pulih kembali. Ternyata dirinya salah. Malah kakinya semakin terasa sakit.
"Nih!" Septian datang kembali sambil membawa 2 botol air mineral juga 1 buah tissue kecil, memberikannya kepada Nabila.
"Thankyou!" Nabila membuka penutup botol itu dengan sekali hentakan, lalu meneguknya dengan cepat sehingga tidak tersisa sedikit pun.
(Bukan endorse sorry)
"Kenapa sih kaki lo?" Septian duduk di bawah Nabila, dirinya membuka bungkusan tissue itu dan mengusapkannya ke dahi dan wajah Nabila yang berkeringat.
"Kenapa ga ngomong sih kalau kaki lo sakit? Bengkak gini lagi!"
Memang Septian tidak mengetahui bahwa kaki Nabila bengkak seperti ini. Karena tadi Nabila menggunakan training panjang sehingga Septian kira Nabila tidak kenapa napa.
"Cuman bengkak doang elah. Gosah lebay!" Nabila terkekeh pelan sembari menepuk bahu Septian pelan.
"Yeee. Gue kan cuman nanya doang" Septian lalu mengusap pelan kaki putih Nabila, dirinya memijat pelan kaki bagian bawahnya dengan berhati hati
"Bengkak gini! Kenapa ga ngomong aela? Kalau lo ngomong kan kita gaakan lari kaya gini" Nabila lagi lagi tersenyum melihat wajah khawatir milik Septian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Badboy
Ficção Adolescente"Jadi lo cuman jadiin gue bahan taruhan lo doang?" Berawal dari sebuah taruhan dengan teman temannya. Septian Arya mendekati Nabila anindya sebagai target taruhannya. Nabila, sekertaris kelas yang terkenal cerewet dan rajin. Apakah bisa Nabila yang...