"Sudahlah Ris, anakmu benar. Tidak perlu kamu marah seperti itu," suara Nenek melunak menenangkan Ayah yang murka kepadaku.
Aku masih diam dan belum meminta maaf pada Nenek. Mataku masih menatap Gerald yang menatapku dengan sedih. Lihat, Geraldku bersedih karena Nenek.
"Eyang, maafkan Diandra. Tapi Eyang sudah membuat Gerald sedih karena kata-kata Eyang tadi. Diandra tidak mau melibatkan masa lalu siapapun dalam pernikahan Diandra nanti," aku menitikkan air mata saat mengungkapkan emosiku pada Nenek.
Awalnya ku kira Nenek akan marah besar melihatku membela Gerald. Namun ternyata Nenek justru bertutur lembut kepadaku.
"Darimana kamu tahu kisah itu, Diandra?"
Dengan sisa air mata yang mengalir aku menjawab, "diberitahu Opa Darmawan."
"Lihat Ris, Al, anakmu sudah sangat dewasa saat ini. Aku kagum dengannya," kata Nenek sambil tersenyum pada orang tuaku.
"Tapi Eyang menyakiti Gerald tadi," aku masih merengut kesal.
"Baiklah, Eyang akan minta maaf pada calon suamimu itu. Bagaimana Geraldy, kamu mau memaafkan Eyang?"
Gerald yang mendengarnya langsung kikuk tak tahu harus bagaimana. Ia pasti merasa sangat sungkan sekarang. Samar ia mengangguk pada nenekku.
"Padahal aku menyembunyikan kisah ini puluhan tahun dari anak-anakku dan sekarang cucuku yang paling muda mengetahuinya lebih dulu. Pintar kamu," katanya sambil mengelus rambutku.
"Apa yang Ibu sembunyikan dari kami?" Kata ayahku tak sabar.
"Dulu aku dijodohkan dengan Mas Reksa saat usiaku baru 19 tahun dan dia 22 tahun. Aku sangat bahagia ketika mengetahui calon suamiku adalah pria yang gagah dan tampan. Dari pertama melihatnya aku sudah langsung suka. Tapi ternyata dia mencintai wanita lain yang bernama Irina.
"Aku tahu akan salah bagiku jika aku menerima perjodohan ini karena akan menyakiti hati Mas Reksa dan juga Irina. Tapi kami tidak bisa melawan kehendak orang tua, kami segera dinikahkan apalagi mengingat Irina yang berbeda keyakinan dengan Mas Reksa.
"Tapi ternyata pernikahan tidak membuat Mas Reksa berubah. Hatinya tetap mencintai Irina meski bibirnya mengatakan ia akan belajar menerimaku. Aku merasa tersiksa hidup dalam pernikahan yang tidak dilandasi cinta. Setahun kemudian aku melahirkan Hardi tak lama setelah ada berita pernikahan Irina dan Darmawan. Beruntungnya Mas Reksa mulai menerimaku karena hadir anak diantara kami."
Nenekku yang sudah tua itu bercerita dengan memandang nanar ayah dan ibuku. Aku tahu cerita ini tapi tidak dari sudut pandang nenekku.
"Tepat dua tahun kemudian setelah Hardi lahir, kebahagiaan kami bertambah saat kamu datang ke dunia ini, Ris." Katanya sambil menatap lurus ke ayahku.
"Perlahan sikap Mas Reksa berubah. Ia mulai mencintai dan menyayangiku serta anak-anaknya. Setelah aku merasakan sakit tidak dicintai, terasa angin segar berembus dalam keluarga kami.
"19 tahun berjalan dengan baik. Aku melihat Hardi dan Haris tumbuh dengan sehat dan baik. Mereka pergi kuliah meninggalkanku berdua lagi dengan Mas Reksa. Suasana rumah menjadi sepi dan membuat kami mengupayakan kehadiran seorang anak lagi diantara kami.
"Aku mengandung Hendra saat hari itu tiba. Saat datang berita bahwa Irina meninggal karena sakit yang di deritanya. Aku juga bersedih mendengar kabar itu tapi Mas Reksa lebih hancur lagi perasaannya. Ia berangkat ke Jakarta meninggalkanku yang sedang mengandung sendirian di rumah. Empat hari kemudian ia kembali dan matanya selalu menyimpan duka yang mendalam.
"Hari-hari dalam hidup kami tak lagi sama setelahnya. Mas Reksa tetap bekerja seperti biasa, bercengkerama dengan anak-anaknya dan memberi perhatian padaku. Tapi tetap saja rasanya beda. Kepergian Irina membuatnya tak pernah tertawa dengan lepas lagi. Kepergian Irina meninggalkan luka yang besar dalam dirinya. Hingga akhirnya bertahun-tahun kemudian saat Hendra baru menginjak bangku SMP, dia meninggal. Dalam pesan terakhirnya ia meminta maaf padaku dan mengatakan kalau ia selalu mencintaiku meski tak bisa menunjukkan selama hidupnya. Aku melepas kepergiannya dengan air mata derita sekaligus menyimpan kelegaan karena akhirnya Mas Reksa akan menyusul Irina ke alamnya. Setidaknya mereka bisa bersama meski tidak lagi ada di dunia ini. Kalian, anak dan cucuku, aku menyimpan cerita ini rapat-rapat agar tak menjadi beban dalam hidup kalian. Agar tak ada yang merasakan hal sama seperti aku dan suamiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guard
Fiksi RemajaMengenalnya, seperti menaiki rollercoaster dengan sabuk pengaman yang dilonggarkan. Mendebarkan sekaligus menyenangkan. #465 teenlit on May 2018 Enjoy reading and don't forget to vote?