Part 32 (Oh, damn!)

50.7K 2.3K 54
                                    

Happy Reading!

Key dan ketiga sahabatnya telah bersiap untuk mulai menjalankan rencananya malam ini.

Key dan ketiga sahabatnya memakai baju serba hitam, tak lupa mereka berempat membagi tugas. Key yang bertugas membawa beberapa kamera cctv, Steff yang membawa kunci cadangan sekolah, Rey membawa senter, dan Cia yang tugasnya mengawasi keadaan sekitar.

"Gais, udah pada siap belum?" tanya Key kepada ketiga sahabatnya.

"Udah!" balas ketiga sahabatnya serempak, Key pun tersenyum tipis.

Mereka berempat menuruni anak tangga, kemudian mulai berjalan menuju ruang tamu. Di sana sudah ada Adriel dkk.

"Bang, udah pada siap?" tanya Key kepada Adriel yang sedang memainkan ponselnya.

Adriel pun mendongak menatap Key, lalu tersenyum.

"Udah dong, dari tadi kita udah siap, tinggal nunggu lo sama yang lain." Jawab Adriel membuat Key menganggukan kepalanya.

"Oke, karena semuanya udah pada siap, yuk kita berangkat! Udah jam duabelas pas nih." Ucap Key lantang membuat yang lain mengangguk patuh.

Setelah itu mereka berjalan keluar rumah, menuju mobil masing-masing.

Key dkk yang menggunakan mobil Fortuner milik Rey, dengan Rey yang mengendarai mobil miliknya.

Sedangkan Adriel dkk, mereka menggunakan mobil milik Daniel, namun bukan Daniel lah yang mengendarai, melainkan Alvaro yang mengendarai. Emang dasar Kudaniel, mageran.

Mobil yang mereka tumpangi mulai melesat menuju Internasional Grey's High School.

***

Hanya memerlukan waktu dua puluh lima menit, mereka telah sampai di gerbang belakang sekolah.

Kemudian mereka turun dari mobil dan mulai berdiskusi.

"Bang, kok kita turun di gerbang belakang? Kenapa gak turun lewat gerbang depan aja?" tanya Key menatap Adriel bingung.

Adriel menghela nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan Key.

"Yakali kita lewat gerbang depan, yang ada kita di tanya-tanyain sama si security kampret itu!" balas Adriel kesal.

"Kok gitu? Kan Key pemilik sekolahannya, tetep di tanya-tanyain gitu? Key pecat aja kalo gitu!" ucap Key yang ingin berjalan menuju gerbang depan, namun Adriel segera menarik lengan Key.

"Heh, jangan bandel! Udah ayo mending kita lewat sini, gak bakal ada yang curiga. Cepetan, keburu tuh security keliling sekolah!" ucap Adriel tegas membuat key mencebik, lalu Key pun berjalan menuju ke arah sahabatnya yang sedang berbincang.

"Come on guys, kita mulai rencananya sekarang!" ucap Key tersenyum lebar membuat ketiga sahabatnya ikut tersenyum.

"Ayo!" balas ketiga sahabatnya serempak.

Key dkk dan Adriel dkk mulai berjalan memasuki gerbang belakang sekolah, dengan menggunakan kunci cadangan yang dibawa oleh Steff.

Mereka mulai berjalan dengan cara mengendap-endap, agar tak ada yang mendengar langkah mereka.

"Cepet Steff buka pintunya." Ucap Key berbisik.

"Iya sabar." Balas Steff dengan nada berbisik juga.

Setelah pintu ruangan kepala sekolah terbuka, Adriel mulai angkat bicara.

"Eh sini dulu, gue mau bagi-bagi tugas." Ucap Adriel membuat yang lainnya terdiam menatapnya.

"Tugas apaan?" tanya Daniel yang sedari tadi hanya diam.

"Gini, yang masuk ke dalam ruangan kepsek itu gue, Key, Daniel, Steff, sama Cia. Yang jaga depan ruangan, Alvaro, sama Rey." Ucap Adriel yang langsung saja disetujui oleh mereka semua.

"Woy cepetan! Pintunya udah kebuka nih." Ucap Steff membuat Key, Cia, Adriel, dan Daniel menganggukkan kepalanya lalu memasuki ruangan kepala sekolah. Mereka pun mulai menjalankan rencana mereka.

"Bang, nih cctv nya. Tolong pasangin di sudut kanan, Bang Niel pasangin di sudut kiri. Gue sama Steff pasangin di sudut kanan kiri bagian belakang." Ucap Key yang mulai memberi intruksi.

Adriel dan Daniel pun mulai mengangguk paham.

Mereka mulai memasangkan keempat cctv yang dibawa oleh Key.

Rey dan Alvaro sedang berjaga di depan, tiba-tiba saja suasana mencekam menyelimuti mereka berdua.

Suara derap langkah kaki membuat Rey dan Alvaro menoleh dan menatap satu sama lain.

"Bang, gimana nih? Kita ngumpet di mana?" tanya Rey panik. Alvaro pun mulai berpikir.

"Kita ngumpet di gudang aja!" ucap Alvaro, membuat Rey dengan cepat menganggukan kepalanya setuju.

Mereka pun mulai berjalan cepat menuju gudang, tak lupa pintu ruangan kepala sekolah mereka tutup sebelum mereka beranjak.

Saat sudah sampai di gudang, dengan panik Rey mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Cia.

"Hallo." Ucap Cia dari seberang sana.

"Cia, bilangin ke yang lain, ada security yang lagi jalan ke arah ruangan kepala sekolah! Cepet ngumpet!" perintah Rey.

"Oke oke!" balas Cia, sambungan telepon pun diputus secara sepihak.

Rey melihat dari cela pintu gudang, security tersebut telah membuka pintu ruangan kepala sekolah. Rey mulai memejamkan matanya, berharap sahabat-sahabatnya tidak ketahuan.

Lalu ia membuka matanya dan bernafas lega saat security tersebut melewati pintu ruangan kepala sekolah.

Namun ia kembali menahan nafasnya saat security tersebut mulai berjalan ke arah gudang yang menjadi tempat persembunyiannya.

"Bang, gawat! Security nya mau ke sini! Gimana nih Bang?" tanya Rey kepada Alvaro.

"Ayo kita ngumpet di belakang pintu." Ajak Alvaro cepat, Rey pun mulai berjalan mengikuti Alvaro, namun saat ia tengah berjalan, kakinya tidak sengaja menendang sesuatu.

Ia pun merutuki kebodohan dirinya.

"Siapa itu?!"


-TBC-

Damn! Rey ceroboh sekali!

Come on gais next ke part berikutnya!




Salam,
Ransyifa

Fake Nerd [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang