Part 39 (Pencerahan)

49.2K 2K 12
                                    

Kini Key dkk sedang berada di kantin bersama Adriel dkk.


"Huft, minggu depan kita udah mulai UN, udah mau lulus aja." Ucap Adriel yang saat ini sedang mengaduk-aduk minuman nya.

"Gak kerasa minggu depan udah UN, ko gue jadi gak rela ya cepet lulus." Balas Daniel melakukan hal yang sama dengan Adriel.

Suasana di antara Adriel dkk dan Key dkk sangat sunyi, tidak ada canda tawa yang di lontarkan oleh Adriel dkk.

"Udah lah Bang, jangan pada galau. Bukannya malah seneng ya kalian bentar lagi lulus?" tanya Key menatap Adriel dkk dengan bingung.

"Kalo udah lulus pasti kita semua sibuk sama urusan kita masing-masing, Key." Balas Daniel membuat yang lain mengangguk setuju.

"Huft, iya juga sih. Kita-kita juga mau ujian kenaikan kelas, pasti kalau udah kelas 12, kelas kita di pisah. Ah gue gamau pisah." Ucap Key sedih.

"Badmood nih gue jadinya." Balas Rey.

"Sama nih, Cia juga jadi badmood." Ucap Cia sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

"Ih kamu jangan ikutan badmood, dong. Masa pacarnya badmood kamu juga ikutan. Nanti yang hibur aku siapa?" ucap Daniel kepada Cia membuat yang lain merinding mendengar ucapannya.

"Ewh, couple yang menjijikan." Cibir Steff membuat Daniel menatapnya sinis.

"Udah lah, dari pada kita pusing mikirin masalah ujian, gimana kalau pulang sekolah kita jalan-jalan? Kemana kek." Saran Adriel membuat yang lain langsung bersemangat membahas topik yang Adriel buat.

"Boleh! Tapi mau jalan kemana?" tanya Key bingung.

"Ke Ancol aja." Saran Alvaro, semuanya pun menatap Alvaro sambil tersenyum.

"Boleh, pulang sekolah deal ya kesana?" tanya Rey kepada yang lain.

"But, wait." Ucap Key tiba-tiba, membuat yang lain menatapnya bingung.

"Ada apa?" tanya Adriel.

"Karena kemarin ada dua orang yang baru jadian, gimana kita ke Ancol tapi mereka yang bayarin?" saran Key tersenyum penuh arti, sementara Alvaro, Rey, Daniel dan Cia menatapnya horor.

"Setuju!" ucap Nathaniel sambil menjentikkan jarinya.

"Ah adek gue emang pinter!" ucap Adriel mengusap puncak kepala Key membuat Key tersenyum puas.

"Sialan lo, Key!" geram Rey membuat Key menyengir.

Teett

Bel telah berdering, menandakan istirahat telah usai.

"Yaudah, kita balik ke kelas dulu ya Bang." Pamit Key kepada Adriel dkk.

"Hati-hati ya kalian!" ucap Adriel dkk kepada Key dkk.

"Siap, Bang!" balas Key dkk.

Key dan Keo sedang asik bercanda di koridor, begitu pun dengan Rey, Steff, Cia dan Lian yang asik mengobrol satu sama lain.

Saat mereka sedang asik mengobrol dan bercanda di koridor menuju ke kelas, mereka bertemu dengan Sarah dkk.

"Permisi." Ucap Sarah dkk berjalan melewati Key dkk sembari menundukan kepalanya.

Key menatap ke arah Sarah dkk dengan tatapan aneh.

"Hey kalian!" seru Key memanggil Sarah dkk.

Sarah dkk pun terdiam di tempatnya sambil memegangi rok nya dengan tangan yang gemetar.

Key yang melihat tidak ada pergerakan sama sekali, langsung menghampiri Sarah dkk.

Saat Sarah dkk melihat Key menghampirinya, ia pun langsung terduduk lemas.

"Ehh, kalian kenapa?" tanya Key sedikit panik karena saat ia mendekati Sarah dkk, mereka langsung terduduk.

"M... Maafin kita Key, k... Kita gak akan macem-macem lagi, m... Maafin kita, plis jangan hukum kita." Ucap Sarah meracau, membuat Key menjadi tidak tega.

"Kalian kenapa sih? Gue cuma mau ngobrol sebentar sama kalian kok." Balas Key kepada Sarah dkk, membuat Sarah dkk mengangkat kepalanya.

Key pun memberi kode kepada Keo dan keempat sahabatnya untuk memasukki kelas terlebih dahulu, Keo dan keempat sahabatnya pun mengangguk mengerti dan langsung memasukki kelas.

Key pun membawa Sarah dkk ke sebuah taman yang berada di belakang sekolah.

"Kalian kenapa sih kalau ketemu gue kayak ngeliat setan aja? Sampai ketakutan gitu." Ucap Key membuka pembicaraan.

"Gue... Ngerasa bersalah banget sama lo karena dulu pernah bully lo, sorry banget dulu gue gatau kalau lo itu anak dari Pak Andrean." Ucap Sarah gemetar.

"Itu cuma masalalu, yang lalu biarlah berlalu, anggap aja lo gak pernah lakuin hal itu, gue udah maafin lo dari awal. Gue cuma gamau lo mandang orang dari harta nya, lo harus bisa nerima siapa pun buat jadi teman. Entah dia itu orang kaya atau miskin. Mereka juga manusia, mereka butuh teman. Bayangin deh kalau lo itu anak dari seorang pemulung, terus lo dapat beasiswa buat sekolah di sekolah elit dan lo di bully sama orang yang derajatnya lebih tinggi dibanding lo. Perasaan lo gimana?" tanya Key kepada Sarah dkk.

"Gue pasti sedih, gue pengen ngelawan tapi gabisa, mereka jauh di atas gue. Gue hanyalah seorang anak pemulung yang bisa bersekolah di sekolah elit karena beasiswa." Balas Sarah, sedangkan kedua temannya hanya terdiam seribu bahasa.

Key pun menjentikkan jarinya.

"Itulah yang dirasain orang-orang yang lo bully selama ini. Mereka sebenarnya punya niat buat bales kejahatan lo tapi mereka takut di keluarin dari sekolah, karena mereka ga punya apa-apa buat bales kejahatan lo." Balas Key membuat air mata Sarah dkk terjatuh.

"Gue harap, semoga untuk hari ini dan kedepannya, lo bisa nerima siapa pun jadi teman lo tanpa harus mandang mereka kaya atau miskin." Ucap Key yang berniat beranjak pergi, namun Sarah menahannya.

"Makasih banyak Key, lo bikin gue sadar atas kesalahan gue selama ini, makasih." Ucap Sarah yang tiba-tiba memeluk tubuh Key membuat Key tersenyum. Key pun mengelus punggung Sarah untuk menenangkan.

"Sama-sama, udah lo jangan nangis, cengeng lo ah." Ledek Key membuat Sarah tersenyum.

"Yaudah yuk balik ke kelas." Ucap Key lagi membuat Sarah dkk mengangguk, lalu mereka berempat pun berjalan menuju kelas.

-TBC-

Aww part ini sangat menyentuh, bung :'v


Sampai jumpa chapter depan!

Salam,
Ransyifa

Fake Nerd [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang