New Class

170 9 5
                                    

Di kelas yang masih bebas dari kegiatan belajar itu semua beraktivitas seperti biasa, termasuk Geng Jedar. Tampaknya siswa-siswi di kelas XI MIA 2 belum siap berbaur antara satu dengan yang lainnya. Damar melihat ke sekeliling kelas, sekedar ingin tau siapa saja teman kelas X-nya yang sekelas lagi dengannya. Damar melihat beberapa siswa di kelas itu yang pernah sekelas selama kelas X. Setelah tau akan hal itu, Damar melanjutkan obrolannya dengan geng itu.

"Tuh bro, yang di dekat jendela belakang lumayan," kata Eko sambil berbisik kepada teman-temannya. Baru saja memulai hari, topik sudah dibuka dengan hal tersebut. Dia membicarakan tentang salah seorang siswi di kelas itu yang duduk di barisan paling pojok dan tempatnya berada di belakang. Rupanya orang yang dimaksud sedang berbaur dengan temannya.

"Yang mana?"

"Itu? Yang lagi ngaca?"

"Gak, itu mah cowok anjir."

"Belakangnya ya?"

"Iya!" seru Eko semangat.

Difan pun menyahut, "hmm, lumayan sih, tapi kita gak tau sifatnya." Yang lain mengangguk setuju akan pendapat Difan.

"Ah, Damar mah udah punya, jadi gak boleh macam-macam," kata Joni yang diikuti sorakan Eko dan Difan setelahnya. Damar hanya tersenyum lebar dan akhirnya berkomentar.

"Kalo gue macam-macam nanti dia marah, lagian ngapain juga," katanya. Lalu dia teringat sesuatu, "Oh iya, doi gue di kelas mana ya?" Segera Damar mengambil ponselnya yang berada di saku celananya lalu membuka chat antara Damar dengan pacarnya di WhatsApp. Nama pacarnya di kontak ponselnya tertulis 'Rissa' dengan tanda hati di belakangnya.

Dia mengetik pesan sambil terus melihat-lihat suasana kelas barunya itu. Terlihatlah Shanti, salah satu temannya yang sekelas sejak kelas X, berjalan sendirian keluar kelas itu karena ada teman-temannya yang menghampirinya di luar. Damar yang pemandangannya terhalang teman-teman yang duduk di depannya itu pun pasrah, dia hanya berharap pacarnya ada juga di luar karena pacarnya berteman baik dengan Shanti.

Baru saja Damar ingin mengetik, Shanti memanggilnya di tengah keramaian kelas, "Damar!" Damar mengangkat kepalanya yang baru saja menunduk untuk melihat layar ponselnya. Lalu Shanti berkata lagi, "tuh ada pacar lo."

"Oh! Iya bentar."

Dengan semangat, Damar pun beranjak dari bangkunya dan berjalan keluar kelas dengan senyumannya. Hal ini membuat Joni berkomentar tanpa mengubah posisi duduknya saat ini, "pacarnya tuh."

Eko pun menyambung, "biasalah, apalah daya gue yang jomblo."

"Gue juga," timpal Difan. Lalu mereka bertiga menertawakan diri sendiri.

The Vanished SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang