"Kakak! Ada temannya tuh!" teriak ibunya dari lantai bawah mampu terdengar samar-samar di dalam kamarnya.
Damar melihat ke luar jendela kamarnya, di sana terdapat tiga sepeda yang tidak asing baginya.
'Mereka lagi,' pikirnya. Dia pun turun tangga dan mendapati ketiga temannya sudah berada di ruang tamu, "ngapain dah?"
"Mau nginep kita, udah izin sama mama lo," jawab Difan. Mereka memanfaatkan akhir pekan untuk menginap di rumah Damar. Ketiga temannya itu pun diajak ke kamarnya yang tidak begitu luas.
"Sorry, bro. Berantakan kamar gue."
"Gue kira rapi, sama aja kayak gue kalo gitu."
"Namanya juga laki, Dif. Kata ibunya mah berantakan, tapi kayaknya bagi gue itu udah rapi banget."
Semua sependapat dengan ucapan Joni, memang realita sebagian besar remaja laki-laki terhadap kamarnya seperti itu.
Mereka sibuk pada ponselnya masing-masing, karena semuanya sedang bermain game online. Sampai tengah malam tiba, mereka pun tertidur pulas. Damar dan Joni di kasur, sementara Eko dan Difan digelarkan karpet.
***
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, Damar membuka matanya perlahan dan dia pun duduk. Dia pun berhasil benar-benar keluar dari mimpinya, lalu dia terkejut.
"Loh?"
Ketiga temannya sudah tidak berada di kamarnya, namun barang-barang seperti jaket, pengisi daya, dan earphone milik mereka masih ada di sana. 'Sarapan kali ya,' pikirnya. Tanpa membuang-buang waktu, Damar pun membuka pintu kamar untuk menuju ke bawah, saat itu juga ibunya pun memanggilnya.
"Kak, bangun, Kak!"
"Kakak, ayo bangun!" ayahnya pun ikut memanggilnya.
"Iya..." Damar menjawabnya saat sudah menuruni tangga. Lalu dia pun berjalan ke ruang tamu dan...
"SURPRISE!!"
Damar tercengang melihat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Vanished Smile
Teen Fiction[COMPLETED] [#7 in smile - 17/7/18] Damar adalah seorang siswa yang periang layaknya siswa lain, dia bukanlah yang seperti orang-orang katakan, badboy atau semacamnya. Jiwa periangnya hilang saat hatinya tak pernah dihargai. Gimana ya akhirnya? Apa...