Semua pun sampai di rumah Vina, yang penampilannya tidak berbeda jauh dengan rumah-rumah yang lain, termasuk rumah Damar. Mereka pun duduk-duduk di balai halaman rumah itu. Lantai keramiknya membuat Eko ingin tidur-tiduran, diikuti Difan. Joni dan Damar bersandar di pembatas balai yang terbuat dari kayu. Eko yang tidur-tiduran pun berputar-putar, membiarkan seragam yang hanya terbuka kancingnya dan memperlihatkan kaus biru yang dipakainya itu membersihkan teras balai.
"Goblok lo, Eko!" gerutu Difan, yang pundaknya berkali-kali beradu dengan Eko.
Damar, Joni, dan Vina hanya tertawa saja.
Lia memang terbilang cukup diam karena saat di rumah Vina pun tidak banyak komentar terhadap kekonyolan Geng Jedar ini.
"Sebentar ya, gue ambilin minum dulu," Vina pun masuk ke dalam rumahnya, dan keluar membawa enam botol air mineral.
"Repot banget, Vin," kata Damar sambil membantunya meletakkan air mineral tersebut.
"Santai aja di sini mah," lalu Vina tersenyum padanya, itu membuat Damar cukup tenaga untuk melayang jauh.
Joni yang sangat mengerti Damar pun menyahut, "woelah, Damar modus!"
Kalimat itu langsung ditimpali Damar, "jidat lo melendung--"
"Woy, kata-kata gue tuh!"
"Ya udah, jidat lo meledak!"
Semua pun tertawa di sore yang indah itu, termasuk Lia.
***
Setelah cukup lelah membahas PR, mereka pun merasa lapar. Vina menawarkan makanan yang ada di rumahnya.
"Ada nasi di dalam, mau?"
"Eh jangan nasi, repot, beli di Indoapril aja."
"Oke deh, sekali-kali gue beliin," Vina mentraktir teman-temannya untuk makanan ringan yang ada di Indoapril.
"Waduh ditraktir," Eko pura-pura tidak enak.
Lagi-lagi Difan yang menyambar, "padahal seneng banget itu."
"Bentar ye," Vina mengeluarkan motornya untuk pergi ke minimarket yang sudah sangat terkenal itu. Yang sudah bertahun-tahun bersaing ketat dengan Betamart.
"Loh masa Vina yang beli? Tuan rumahnya pergi anjir," protes Eko.
"Vina, mau gue aja yang beli?" Damar menawarkan diri, yang langsung diikuti dengan sorakan teman-temannya.
"Gak apa-apa santai aja, Damar ikut aja ayo, gue gak tau selera cowok."
Damar terkejut mendengar ajakan itu, dia terpaku begitu saja, namun ketiga temannya mendorongnya agar mau ikut dengan Vina.
"Ayo Damar sana..."
"Udah sana husss!"
"Damar, dih..."
"Mau kan lo ahahaha..."
"GC, Mar, ditungguin itu!"
Akhirnya Damar pasrah dan ikut dengan Vina, tentunya Damar yang mengendarai motor itu.
NGENGGGG!! Mereka berdua pun berlalu menuju Indoapril terdekat. Damar mengambil kesempatan ini untuk mengobrol.
"Dekat sini Indoapril sebelah mana? Yang di depan itu kah?"
"Nggak, ada lagi, habis ini belok kiri aja."
Damar pun belok ke kiri, "lah iya udah kelihatan aja."
"Iya kan? Dekat banget ya?"
"Ngapain naik motor tadi mah jalan aja berdua."
"Males," kata Vina sambil tertawa.
Mereka sampai di Indoapril di komplek tempat rumah Vina berada. Mereka berdua pun memasuki minimarket itu dan langsung disapa oleh kasir, "selamat datang di Indoapril, selamat berbelanja."
Tentu saja mereka mengabaikan hal itu, Vina dan Damar langsung mencari tempat dipajangnya cemilan-cemilan yang biasa dimakan. Setelah semua dipilih dan diambil, Damar dan Vina langsung menuju kasir yang tidak antri tersebut. Kemudian mereka berdua keluar dari Indoapril, namun tidak langsung kembali karena Damar tidak kunjung menyalakan mesin.
"Nungguin apa dah?" tanya Vina yang penasaran, dia masih berdiri.
"Hmm, gue mau ngomong sama lo."
"Hah? Ngomong? Boleh nebak gak?"
"Boleh, tebak aja."
"Lo suka gue ya?"
Damar tau, hal itu akan sangat mudah ditebak, "iya, terus mau gak sama gue?" Kalimat itu dikeluarkan dengan gugup yang luar biasa.
Belum ada jawaban, Vina pun naik begitu saja ke motor, Damar tidak tau ekspresi wajah Vina saat ini.
Apakah dia tersenyum, atau hanya diam?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Vanished Smile
Teen Fiction[COMPLETED] [#7 in smile - 17/7/18] Damar adalah seorang siswa yang periang layaknya siswa lain, dia bukanlah yang seperti orang-orang katakan, badboy atau semacamnya. Jiwa periangnya hilang saat hatinya tak pernah dihargai. Gimana ya akhirnya? Apa...