Malam tahun baru pun tiba lagi, Geng Jedar dan Eli kini berkumpul di taman komplek seperti biasa, namun kali ini mereka tidak berkeliling. Kali ini pun Joni mengajak Fitrah, pacarnya yang sampai saat ini masih bertahan dengannya. Enam bulan berada di kelas XII, Fitrah sudah begitu mengenal dengan baik geng itu, begitupun dengan Eli. Malam itu pun mereka bersenda gurau dengan ceria, namun tidak untuk Damar, dia masih merasakan kehilangan yang luar biasa.
Berbagai ingatan tentang Alisha kembali bergentayangan di pikirannya.
"Kamu ikut?" tanya Damar bingung.
"Iyalah, aku mau nemenin kamu."
"Paling pas keliling ketemu cowok lain."
Eko mencampuri pembicaraan itu, "jangan gitu lo, Mar, yehhh."
"Aku gak akan kayak gitu," balas Alisha santai.
"Gak apa-apa kalo beneran mah."
"Ya udah lihat aja nanti, hehehe, ayo jalan."
Lalu ingatan saat usai berkeliling melintas dan menetap di pikirannya, ketika Damar dan Alisha duduk berdampingan di taman itu.
"Eh, kamu sering begini sama geng kamu?"
"Hmm? Gimana?"
"Sering tahun baruan di taman begini?"
"Nggak, biasanya aku cuma keliling."
"Oh... masa gitu doang?"
"Ya.. sisanya ngumpul di rumahku."
"Hmm gitu..."
Kata-kata Alisha pun terngiang pula di dalam ingatannya.
"Kamu harus belajar lihat hati, bukan orangnya. Kamu harus taruh prinsip itu di hidupmu, sayang."
Damar pun berbisik lirih kepada dirinya sendiri tanpa didengar teman-temannya, "aku harus lihat hati siapa lagi, Sha?"
Kemudian, tak terasa sudah tengah malam. Suara ledakan kembang api yang meluncur bertubi-tubi ke langit malam itu memecahkan lamunan Damar, dia pun memandangi langit yang penuh warna itu.
Damar duduk sendirian di salah satu bangku taman itu, jadi ingatannya kembali menyerang. Dia melihat dengan jelas bayangan Alisha yang duduk di sampingnya sambil berteriak kepada langit, "HAPPY NEW YEAR! WUHUUUU!!"
Setelah mengingat itu, Damar mencoba melepas kerinduannya pada Alisha dengan berteriak menirukan kata-kata Alisha, "HAPPY NEW YEAR! WUHUUUU!!"
Mereka yang mengira bahwa Damar memeriahkan suasana pun turut berseru, "WUHUUUU!!" Hanya Joni dan Eli yang sadar saat itu, dia melihat raut wajah Damar yang tidak seceria teriakannya tadi. Matanya pun berkaca-kaca, hanya Joni dan Eli yang melihatnya. Mereka pun melihat Damar mengusap matanya saat yang lain masih menikmati pemandangan langit di tahun baru itu. Damar tidak menyadari bahwa dirinya diam-diam diperhatikan oleh Joni dan Eli sejak tadi.
"Gak tega aku, Jon," kata Eli, sementara Joni hanya mengangguk.
Damar menyesal berteriak seperti tadi, dirinya masih tidak dapat melepas Alisha.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Vanished Smile
Teen Fiction[COMPLETED] [#7 in smile - 17/7/18] Damar adalah seorang siswa yang periang layaknya siswa lain, dia bukanlah yang seperti orang-orang katakan, badboy atau semacamnya. Jiwa periangnya hilang saat hatinya tak pernah dihargai. Gimana ya akhirnya? Apa...