Pemberian

85 4 0
                                    

KRINGGGG!! KRINGGGG!!

Bel pulang sekolah berbunyi, sebagian besar siswa berbondong-bondong menuju ke rumahnya masing-masing, ingin menikmati pulau kapuk yang setiap waktu mereka hinggapi. Sementara sebagian kecilnya memilih untuk tetap di sekolah selama beberapa saat, untuk yang mengerjakan tugas, ekskul yang berkumpul untuk rapat, sekedar mengobrol dengan teman-teman di kantin yang masih buka, dan mereka yang bertemu dengan gandengan masing-masing di berbagai penjuru sekolah. Iya, meskipun hal yang terakhir itu kerap kali diperkenankan untuk segera pulang jika tertangkap basah oleh guru.

Geng Jedar pun begitu, mereka masih sekolah demi menyaksikan apa yang akan dilakukan Damar hari itu.

Ya, Damar akan memberikan hadiah ulang tahun kepada Rissa.

"Mana, Mar?" tanya Joni lantaran mereka sudah menunggu Rissa cukup lama.

"Gak tau nih, masa iya pulang dia."

Tak lama, terlihatlah Rissa dan Shanti menuruni tangga.

"Noh, Mar!" kata Difan.

Damar dan ketiga temannya pun berdiri menghampiri Rissa ketika selesai turun dari tangga. Joni, Eko, dan Difan berdiri agak jauh dari tempat Damar dan Rissa berdiri, sementara Shanti berada di samping Rissa.

"Kenapa?" tanya Rissa yang penasaran.

"Sebentar," Damar segera merogoh-rogoh isi tasnya.

Melihat Damar seperti itu, Difan berkomentar, "bukannya dari tadi."

"Sibuk aja lo," kata Damar sambil terus merogoh. "Ah, ini dia!"

"Rissa, ini buat kamu. Met ulang tahun yak," Damar menyodorkan dua buah kado kepada Rissa.

"Repot banget kamu," kata Rissa yang terpana dengan yang dilakukan Damar dan dia pun menerima apa yang diberikan Damar. Lalu dia memasukkannya ke tas, "makasih ya."

"Iya, sama-sama," balas Damar.

Sementara itu, ketiga temannya yang menyaksikan itu bereaksi seperti melihat adegan romantis di film-film. Mulai dari Joni yang menggetarkan tubuhnya seperti menggigil, Eko yang melakukan selebrasi layaknya pemain bola yang mencetak gol, sampai Difan yang memotret Damar dan Rissa sambil mendesis gemas.

Shanti menyahut kepada Damar, "wedehhh, Rissa dikasih, gue kapan?"

Damar tertawa mendengar hal itu, "lo siapa, minta aja sana sama ibu lo."

Rissa yang tidak nyaman diganggu oleh teman-teman Damar pun pamit, "aku pulang ya?"

"Oke, hati-hati ya," kata Damar seraya Rissa dan Shanti berlalu.

Setelah selesai dengan kegilaannya, ketiga temannya pun merangkulnya sambil sesekali meledeknya.

"Cie, ngasih kado cieee..."

"Orang kaya ya, Mar?"

"Waduh gue gak mau kalah ah."

"Tapi gue kecewa karena lo gak kasih dia boneka."

"Masih aja dibahas gila!"

"Lo menang, Ko, lihat aja tahun depan dia kasih boneka."

"Udah woy, ada yang bahagia lo berdua debat aja kerjaannya. Iya gak, Mar?"

"Berisik lo bertiga, pulang ayo," mereka pun berjalan kaki melewati komplek di dekat sekolah seperti biasanya.

The Vanished SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang