Prolog

27.8K 672 3
                                    

Disuatu pagi yang tenang, aku terbangun mendengar sebuah keributan yang terjadi dirumahku. Aku bertanya - tanya apa yang sedang terjadi. Aku turun dari ranjangku dan perlahan berjalan menuju pintu kamarku dan membuka sedikit.

" Jadi, semua itu benar? Aku sama sekali bukan anak ayah? Aku bukan sama sekali bagian dari keluarga White?!" Ujar Kak Maxi marah besar.

" Sayang tenang dulu" Mommy berusaha menenangkan Kak Maxi yang marah besar. " Bagaimana aku bisa tenang ibu! Apa kalian mengerti perasaanku?! Bagaimana aku bisa menerima ternyata aku hanyalah anak pungut kalian?!"

" Maxi! Kami sudah menganggapmu sebagai anak kami bagaimana bisa kau berkata seperti itu?" Balas Daddy.

Kak Maxi terdiam sejenak kemudian ia menghela nafas dan mengangkut tas miliknya. " Keputusanku sudah bulat. Aku akan pergi dari rumah ini. Terimakasih ibu dan ayah untuk semuanya" kak Maxi pun melangkahkan kaki dan pergi dari rumah.

" Maxi!" Teriak mommy. Daddy yang melihat mommy sedih langsung memeluknya, " Sayang, biarkan saja. Maxi butuh waktu sendiri"

Disaat itu pun aku juga merasa sedih. Sedih bukan sebagai adik yang kehilangan kakak. Tapi sedih seperti seorang wanita yang ditinggalkan prianya.

Aku memang gila. Mencintai kakakku sendiri selama ini. 19 tahun aku hidup sebagai adiknya, hatiku tak pernah menyayanginya sebagai kakakku. Perasaan gila yang selalu membuatku tersiksa.

Seharusnya aku sedih mengetahui bahwa kak Maxi adalah bukan kakakku, tetapi entah suara hati jahatku mengatakan bahwa aku senang.

Aku mengacak - acak rambutku, " Hah! Kau gila Zoe! Apa yang kau fikirkan?!"

-------------

7 tahun kemudian.

Zoe membereskan semua koper dan perlengkapan yang akan dia bawa. Hari ini dia akan pindah dari Seattle.

" Kau yakin akan pergi?" Tanya Brandon yang tiba - tiba masuk ke kamar Zoe. " Yea. Sudah saatnya aku menjadi anak mandiri"

Brandon tersenyum dan mengacak - acak rambut Zoe, " Bagiku kau tetap saja adik kembarku yang manja"

" Kau senang bukan karena kali ini kau bisa bertemu terus dengannya setelah 7 tahun ini?"

Pertanyaan Brandon yang mampu membuat Zoe berhenti melakukan aktivitasnya, " Kau bicara apa?"

" Aku ini kakakmu. Aku tahu caramu bertingkah pada Maxi dan aku berbeda. Syukurlah dia benar - benar bukan kakak kita" ujarnya mengejek. " Brandon!!!" Zoe kesal dan memukul keras lengan kekar Brandon.

" Zoe, lebih baik kau temui mommy. Daddy sudah tidak bisa menahan dirinya menangis" ujar Jackson tiba - tiba masuk.

Zoe segera menemui Kate yang kini termenung di kamarnya. Melihat ibunya menangis Zoe langsung memeluk ibunya, " Ibu, aku janji akan terus memberimu kabar dan mengunjungimu"

" Tapi kau pergi terlalu jauh. Indonesia terlalu jauh dari Seattle"

" Sayang kau tidak perlu khawatir, aku sudah menyiapkan orang - orang disana untuk menjaga Zoe, dia juga akan dijaga oleh Maxi kakaknya. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan" ujar Jackson mencoba menenangkan.

Akhirnya Kate bisa tenang dan bisa mengikhlaskan Zoe pergi ke Indonesia.

" Zoe" panggil Jackson sebelum putri kesayangannya memasuki ruang keberangkatan, " Ya dad?"

" Jika kau sedih. Dan ingin pulang. Pulanglah nak. Mom dan Dad menunggumu disini"

Mendengar itu Zoe memeluk ayahnya. " Pasti Daddy!"

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang