Part 38

5K 243 14
                                    

Beberapa hari sudah Maxi selalu mengawasi putranya. Ia selalu databg ke sekolah untuk memastikan putra semata wayangnya baik - baik saja. Bukan tanpa alasan ia melakukan ini. Semua bayangan rencana Christopher benar - benar membuatnya paranoid. Hingga ia tidak bisa meninggalkan putranya begitu saja.

Jam kepulangan Cassian pun tiba. Bel telah berdering. Anak kecil tampan itu melangkahkan kakinya keluar. Betapa senangnya Maxi melihat putranya itu.

Maxi masih mengawasi putranya yang terlihat sedang kebingungan mencari seseorang. Zoe maupun Billy juga masih belum terlihat membuat anak itu kebingungan sendiri melihat teman - temannya sudah bersama orang tua masing - masing.

Seorang Pria tiba - tiba mendekati Cassian, membuat Maxi yang melihatnya curiga. Ia baru pertama kali melihat pria itu. Perasaab tidak enak mulai menyelimutinya saat pria itu berlutut dan mensejajarkan dirinya untuk berbicara pada bocah polos itu.

Maxi tidak diam. Ia nekat mendekati putranya dan menyapa Cassian. Cassian mengalikan pandangannua kepada Maxi dan tersenyum sumringah. Ia langsung memeluk Maxi tatkala ia mendekat. " Uncle Hilo!" Teriaknya.

Maxi memeluk anak itu dan memberikan kecupan singkat, " How are you buddy?"

" Im fine! I miss you!" Ucapnya lagi.

" Do you know this guy?" Tanya Maxi langsung sambil melirik pria yang menatap mereka bingung.

Cassian menggeleng membuat Maxi kembali menatap pria itu dengan tajam. " Who are you?" Tanya Maxi mengintrogasi.

" I should ask you. Who are you sir?" Tanya pria itu balik. " Im his father."

" Who send you?" Tanya Maxi lagi.

" Oh sorry sir. I think i was wrong." Tanpa banyak kata pria itu mundur dan pergi dari hadapan Maxi.

Maxi hanya diam menatap pria yang perlahan - lahan pergi dari pandangannya. Sesuatu yang tidak beres terjadi. Bila ia tidak ada disitu mungkin pria itu sudah membawa Cassian pergi.

" Uncle hilo?" Panggil Cassian membuat lamunannya terpecah. " Yes?"

" Kenapa uncle hilo bilang uncle daddyku? Kan Cassian udah punya daddy"

Pertanyaan polos yang membuat hati Maxi teriris. Maxi hanya tersenyum menatap anak kecil itu. " Oh maaf.. Cassian tidak suka ya?"

Cassian menggeleng cepat, " Sian cuka. Sian mau Uncle jadi daddynya Sian. Tapi nanti sian punya 2 daddy"

Maxi tertawa lembut mendengar anaknya berbicara dengan aktif " Bukankah 2 daddies akan lebih menyenangkan?"

" Baiklah. Apakah Sian mau makan?"

Cassian mengangguk cepat, " Mau! Sian mau sandwich and ice cream!"

Maxi kembali tertohok mendengar putranya yang meminta makanan favouritnya juga. Mungkin ini adalah hari terbaik untuknya, karena sudah sekian lama Maxi tidak bisa mendkati putranya. Tetapi hari ini bahkan mereka bisa makan siang bersama.

Hingga beberapa jam berlalu dan malam sudah menemani hari itu. Zoe tak henti - hentinya menangis saat mendengar putranya tidak ada disekolah.

" Kenapa aku bodoh sekali tidak menjemputnya hikss..hikss..hikss" gerutunya sambil menangis.

" Sayang.. kita pasti akan menemukan Cassian. Kau tidak perlu khawatir" ujar Billy menenangkan.

" Seharusnya tadi aku tidak perlu beristirahat.. hiksshuksshikks"

" Zoe... kau harus istirahat. Kau tengah mengandung anakku. Itu yang lebih utama"

Mendengar itu Zoe langsung menatap Billy marah, " Maksudmu Cassian tidak penting?"

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang