Part 20

4.9K 160 22
                                    

" Masa lalu yang terbongkar"

Maxi masih berkutik dengan komputernya dan memantau pergerakan saham dunia.

* tok tok*

Tak lama Stevani masuk dan membawakan secangkir kopi untuk Maxi. " Ini aku bawakan kopi untukmu. Kau terlihat sangat kacau. Jadi aku bawakan ini. Berhubung kau selalu minum kopi saat kau frustasi" ujarnya sambil tersenyum

Melihat Stevani berdiri dihadapannya dan memberikan secangkir kopi untuknya membuat dirinya benar - benar teralihkan. Entah setan di hatinya benar - benar membujuknya untuk mengatakan dirinya merindukan wanita ini.

" Max.. aku berharap kita masih bisa memperbaiki hubungan kita..." ujar Stevani tiba - tiba.

" Aku tidak bisa Stev.."

* tok tok *

Mata Maxi dan Stevani tertuju pada pintu ruangan itu, dan ternyata Zoe sudah datang membawa beberapa kotak makanan.

Senyuman Zoe hanya dibalas tatapan datar mereka berdua.

" Zoe.. apa yang kau lakukan disini?" Tanya Maxi gugup.

" Aku mau minta maaf soal tadi malam. Jadi aku bawakan makanan untuk mu" ujarnya dengan nada semangat.

" Max? Siapa ini?" Tanya Stevani melihat Zoe. Tatapan bingung Stevani akhirnya dibalas ramah oleh Zoe, " Oh kenalkan, aku Zoe, aku istri dari Maxi" ujar Zoe dengan sumringah.

Kedua mata indah Stevani mulai berkaca - kaca. Kakinya melemas tak menyangka bahwa kini Maxi... sudah menikah.

Dibalik kekecewaannya Stevani berusaha tersenyum dan menjangkau tangan Zoe. " Aku Stevani. Sekretaris baru Pak Maxi" katanya sambil menatap Maxi.

" Oh, dirimu yang menggantikan Natasha? Wah dia benar - benar pintar mencari Sekretaris" puji Zoe.

" Saya permisi" tanpa banyak kata, Stevani langsung berlari keluar dari ruangan Maxi. Disisi lain Maxi terdiam melihat Stevani yang terlihay begitu kecewa.

" Kau makanlah duluan. Ada yang harus ku selesaikan" ujar Maxi yang langsung mengikuti langkah Stevani sedangkan Zoe hanya menatap Maxi bingung. " Maxi kenapa ya?" Batinnya.

Maxi mencoba mencari keberadaan Stevani ia bertanya pada seluruh karyawannya dan akhirnya dia menemukannya. Di lorong menuju toilet kantor.

Maxi melihat Stevani yang sedang menangis kencang melunturkan seluruh make up yang menghiasinya. " Stev..." panggil Maxi.

Stevani diam dan tak menjawab.

" Aku sudah menikah. Itu keyataannya" ujar Maxi lagi.

" Aku... aku... fikir... kau akan menungguku Max" ucap Stevani kali ini.

" Maksudmu?... menunggumu? Apa maksdumu? Bukankah kau yang meninggalkanku? 2 tahun lalu? Apa kau ingat?"

* flashback *
2 tahun lalu...

Maxi masih terbaring diatas tempat tidur milik Stevani dan hanya ditutupi selimut. Stevani menatap dalam pria yang ada disampingnya itu, dan kini ia juga hanya mengenakan selimut setelah pergulatan mereka semalam.

Ia membelai lembut wajah Maxi dan perlahan dirinya mengeluarkan air mata. " Aku minta maaf Max, aku harus pergi" ujarnya sambil mengecup kening Maxi.

Stevani segera mengenakan pakaiannya dan pergi dengan koper yang sudah ia packing. Dengan berat hati, ia harus meninggalkan pria ini.

Seorang wanita telah menunggunya di loby apartemen. Ya wanita itu tampak tidak asing karena dia adalah Julie.

Ia memberikan selembar cek untuk Stevani yang berisikan uang sejumlah 1 milyar. " Ini. Karena kau sudah meninggalkan putraku, kau bisa mengambil ini. Gunakan ini untuk membantu ibumu yang sakit itu"

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang