Maxi berjalan sempoyongan memasuki kediamannya. Stevani membantu memapah Maxi dalam setiap langkahnya.
Julie yang melihat putranya babak belur langsung menghampiri dan menatap khawatir putra kesayangannya itu. " Ada apa ini? Mengapa Maxi babak belur seperti ini?"
" Semua ini karena Zoe. Ayahnya dan kakaknya yang melakukan ini tante" provokasi Stevani.
Julie langsung berdecak, " Keluarga kurang ajar! Beraninya mereka melakukan semua ini pada putraku"
Maxi langsung menghentikan pemikiran negatif kedua wanita itu. " Cukup ini bukan salah Zoe" ujarnya.
" Berhenti menyalahkan Zoe. Aku yang salah. Aku yang berselingkuh. Aku mengkhianatinya. Jangan berbicara buruk tentang dia" lanjutnya.
" Tapi Max! Mungkin mereka bisa membunuhmu jika..."
" Cukup! Kau tidak mengerti mereka. Semua itu mereka lakukan karena mereka sangat menyayangi Zoe! Seharusnya kita yang malu! Bukan dia!"
Kali ini Maxi mulai terpancing emosinya. Ia semakin tidak suka ketika Zoe dibicarakan seperti itu.
" Aku lelah. Aku ingin istirahat dikamar" ujarnya kembali dingin. Ia melangkah pergi meninggalkan Julie dan Stevani.
*cekrek*
Dikuncinya pintu kamar itu. Maxi langsung merebahkan badannya diatas kasur king size yang biasa ia tiduri bersama Zoe.
Harum tubuh wanita itu kini masih menempel pada seprei itu. Maxi mengambil sebuah bantal yang memiliki aroma tubuh Zoe yang paling kuat.
Ia mencoba menghirupnya dan semua kenangannya bersama Zoe selama mereka menikah kini terputar kembali di kepalanya.
Maxi melemparkan bantal itu dan mengacak rambutnya frustasi.
Kejadian 3 hari yang lalu sebenarnya bukanlah yang diinginkannya selama ini. Ya Maxi ingin melepaskan Zoe tetapi bukan dengan cara itu.
Ia bahkan tidak mengerti bagaimana ia bisa tidur tanpa sehelai benangpun bersama Stevani diatas ranjangnya bersama Zoe.
Maxi memang brengsek. Tetapi yang tak pernah melakukan hal itu dirumahnya. Bahkan selama Zoe dirumah sakit, tak sedikitpun terlintas dipikirannya untuk bersenang - senang bersama Stevani.
Setiap hari, dirinya hanya pergi ke kantor dan kerumah sakit mengecek keadaan Zoe dari kejauhan.
Tetapi pikiran itu langsung pergi tatkala dirinya mulai menyadari bahwa kini ia mulai merindukan Zoe.
☆☆☆
2 bulan kemudian...
Maxi masih termenung memperhatikan padatnya lalu lintas ibu kota. Tak satupun pekerjaan lakukan.
Semenjak perceraiannya bersama Zoe. Maxi bagaikan manusia yang hanya hidup untuk bekerja dan pergi ke bar. Merasa separuh hidupnya pergi bersama Zoe.
" Sayang apa yang sedang kau fikirkan?" Peluk Stevani dari belakang memecah lamunannya.
" Tidak ada" jawab Maxi singkat.
Stevani melepaskan pelukannya dan membuat Maxi berbalik menatapnya sambil tersenyum. " Aku sudah bawakan makan siang untukmu.. kau harus makan ya"
Stevani beralih mengambil sebuah kotak makan dan langsung disodorkannya dihadapan Maxi.
" Tara! Sandwhich kesukaanmu!"
Maxi seketika terdiam menatap 2 potong sandwhich itu. Alih senang mendapatkan makan siang dari kekasihnya, dirinya malah terbayang wajah cantik Zoe yang tersenyum padanya saat membuat sandwhich bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Brother
RomanceZoe White putri kesayangan Jackson dan Kate White kini menjadi seorang gadis yang cantik dan di kagumi banyak pria. Namun siapa sangka hatinya memilih Maxi, pria yang selama ini menjadi kakaknya. Hal yang dikatakan mustahil pun terjadi, Zoe dan Maxi...