Part 17

4.1K 127 5
                                    

Pertengkaran pertama

3 weeks latter.

" Halo dad?" Sapa Zoe dari telfon.

" Zoe.. how are you?" Jawab Jackson dari sebrang sana. " Kau sudah lama tidak menghubungi daddy. Apa kau baik - baik saja?"

" Maaf dad, banyak yang harus aku kerjakan disini. Tapi tetap saja aku merindukanmu"

" i miss you too my girl"

Mendengar suara putrinya yang lesu membuat Jackson sedikit khawatie. " Zoe. Are you okay? Kenapa suaramu lemas sekali?"

" Entahlah dad. Aku sedikit tidak enak badan akhir - akhir ini. Tapi aku baik - baik saja." Jawab Zoe mencoba menenangkan ayahnya.

" Apa Maxi mengurusmu dengan baik?" Tanyanya lagi. " he em. Tentu. Dia benar - benar menjagaku disini"

" Baguslah. Zoe jangan takut. Jika kau butuh daddy, bilang saja. Daddy akan selalu ada untukmu kapanpun kau butuhkan."

Zoe lantas tersenyum, betapa romantis ayahnya kepadanya, " Pasti dad. I love you"

" Dad.. sebenarnya aku butuh bantuanmu.."

" Apa itu Zoe? Katakan saja?"

☆☆☆

Maxi masih berkutik dengan berkas - berkas yang harus ia pelajari dan kuasai untuk kembali mengkat perusahaannya.

Kini perusahaan Maxi benar - benar berada diujung tanduk. Kebangkrutan mulai nyata dihadapannya. Ia mengacak rambutnya merasakan frustasi yang semakin mencekiknya.

Apa yang akan keluarga Zoe katakan jika dirinya bangkrut?

Apa yang harus ia katakan pada Jackson dan brandon?

Seketika dirinya benar - benar merasa tidak berguna.

*seuara ketukan pintu*

"Masuk!"

Seorang sekretaris Maxi memasuki ruangan, " Pak, mertua anda ingin bertemu dengan anda saat ini"

Maxi menatap sekretarisnya dengan tatapan kaget, " Ayahku disini? Jackson?" Tanyanya lagi.

Sang sekretaris mengangguk.

" Apa kau kaget melihatku?" Suara berat seorang pria berumur 50 tahun hadir. Maxi semakin kaget melihat Jackson datang bersama asisten prianya.

" Kau terlalu lama berdiskusi dengan asistenmu. Apa kau benar - benat tak mengijinkanku masuk?" Tanya Jackson lagi.

Maxi menghela nafas dan mencoba menenangkan pikirannya saat ini. " Aku minya maaf ayah. Silahkan duduk" ujarnya.

Jackson duduk di sebuah sofa ruangan ruangan itu bersama Maxi.
 
" How are you ayah?" Tanya Maxi dengan nada gugup.

Jackson duduk menyilangkan kakinya, " I'm fine" jawabnya singkat.

" Kapan kau sampai di Jakarta? Apa kau sudah bertemu dengan Zoe?" Tanya Maxi lagi.

" Well, aku baru saja sampai tapi sayangnya aku harus pergi lagi setelah ini ke Singapura. Jadi aku belum sempat bertemu Zoe. Putriku"

Jackson menghela nafas, " Tentunya aku datang kesini disela kesibukanku dengan tujuan tertentu"

" Apa itu ayah?"

" Aku dengar kau sedang terancam bangkrut bukan?" Kali ini pertanyaan Jackson mampu membuat Maxi berkeringan dan sering menelan  air liurnya.

Robert, sekretaris Jackson mengeluarkan sebuah map setelah Jackson meminta untuk mengeluarkan map itu. Lantas dengan tangan Jackson sendiri, ia memberikannya pada Maxi.

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang