2 bulan kemudian...
Zoe turun dari mobil audi hitam miliknya dan membantu Cassian keluar dari mobil. Ia mengusap rambut putranya itu dan tersenyum lebar menatapnya.
" Jangan lupa habiskan bekalmu dan temui mommy disini setelah pulang ya?"
Anak itu mengangguk dengan bahagia tetapi matanya kini malah beralih pada sudut lain diantara tembok bangunan sekolahnya. " Uncle hilo?" Ucapnya perlahan.
Zoe mengerutkan alis dan melihat kearah dimana Cassian menunjuk nama itu. Tak satupun orang yang ia lihat. " Dimana uncle hilo nak?"
" He was there! I saw him mommy! I swear!"
Zoe menghela nafas. Tidak mungkin Maxi disini. Jika pun iya untuk apa ia berada disini?
Zoe kembali menatap putranya itu, " Cassian.. it's time to go to class.. see you later sayang"
Ia mengecup kening Cassian dan membiarkannya dibawa masuk kekelas bersama seorang guru.
Setelah memastikan Cassian masuk, Zoe melangkah mendekati tempat dimana Cassian menunjuk "uncle hilo"
Hatinya semakin resah. Rasanya ia benar - benar tak ingin melihat Maxi berada disini meskipun hati kecilnya berkata lain.
Semakin ia mendekat semakin ia merasa gugup.
Hingga akhirnya dia tak menemukan siapapun disitu. Zoe bernafas lega,setidaknya Maxi benar - benar tidak ada disini. " Mungkin anakku sedang merindukannya" batin Zoe.
Zoe akhirnya kembali ke mobil dan beralih dari sekolah Cassian.
Seperti hari - hari lainnya, setelah mengantar Cassian, Zoe kembali kerumah dan menjalan tugasnya sebagai ibu rumah tangga lainnya.
Ia membuka pintu dan melihat Billy yang sedang menelfon seseorang disudut ruangan. Ia melihat suaminya itu nampak sangat serius berbicara dengan seseorang disebrang sana.
Zoe melangkahkan kakinya mendekati Billy yang kini membelakanginya. Ia mengarahkan telapak tangannya untuk menyentuh bahu tegap milik suaminya.
Billy langsung menarik ponselnya dan melihat Zoe gugup. " Zoe? Kau sudah pulang?" Tanyanya.
Zoe mengangguk, " Apa kau tidak menyadari suara mobilku?"
Billy masih terlihat gugup meski ia mencoba untuk tenang kali ini, " Y...ya! Tentu saja aku hanya memastikan itu adalah dirimu.."
" Billy.. kau sangat aneh. Siapa yang tadi menelfonmu?"
Billy terdiam melihat Zoe dengan tatapan takut, " Itu... itu.. sekretarisku. Dia bilang investor kami akan menarik sahamnya" alibinya.
" Ya Tuhan.. pantas saja tingkahmu seperti ini.. apa perlu aku bilang pada daddy untuk membantumu?"
Billy tersenyum dan mengusap lengan Zoe dengan lembut, " Tidak perlu sayang. Lagi pula perusaahaan ayahmu juga sedang dalam keadaan terpuruk. Kita tidak perlu menambah bebannya"
Zoe tersenyum dan menghela " Baiklah kalau begitu aku akan ke kamar"
Saat Zoe sudah tak ada didekatnya, Billy kembali menoleh ke arah ponselnya. " Temui aku sekarang!" Tulis pesan itu.
Billy mengambil kunci mobil dan segera menemui seseorang yang akhir - akhir ini selalu menekannya.
Billy berhenti disebuah rumah yang tak jauh dari kediamannya. Ia melihat sekitar memastikan tak ada seorangpun yang mengikutinya.
Setelah merasa aman, ia mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah itu.
" Apakah kau bisa berhenti menggangguku?!" Gerutu Billy kali ini.
Christopher tertawa melihat adiknya kesal menatapnya, " Kau pikir aku akan diam saja menunggu kau terlena atas rencana kita?" Ujarnya.
Billy menghela nafas, " Zoe tidak akan lagi masuk kedalam rencana kita"
" Sudah cukup kita menargetkan Maxi. Tinggalkan Zoe" jelas Billy.
"Aku mohon. Tinggalkan Zoe, jangan membahayakannya. Dia.. dia sedang mengandung anakku."
☆☆☆
Maxi melepaskan mantelnya yang tebal setelah memasuki apartemen yang disewanya untuk beberapa waktu kedepan.
" Apa kau mendapatkan informasi lainnya?" Tanya Adam terduduk di ruang makan sambil menyeruput secangkir kopi hangat.
" Tidak ada. Aku hanya ingin melihat Zoe dan Cassian tadi" ujar Maxi dengan lemas.
" Aku rasa Billy tidak akan bergerak untuk saat ini" lanjutnya.
" Yeah kita harus mencari informasi lebih banyak sampai kita bisa membuktikan semuanya"kali ini Adam berbicara.
Maxi menghela nafas ia lebih memilih untuk pergi melangkah ke kamar tidurnya. Ia merebahkan badannya diatas tempat tidur yang nyaman dan memejamkan mata.
Semua memori yang ia lihat semalam terputar, bagaimana Billy dan Zoe bermesraan di depannya . Melihat Billy yang sedang mengelus perut Zoe membuat Maxi sangat iri.
Seharusnya dia yang ada di posisi itu saat Zoe mengandung buah cintanya.
Seharusnya dia yang ada memberikan senyuman itu.
Seharusnya dia yang bahagia menanti anak mereka.
Tetapi semua iti hanyalah hayalan dan penyesalan yang semakin merenggut ketenangan jiwa seorang Maxi.
" Sepertinya aku sedang benar - benar menerima hukumanku"
Ia mengusap matanya menghapus air mata yang sedikit mengalir di tulang pelipisnya. Betapa ia ingin sekali kembali bersama Zoe dan menghajar pria manapun yang berani menyentuh wanitanya.
" Dan kini ia akan menjadi ibu dari anak pria lain"
☆☆☆
Haiii di part ini author mau minta maaf karena hampir 2 bulan menghilang tanpa kabar. Dikarenakan author sedang menulis karya juga.... untuk kelulusan hahaha.
Eitss... tapi next week! Author akan rajin update lagiii! Dengan syaratttttg vote dan kasih komentar kalian gimana perasaannya pas tau kalau bakal ada Billy junior!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Brother
RomanceZoe White putri kesayangan Jackson dan Kate White kini menjadi seorang gadis yang cantik dan di kagumi banyak pria. Namun siapa sangka hatinya memilih Maxi, pria yang selama ini menjadi kakaknya. Hal yang dikatakan mustahil pun terjadi, Zoe dan Maxi...