Part 21

4.3K 142 29
                                    

" Mendua"

2 hari sudah Maxi pergi dan Zoe masih setia menunggu kepulangan Maxi. Banyak pertanyaan menghantui dirinya, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa Maxi terlihat sangat kesal setelah keluar dari kamar Julie?

Semua pertanyaan itu kini harus Zoe pendam sampai kepulangan Maxi.

Ia mengelus perutnya yang belum nampak membesar. Zoe menghela nafasnya sambil menatap nanar foto pernikahannya dengan Maxi. " Mengapa feelingku tidak enak?"

* ceklek*

Zoe menoleh kearah pintu saat seseorang mulai memasuki kamarnya. Maxi akhirnya kembali.

Melihat suami yang dicintainya itu, Zoe berlari mendekati Maxi dan memeluknya. " Kau darimana saja Max. I miss you"

Maxi awalnya terdiam. Ia kemudian membalas pelukan Zoe dan mengelus punggungnya. " Aku minta maaf Zoe...." ujarnya kali ini.

Mendengar itu, Zoe melepaskan pelukannya dan menatap Maxi bingung, " Maaf?"

Maxi menghela nafas kemudian mencoba tersenyum pada Zoe, " Maaf.. karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku kemarin dan membuatmu khawatir"

" Jadi ini semua karena pekerjaan? Kenapa tidak bilang?" Respon Zoe yang kini akhirnya lega.

Maxi mengangguk dan tersenyum lembut, " Aku ..... hanya ingin kau tidak terlalu khawatir soal pekerjaanku." Jawab Maxi dengan nada gugup.

" Baiklah.  Kalau begitu kau mandi dan istirahatlah. Biar aku siapkan baju untukmu" Zoe beralih dari pelukan Maxi dan ia bergegas melangkah menuju ruang khusus disudut kamar yang menyimpan baju - baju mereka.

Maxi menatap Zoe sejenak sebelum akhirnya ia memutuskan untuk merendam dirinya di dalam bath up hangat yang sejenak bisa meredakan pikirannya.

Pikirannya kepada Stevani.

Ya, Maxi tidak pergi untuk mengerjakan pekerjaannya. Ia pergi menemui Stevani. Wanita masa lalunya.

☆☆☆

Zoe merapikan dasi yang sudah melingkar diantara kemeja Maxi. Ia bahagia setelah beberapa hari ini ia selalu bertengkar dengan Maxi, ia bisa melihat suaminya lagi.

Maxi mengecup kening Zoe dan berpamitan pergi. Mobil HRV hitam miliknya pun meninggalkan rumahnya.

Entah mengapa saat ini, meskipun Maxi bwrdiri dihadapannya dan tinggal bersamanya. Dia tidak bisa merasakan kasih sayang Maxi lagi. Tidak seperti saat pertamakali mereka menikah.

Zoe menghela nafas dan kembali mencoba menenangkan dirinya. Ia kemudian tersenyum dan kembali mengelus perutnya, " Yang penting ayahmu baik - baik saja ya nak" ujarnya pelan.

Setelah berkerumun dengan macetnya ibu kota. Maxi memarkirkan mobilnya di parkiran VIP. Ia keluar dari mobil dan melangkah memasuki perusahaannya.

Hari ini, suasana menjadi lebih berbeda. Entah mengapa Maxi kali ini lebih semangat untuk memasuki kantor dari hari biasanya.

Ia tersenyum pada Stevani yang sudah berada di mejanya. Secara bersama mereka memasuki ruangan Maxi dan menutup rapat pintunya.

Stevani meletakkan berkas - berkas yang ia bawa diatas meja Maxi. Ia lantas berbalik dan menghadap Maxi lalu membenarkan dasinya. Ia mengelus sejenak dada bidang milik Maxi. Oh betapa ia merindukan pria ini.

Ia menatap Maxi, " Apa kau sudah memikirkan semuanya?" Tanyanya.

Maxi menghirup nafas panjang dan menghela. Ia mengalihkan perhatiannya dan melangkah duduk di kursi kebesarannya.

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang