Part 31

7.2K 356 35
                                    

3 tahun kemudian...

Maxi masih berkutik dengan laptopnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi.

Baginya saat ini tidaklah penting untuk beristirahat yang ia tahu, ia harus selesai mengerjakan semua pekerjaannya tepat waktu. Dengan begitu, pendapatan perusahaannya akan terus bertambah.

Sejenak ia melepaskan rasa lelah dengan menyuruput secangkir kopi dan meregangkan sedikit tubuhnya yang terasa pegal.

Matanya tiba - tiba tertuju pada sebuag bungkai foto yang tergantung di sudut ruangan kerjanya.

Ia menyentuk foto itu dan mengusap wajah seorang wanita yang tersenyum bahagia dalam foto itu.

Sambil mengusap foto, air mata Maxi mulai membasahi matanya. Hatinya kembali perih memandang wanita itu.

" Sudah 3 tahun.." ujarnya pelan.

Ia kemudian tersenyum saat membayangkan anaknya yang mungkin saat ini juga sudah berumur 3 tahun.

" Aku merindukan kalian..."

Penyesalan yang selalu menghantuinya selama 3 tahun benar - benar membuatnya gila.

" Max?" Panggil seorang wanuta tiba - tiba

" Kau belum tidur?" Tanya wanita itu lagi.

Maxi menghapus cepat air mata yang mulai mengalir dipipinya dan menatap balik wanita itu mencoba tegar. " Masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan untuk bertemu client besok"

Stevani menghela nafas, " Max.. selama 3 tahun kau sudah seperti ini. Hidupmu hanya kau habiskan untuk bekerja. Kau perlu istirahat Max"

Maxi hanya menunduk, " Jika kau menjadi diriku apa masih bisa kau hidup dengan nyaman?"

" Max... tapi ini bukan cara yang baik. Kau malah menyiksa badanmu hanya untuk menjadi lebih. Kau sudah mencapai semuanya."

Maxi tertawa sinis, " Bukan cara yang baik? Lalu cara apa yang bisa aku lakukan? Mereka tidak pernah membiarkanku bertemu dengan Zoe dan anakku. Cara apa lagi menurutmu untuk bisa bersama dengan mereka selain aku menjadi lebih kaya dari mereka hah?!"

Emosi Maxi semakin memuncak membuat Stevani sedih melihat pria yang masih mengisi hatinya itu. " Max.."

" Kau bisa kembali ke kamarmu Stevani. Besok kita akan menemui client kita." Titah Maxi padanya .

Sambil menahan perasaan sedih luar biasa, Stevani mengangguk perlahan dan memilih untuk meninggalkan Maxi sendiri.
 
Maxi mencoba kembali menangkan emosi setelah dirinya diingatkan kembali oleh rasa penyesalan itu.

Kini Maxi bagaikan robot yang terlihat hidup namun kosong. Hatinya kosong dan iti semua karena kesalahannya.

☆☆☆

Setelah tertidur hanya 4 jam, Maxi kembali bangkit. Ia berlari disekitaran resort mewah miliknya dan menggerakkan semua anggota tubuhnya.

Setelah 3 tahun, semua jerih payahnya terbayarkan, dalam waktu sesingkat itu, Maxi mampu mengembangkan perusahaannya menjadi lebih besar. Apalagi kalau bukan karena ambisinya untuk menjadi sekaya keluarga White.

Dengan menjadi kaya, dirinya bisa mengambil langkah untuk kembali mendekati Zoe tanpa gangguan siapapun lagi. Pikirnya.

Perasaan lelah membuat dirinya berhenti sejenak dan mencoba mengatur nafas.

" Mommy...."

Seketika tangisan anak kecil menganggu istirahatnya. Maxi mencoba mencari asal suara itu. Ia mendekati area kolam renang dan mendapati seorang anak kecil sedang duduk sambil menangis memanggil ibunya.

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang