3 minggu berlalu setelah Maxi memustuskan untuk kembali ke Jakarta. Pada saat kepergian Maxi, Zoe terlihat sangat sedih, ia terus memeluk Maxi membuat pria itu kembali ragu untuk meninggalkan kekasih hatinya juga anaknya.
Tetapi dirinya juga tidak bisa membatalkan kepergiannya. Perusahaannya juga untuk Cassian dan adiknya kelak. Maxi juga harus memastikan bahwa anak - anaknya nanti bisa hidup nyaman dan tercukupi.
Zoe sendiri tidak bisa ikut terbang bersama Maxi mengingat dirinya yang tengah hamil muda dan dokter sangat tidak menyarankan itu. Terlebih kondisi Zoe yang akhir - akhir ini sering drop.
Maxi mencium pipi dahi dan bibir Cassian sebelum ia berlutut dan mencium perut Zoe. " Aku pergi " ujar Maxi mencium kening Zoe dan pergi ke Indonesia.
Setelah itu, Maxi sangat sering memberi kabar pada Zoe. Bahkan mereka selalu miliki ritual untuk video call sebelum Cassian tidur tidak peduli seberapa sibuknya Maxi.
Zoe mengambil ponsel yang ada pada nakas samping tempat tidurnya dan menatap layar ponsel kosong itu hampa. Sudah 3 hari ini Maxi tidak menelfon atau membuat video call dengannya. Hanya pesan singkat Maxi menanyakan bahwa Zoe baik - baik saja. Zoe menghela nafas, " Kau langgar janjimu Max! Lihat saja jika kita bertemu"
Lamunan Zoe pecah saat tangan kecil Cassian memeluknya dari samping. " Sian kangen papa" ucap anak kecil itu.
Zoe kembali meletakkan ponselnya dan memeluk sang putra. Ia mencium pucuk kelapa Cassian, " Sian pasti nanti ketemu papa. Sekarang Sian sama mommy dulu ya"
Untunglah Cassian kali ini tidak terlalu rewel. Sesaat Zoe sudah memeluknya ia pun tertidur dengan pulas. Setelah memastikan Cassian sudah tidur, Zoe kembali mengambil ponselnua dan mengetik nama Maxi.
Sebuah pop up chat muncul dan membuat Zoe membuka chat tersebut dan mengurungkan niat untuk mengetik pesan kepada Maxi.
TASYA
Kapan kau ke Indonesia? Apa kau akan datang kepernikahan Mbak Wati? Dia bilang dia ingin sekali kau datang mengingat waktu kau kerja disini kau sering sekali membantunya
TASYA
*Mengirimkan foto undangan* itu undanganmu. Kabari aku jika kau bisa datang.
Zoe menghela nafas. Mbak Wati. Ia kenal betul wanita itu. Wanita yang selalu ia bantu pekerjaanna. Wanita yang selalu terpinggirkan di kantor Maxi itu.
Tapi bukan itu yang membuat dada Zoe terasa sesak. Menhingat kata pernikahan membuat Zoe terasa sesak. Sudah 3 minggu setelah Maxi mengatakan akan menikahinya tapi Maxi tidaj sedikitpun membicarakannya.
Hal itu membuat Zoe jengkel. Maxi sekarang terkesan jauh dan lupa akan janjinya. Zoe berdecak kesal dan menggerutu, " Aku kesal denganmu Max!"
☆☆☆
Keesokan paginya. Zoe kembaki mengalami morning sickness. Tapi kali ini lebih parah karena membuat tubuhnya lemah dan harus istirahat di kasur.
Melihat adiknya dalam kondisi payah, Brandon akhir mengambil alih untuk mengantar jemput Cassian disela - sela kesibukannya. Ia jauh lebih tidak tega jika adiknya harus bersusah payah.
Tentu Kate dan Jackson paham betul kondisi Zoe. Ia tahu kerinduannya pada Maxi membuat keadaannya lebih buruk.
Kate mengantarkan secangkir air lemon hangat untuk putrinya. Zoe meminum perlahan dan kembali membaringkan tubuhnya.
" Zoe.. kau jangan banyak pikiran. Kondisimu akan lemah jika seperti ini. Kasihan anakmu"
Zoe mengangguk dan tersenyum pada ibunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Brother
RomanceZoe White putri kesayangan Jackson dan Kate White kini menjadi seorang gadis yang cantik dan di kagumi banyak pria. Namun siapa sangka hatinya memilih Maxi, pria yang selama ini menjadi kakaknya. Hal yang dikatakan mustahil pun terjadi, Zoe dan Maxi...