Part 7

8.1K 287 9
                                    

Pengakuan

Maxi kini masih menatap pemandangan dari ruangannya dengan nafas yang memburu. Ia sangat kesal mendengar Zoe memilih untuk bekerja di perusahaan Adam.

Melihat Zoe yang keluar sambil menangis, Julie langsung menghadap putranya. Ia mendekati Maxi yang kini hanya menatap tajam pemandangan sekitar.

" Ada apa nak? Kenapa Zoe seperti itu?" Tana Julie. " Apa ada masalah yang serius?"

" Tidak ada" jawab Maxi dingin. Julie makin mendekatkan dirinya dan meletakkan tangannya dibahu Maxi. " Dont lie to me. Kau sangat menyayangi Zoe. Apa yang membuat kalian bertengkar seperti ini?"

Awalnya Maxi hanya diam tak menjawab, hingga akhirnya ia memilih untuk mengatakannya pada Julie. " Dia memilih untuk keluar dari perusahaan dan bekerja di tempat Adam"

" Adam? Adam temanmu bukan?"

Maxi mengangguk. " Lalu apa masalahnya? Bukankah bagus? Kau pernah cerita bahwa pekerjaan Zoe tidak memuaskan"

" Karena dia berkerja di tempat Adam. Padahal aku yakin Adam hanya ingin mendekati Zoe" ujar Maxi dengan nada yang sangat marah.

Julie memperhatikan putranya yang kini sangat terlihat kesal. Baru kali ini, Julie melihat wajah putranya sangat kesal.

" Mengapa kau menatapku seperti itu? " tanya Maxi. " Apa kau menyukai Zoe?"

Pertanyaan Julie kini membuat Maxi tertegun. Mencintai Zoe?

" Apa yang ibu katakan? Aku dan Zoe besar sebagai adik dan kakak. Mana mungkin aku menyukai Zoe? Sudahlah. "

" Kalau begitu biarkan saja Zoe dan Adam bersama. Apa yang kau permasalahkan? Zoe adikmu.. Adam teman baikmu. Setahuku kau juga pernah bilang bahwa Adam orang yang baik"

Maxi terdiam.. ia telihat kembali memikirkan perkataan ibunya. " Aku hanya... takut Zoe terluka"

" Nak, ibu pikir itu bukan urusanmu. Apapun yang Zoe pilih, resiko itu Zoe yang menanggungnya. Sudahlah, jangan sampai kau merusak hubunganmu dengan Zoe hanya karena masalah ini Maxi"

Maxi mengangguk, ia memeluk Julie dengan erat, " Terimakasih ibu"

Sambil memeluk anaknya, Julie menaikkan alisnya saat ia memiliki pemikiran untuk membalaskan dendamnya.

" Sepertinya keberuntungan sedang mengarah padaku" batinnya sambil tersenyum sinis.

---

" Kau bertemu Julie?!" Teriak Jackson dari sebrang sana.

Zoe mengangguk perlahan, " Iya daddy"

" Seberapa sering kau bertemu dengannya?"
" Hari kedua kalinya"
" *Jackson menghela nafas* daddy peringatkan untuk tidak perlu bertemu dengan Julie lagi"
" Tapi kenapa dad?" Tanya Zoe penasaran.
" Ikuti perintahku atau ku perintahkan seluruh bodyguard untuk menjemputmu paksa kembali ke Seatle"

Ada apa dengan daddy? Mengapa ia sangat tidak ingin aku bertemu dengan Mrs. Julie? Apa memang terjadi sesuatu diantara mereka? Ah lagi pula aku juga tidak akan bertemu lagi dengan Maxi. Jadi tidak masalah. Batin Zoe

" Baiklah.."
" Jadi kesimpulannya, daddy dan mommy tidak masalah kau pindah perusahaan. Itu lebih baik bagimu."
" Benarkah??? Terimakasih daddyku sayang. I miss you"
" I miss you too. Bilang padaku kapanpun kau ingin pulang. Daddy rasanya sudah lelah menghibur ibumu yang sering sedih karena merindukanmu"
" Ill go home soon dad. Bye."
" Bye"

*panggilan berakhir*

Zoe mematikan ponselnya dan memilih untuk melihat kota dari balkonnya.

Pemandangan kota Jakarta di malam hari sangat membuatnya meridukan Seatle. Ia merasakan dinginnya malam menembus tubuhnya yang hanya menggunakan short pants dan tank top.

Marry My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang