" Hadiah terindah"
Zoe perlahan membuka matanya saat matahari mulai menerangkan pandangannya perlahan. Dia terbangun dalam keadaan pusing dan mual. Dengan cepat ia berlari ke kamar mandi dan memuntahkan apa yang yang ada diperutnya.
Ia membersihkan mulutnya di wastafel dan melihat wajahnya didepan cermin. Betapa jeleknya ia saat ini.
Setelah merasa baikkan ia memilih kembali ke kamar dan betapa kagetnya ia saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 Siang.
" Haduh! Kenapa aku bisa kesiangan! Mama Julie pasti marah padaku" paniknya.
Saat ia membalikkan tubuhnya betapa kagetnya dia bahwa Maxi sudah berdiri dibelakangnya menatapnya.
" Apa kau baik - baik saja?" Tanya Maxi sedikit khawatir.
Zoe tersenyum, " Ya.. aku hanya mual sedikit. Tapi tidak masalah"
" Apa kau lapar? Maaf aku baru bangun. Aku akan siapkan makanan untukmu" ujar Zoe bersemangat.
" Tidak perlu Zoe. Aku sudah makan. Aku justru ingin membawakanmu makanan." Kata Maxi sambil menunjuk sebuah nampan diatas kasur.
Zoe tersenyum haru. Matanya kembali berkaca - kaca. Karena saking senangnya ia langsung memeluk Maxi erat.
" Hey kenapa kau menangis?" Tanya Maxi bingung. " Aku pikir aku tidak akan melihatmu lagi. Aku minta maaf Max. Aku tidak akan mengulanginya lagi Max. Aku janji"
Maxi mengelus punggung Zoe dan merasakan penyesalan terdalam yang ada pada diri Zoe. " Mulai sekarang kita selesaikan masalah kita hanya berdua saja ya?" Ujar Maxi.
Zoe mengangguk, " Aku merindukanmu"
Maxi melepaskan pelukannya dan menatap Zoe lembut, " Sekarang lebih baik kau makan Zoe"
Zoe tersenyum dan mengangguk, " Apa kau ingin makan bersamaku?" Tawarnya.
Maxi membalas tersenyum, " Kau saja. Aku sudah makan tadi bersama ibu" jawab Maxi dengan nada lembut.
" Baiklah" Zoe melahap semua makanannya dengan bersemangat karena kini suaminya telah kembali dan ada dihadapannya. Entah mengapa kali ini ia benar - benar ingin bersama Maxi.
Maxi hanya menatap miris istrinya itu. Semenjak dirinya bertemu dengan Stevani perasaannya menjadi kacau dan dingin terhadap Zoe.
Tapi Maxi tersadar, Stevani adalah masa lalunya. Zoe adalah masa depannya.
" Bantu aku melupakan dirinya Zoe"
☆☆☆
Maxi kini keluar dari mobil yang dikendarainya dan melangkah memasuki kantor. Setiap orang menyambutnya dan menyapanya dengan hormat.
Tapi entah mengapa, pada setiap langkahnya kali ini ia merasakan getaran di hatinya. " Mengapa aku gerogi seperti ini?" Batinnya.
Kini langkahnya terhenti tatkala melihat seorang wanita cantik yang mengenakan rok hitam pendek, kemeja ketat dengan rambut di gerai tersenyum padanya.
Hatinya semakin bergetar melihat wanita itu.
" Selamat Pagi, Max" mulainya.
Maxi mengangguk dan mencoba bersikap dingin pada Stevani. Tanpa membalas sapaan Stevani, Maxi memasuki ruangannya.
Ia langsung duduk dan memegang dadanya yang sudah terasa getaran disana. Berulang kali ia menghembuskan nafas dengan tegas untuk menenangkan dirinya.
Dilihatnya sebuah cangkir kopi di meja kebesarannya dan terdapat sebuah kertas kecil yang bertuliskan, " Goodluck for today!"
Maxi terdiam sejenak, ia tahu siapa yang melakukannya, tidak ada orang yang tahu betul dirinya menyukai kopi dipagi hari selain Natasha, Zoe dan Stevani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry My Brother
RomanceZoe White putri kesayangan Jackson dan Kate White kini menjadi seorang gadis yang cantik dan di kagumi banyak pria. Namun siapa sangka hatinya memilih Maxi, pria yang selama ini menjadi kakaknya. Hal yang dikatakan mustahil pun terjadi, Zoe dan Maxi...