Suho dan Irene duduk berhadapan disalah satu restoran. Irene benar-benar makan lagi setelah memakan kebab. Suho terkekeh, melihat Irene memesan cukup banyak makanan. Irene tersenyum malu-malu.
"Aku sangat lapar." Irene memberi jeda, "Tidak boleh memesan banyak ya?" tanyanya tak enak
Suho terkekeh, "Pesan saja sesukamu,"
Irene tersenyum antusias, "Baguslah kalau begitu..."
Setelah selesai memesan makanan, pramusaji disana berkata makanan akan datang cukup lama karena kondisi restoran yang cukup ramai. Irene memakluminya, dan Suho tersenyum bersyukur, waktunya menjadi lebih banyak bersama Irene.
"Apa kamu selalu makan sebanyak ini?"
Pertanyaan Suho membuat Irene mendongak, "Tidak." ia menggeleng, "Hanya saja, aku belum makan dari siang."
"Yah... Jangan bilang kamu tidak bisa memasak ya...." ledek Suho, membuat Irene merenggut kesal.
"Enak saja." Irene tak terima, "Aku ini selalu masak setiap pagi dan malam, dan selalu terbuang juga sih." ucapnya diakhiri dengan kekehan.
Suho mengernyit bingung, "Terbuang? Kamu tidak memakannya?"
"Setiap sarapan pagi, aku makan. Kalau untuk makan malam, jarang sih."
"Kenapa?" tanya Suho penasaran
"Taehyung lebih suka sarapan diluar dan malamnya ia jarang pulang karena lembur. Aku selalu menunggunya hingga larut malam, dan terkadang aku malas jika harus memakan makanan yang telah dingin itu."
Suho terdiam. Pertama, karena semua karyawan tahu makanan kantin kurang enak. Kedua, divisi Taehyung adalah divisi yang jarang lembur. Ketiga, andai saja Irene menjadi istrinya, mungkin ia tidak akan lembur dan selalu makan malam bersama.
Baiklah, abaikan yang ketiga.
"Ah, aku menceritakan terlalu banyak tentang rumah tanggaku." Irene memberi jeda, "Rumah tanggamu sendiri bagaimana?"
Suho mengangkat bahunya, "Kami sama-sama sibuk bekerja. Dan sebenarnya, rumah tangga kami hampir hancur."
Irene terdiam sejenak lalu tersenyum, "Kamu harus memperbaiki rumah tanggamu, Suho. Aku yakin istrimu juga ingin melakukan hal sama."
"Kamu salah, Rene." Suho menggeleng, "Istriku berselingkuh."
"Ah, maafkan ucapanku." Irene merasa tak enak.
"Tidak apa-apa." Suho tersenyum, "Aku masih kuat bertahan menunggu istriku berubah."
Irene meminta izin ke kamar mandi. Suho menghela nafas, tidak seharusnya ia menjelekkan istrinya sendiri. Istri adalah prioritas utamanya. Apapun yang terjadi.
Suho menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri karena frustasi, "ini salah... Aku seharusnya masih mencintai Yoona." lirihnya
Aku tidak mungkin mencintai orang lain selain Yoona.
Atau, mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [surene] #Wattys2019
FanfictionSuho tetap mencintai istrinya bagaimanapun kelakuan istrinya itu. Sedangkan Irene tetap mencintai suaminya bagaimanapun perilaku suaminya terhadap dirinya. Takdir memiliki cara tersendiri dalam mempersatukan ataupun memisahkan. Lantas apakah kedua i...