"Apa maksudmu?"
Irene menunduk dalam-dalam, "Kita, tidak ditakdirkan untuk bersama. Bahkan tidak akan ada lagi kita antara kau dan aku."
"Berikan aku satu alasan utama yang membuat kau berubah."
Irene menghela nafasnya, "Tidak ada alasan. Aku dan kau hanya tidak berjodoh."
"Aku tidak terima penolakan seperti ini." ucap Suho datar
"Aku tetap menolakmu." keukeh Irene
"Tatap mataku dan katakan kau menolakku." tantang Suho
Irene tidak bergeming, air matanya masih tetap menetes.
"Tatap mataku." ucap Suho pelan namun tajam
Irene mendongak perlahan, ditatapnya kedua mata Suho yang memabukkan itu. Ia menghela nafas panjang, "Aku tetap-"
Irene seketika menunduk dalam, "menolakmu." lanjutnya pelan
Suho tersenyum, merasa bahwa Irene masih mencintainya. Sama seperti dirinya yang amat mencintai Irene.
"Kau masih mencintaiku, Irene."
Irene menggeleng pelan, "Tidak."
"Aku juga masih mencintaimu."
"Aku tidak sempurna. Kau akan kecewa nantinya."
Suho menghela nafasnya, "Aku akan tetap mencintaimu, setidak sempurna apapun dirimu."
"Kumohon. Pergilah kau." keukeh Irene
"Aku akan tetap mencintaimu."
"Tapi aku tidak." sangkal Irene
"Kau masih mencintaiku."
"Aku tidak akan bisa hamil." pekik Irene yang ikuti dengan isakan kecil
Suho terdiam. Irene mendongak sejenak, "Kau tidak akan bisa menjadi ayah yang hebat karena diriku."
Suho menarik Irene ke pelukannya, menenggelamkan kepala Irene ke dadanya, "Aku tetap mencintaimu."
Irene terisak pelan.
"Menjadi ayah yang hebat adalah impianmu. Aku tidak akan menghancurkan impianmu." ucap Irene terputus-putus
"Aku sudah mengganti impianku." Suho mengelus kepala Irene, "Impianku sekarang adalah menjadi suami yang baik untukmu."
Suho melepaskan pelukannya, menatap Irene dalam-dalam, "Maukah kau membantuku mewujudkan impianku?"
Irene menunduk, tidak berani menatap Suho. "Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian." potong Suho, "Aku bukan Taehyung, yang membencimu hanya karena kau belum bisa hamil."
Irene terisak lalu memeluk Suho erat, "Ya. Kau bukanlah Tae. Kau adalah Suho."
Suho membalas pelukan Irene erat, "Terima kasih." bisik Suho pelan
---
Beberapa jam sebelumnya...
Gedoran pintu yang keras membuat Suho berdecak kesal. Tamu macam apa yang mengetuk pintu dengan sekuat tenaga?
Suho membuka pintu dengan kesal, menjadi lebih kesal saat melihat siapa tamu tersebut. Yoona langsung masuk melewati Suho begitu saja.
"Kau benar-benar tidak sopan, Yoona."
Yoona langsung duduk di sofa, bersandar pada tempatnya, "Apa kau gila?!" pekiknya
Suho ikut duduk dihadapan Yoona, "Kau yang gila! Mengetuk pintu orang keras-keras lalu masuk begitu saja."
"Aku khilaf." ucap Yoona, "Kau benar-benar serius?"
Alis Suho naik, "Tentang apa?"
"Melamar Irene." jawab Yoona seadanya
"Bukankah kau yang menyuruhku melamarnya? Kau cemburu?" goda Suho
Yoona mendecak kesal, "Bukan itu masalahnya."
"Lalu?"
"Apa kau sadar Irene menyembunyikan sesuatu? Dia mempunyai masalah dan tidak ingin membaginya dengan siapapun."
"Aku tahu."
"Lalu kenapa kau masih ingin melamarnya? Aku takut Irene punya masalah besar." ucap Yoona kesal
"Aku tahu masalahnya." ucap Suho pelan
Yoona mendongak, tak lama Suho ikut mendongak. Mereka bertatapan selama beberapa detik.
"Suho. Berjanjilah padaku." Yoona memberi jeda sedikit, "Apapun masalah Irene, tetaplah mencintainya. Jangan meninggalkannya."
Suho tersenyum, "Aku bukanlah Taehyung."
Yoone mengernyit bingung, tak mengerti maksud dari perkataan Suho.
"Taehyung mengatakan alasan ia meninggalkan Irene."
Yoona terdiam, menunggu kelanjutan dari perkataan Suho.
"Irene tidak bisa hamil. Jadi, Taehyung meninggalkannya." ucap Suho pelan
Yoona terdiam sejenak lalu tertawa hambar, "Hah, Benar-benar brengsek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [surene] #Wattys2019
FanfictionSuho tetap mencintai istrinya bagaimanapun kelakuan istrinya itu. Sedangkan Irene tetap mencintai suaminya bagaimanapun perilaku suaminya terhadap dirinya. Takdir memiliki cara tersendiri dalam mempersatukan ataupun memisahkan. Lantas apakah kedua i...