[36] I; Aku tidak akan menghancurkan hubunganmu.

1.6K 284 15
                                    

Irene membiarkan Suho yang tertidur dipelukannya. Pakaian mereka sudah kering dengan sendirinya. Senyuman Irene tak kunjung menghilang. Ia membiarkannya seperti ini, hal yang menyenangkan. Senyuman Irene tiba-tiba memudar.

Ia baru tersadar wajah Suho terlihat sangat pucat, bibirnya bahkan terlihat sangat kering. Tangan Irene menyentuh kening dan leher Suho. Irene makin panik, Suho demam. Pasti karena ia terkena hujan.

Irene segera membopong Suho ke rumah sakit terdekat. Untungnya ada beberapa warga sekitar yang melihat dan menolongnya membawa Suho.

Sesampainya di rumah sakit, Suho langsung ditangani oleh dokter. Irene berterimakasih kepada warga yang membantunya, kemudian menyelesaikan administrasi. Suho sudah selesai diperiksa oleh dokter, Irene memasuki ruangan dokter.

"Selamat siang, dok." Sapa Irene

Dokter muda itu tersenyum, "Silahkan duduk, bu."

Irene duduk, mengamati dokter muda yang sedang menulis itu. Dokter muda itu- atau Dokter Chen, karena nama Chen tertulis jelas di meja, mendongak lalu tersenyum.

"Wah kemarin ibu yang sakit, sekarang suami ibu yang sakit."

Irene mengernyit, "Maksud dokter?"

Irene tak mengerti, ia bahkan tidak mengenal dokter Chen ini. Dan lagi tadi apa katanya? Suami? Maksudnya Suho gitu? Irene bersemu malu, dokternya tahu aja mereka lagi kasmaran.

"Ah, bukan apa-apa." Dokter Chen memberi jeda, "Daya tahan tubuh suami Ibu ini lemah, jadi gampang terserang penyakit. Apalagi sepertinya suami Ibu ini tidak bisa terkena hujan."

Irene mendengarkan perkataan Dokter Chen dengan seksama, lalu mengangguk pelan, "Ah, terima kasih, Dokter. Saya boleh melihat s-suami saya?"

Irene tersenyum canggung saat mengatakan 'suami', ia merasa benar-benar suaminya yang sakit. Meski ada perasaan aneh ditubuhnya, perasaan lega dan bersalah menjadi satu.

"Tentu saja."

Irene tersenyum lalu berpamitan, keluar ruangan dan berjalan menuju ruangan tempat Suho dirawat. Irene membuka pintu ruangan Suho dengan pelan, takut membangunkan Suho.

Irene tersenyum sejenak, mendekati dan mengamati wajah Suho yang tertidur. Ia mengenggam tangan Suho, sedangkan tangan satunya mengelus pelan pipi Suho.

"Terimakasih telah mencintaiku..."

Irene mengecup kening Suho cukup lama, lalu kembali menjauhkan wajahnya. Ia menarik kedua tangannya, tersenyum, kemudian membalikkan tubuhnya dengan niat akan pergi.

Ia tidak akan menghancurkan hubungan siapapun. Ia memang mulai mencintai Suho, tapi ia tidak serendah itu untuk merebut Suho.

Takdir [surene] #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang