Sudah seminggu berlalu, Irene tetap tidak bercerita apapun kepada Yoona. Padahal Yoona sudah membujuk Irene mati-matian agar mau bercerita tentang masalahnya.
Dan seperti biasanya, Yoona hanya mendapatkan sebuah senyuman dan kalimat klasik dari Irene.
"Aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Yoona tahu benar bahwa tidak ada yang baik-baik saja. Irene mungkin tersenyum manis tapi tidak dengan raut wajahnya.
Perlu Yoona akui, Irene pandai berakting baik-baik saja. Yoona juga sangat mengakui, kebodohan Suho yang percaya pada akting Irene.
Sungguh laki-laki bodoh.
Ponsel Yoona bergetar. Sebuah pesan masuk dari Suho. Yoona menghela nafas, takut Suho akan kecewa.
Yoona takut. Ia takut Suho tidak bahagia. Bagaimana Suho bisa bahagia jika kebahagiaannya saja tidak baik-baik saja.
Masalah Irene belum terungkap, dan kini Suho seolah ingin menambah masalah baru.
Malam ini Suho akan melamar Irene, yang bertepatan dengan hari ulang tahun Irene.
---
Irene berdiam diri dikamarnya. Sudah seminggu ini ia terus menghindari kenyataan. Kenyataan yang mungkin membuat kebahagiaannya hilang.
Irene menatap jam dinding, tepat pukul 11 malam. Diliriknya jendela kamar, keadaan sudah gelap gulita namun ia masih terjaga. Matanya tak ingin terpejam, hanya ingin terus mengeluarkan air mata.
Suara ketukan mau tak mau membuat Irene bangkit, berjalan ke arah pintu depan untuk membukakan pintu. Sebenarnya ia cukup heran, siapa yang berkunjung di tengah malam seperti ini.
Irene membuka pintu, kemudian mematung. Tidak ada siapa-siapapun diluar pintu. Hanya saja ada sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah.
Irene mendekati mobil tersebut. Siapa tahu mobil itu butuh bantuan atau apapun. Mobil itu kosong. Irene mendekatkan wajahnya ke kaca mobil, tidak ada siapapun didalam mobil.
Irene menghela nafas kemudian membalikkan tubuhnya. Ia hanya bisa terdiam, tanpa berkata apapun. Suho berdiri dihadapannya, dengan senyum merekah serta kue yang ada di kedua tangannya.
Dibelakangnya ada Yoona dan Taemin, yang juga tersenyum sambil memegang balon serta menggoyang-goyangkan balon tersebut. Irene tak kuasa, satu dua tetes air mata turun begitu saja tanpa izin.
"Tiga... Dua... Satu..." ucap mereka serempak
"Selamat ulang tahun, Irene." ucap mereka serempak
Senyuman Suho makin merekah ketika ia melangkah maju, "Selamat ulang tahun, sayang." ucapnya
Irene tersenyum haru, "Terimakasih." balasnya lirih
Suho mengulurkan kue, "Buat harapan dan tiup lilinnya."
Irene mengangguk pelan lalu memejamkan kedua matanya, membuat harapan di dalam hati. Semoga semua orang bahagia, termasuk dirinya. Irene membuka mata, meniup pelan lilin di kue tersebut.
Yoona mengambil alih kue yang tadinya dipegang oleh Suho, kemudian menjauh bersama Taemin. Ketika Yoona dan Taemin sudah pergi, Suho memeluk Irene sekilas lalu menatapnya dalam-dalam.
"Maukah kau memberikan hari-hari berhargamu untukku? Mengganti hari-hari bahagiamu menjadi hari-hari bahagia kita." Suho memberi jeda sejenak, "Jadilah istriku. Temani aku hingga hari tua datang."
Suasana menjadi hening. Tidak ada suara apapun, hingga akhirnya terdengar isakan pelan dari bibir Irene.
Irene terisak seraya menggeleng pelan, "Aku, tidak bisa." ucapnya pelan
Suho terdiam, namun sedikit senyuman masih ada diwajahnya.
"Aku tidak bisa menikah denganmu." terang Irene
Kali ini Suho benar-benar sudah tidak tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir [surene] #Wattys2019
FanfictionSuho tetap mencintai istrinya bagaimanapun kelakuan istrinya itu. Sedangkan Irene tetap mencintai suaminya bagaimanapun perilaku suaminya terhadap dirinya. Takdir memiliki cara tersendiri dalam mempersatukan ataupun memisahkan. Lantas apakah kedua i...