Di sebuah kamar ada 4 lilin yang sedang menyala. Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi, sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Lilin yang pertama berkata, "Aku adalah damai. Namun manusia tak mampu menjagaku maka lebih baik aku mematikan diriku saja!" Demikian sedikit demi sedikit sang lilin pun padam. Lilin yang kedua berkata, "Aku adalah iman, sayang manusia tak mau mengenalku." Begitu selesai bicara, hembusan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran lilin yang ketiga berbicara, "Aku adalah cinta tetapi manusia tak lagi memandangku dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan ada yang membenci keluarganya sendiri." Tanpa menunggu lama maka padamlah lilin yang ketiga. Tanpa terduga.... Seorang anak masuk ke dalam kamar tersebut dan ia menyadari bahwa ketiga lilin telah padam.
Karena takut akan kegelapan itu, anak itu berkata, "Eh, apa yang terjadi?" Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan!" Lalu ia menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu lilin keempat itu pun berkata, "Jangan takut, janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat menyalakan ketiga lilin lainnya. Akulah harapan."
Deassy M. Destiani dalam buku Bukan untuk Dibaca Jilid 1

KAMU SEDANG MEMBACA
Renungan Kehidupan
ДуховныеTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi