Dalam kehidupan ini, senang dan susah adalah dua hal yang saling berkelindan dan berkaitan satu sama lain. Terkadang kita merasa bahagia, dan terkadang kita juga merasakan kesusahan.
Hanya saja, ada orang yang takut dengan perubahan karena dia memikirkan resiko yang harus dia hadapi. Oleh karena itu dia lebih memilih diam di tempat dengan alasan mencari aman. Dia lebih memilih zona nyaman dan tak mau menempuh resiko.
Sebagaimana pepatah bilang, jika kau ingin mendapatkan hal yang baru, maka kau harus mengerjakan apa yang selama ini belum pernah kamu kerjakan. Jika kau ingin mendapatkan yang lebih, maka kau harus melakukan pekerjaan yang lebih.
Sayangnya, banyak orang yang menginginkan perubahan dan kesuksesan tapi dia tidak melangkah, dia hanya berangan-angan.
Ada baiknya kita menyimak satu kisah ilustrasi tentang orang-orang yang sudah terpenjara di zona nyaman dan enggan untuk bertindak untuk kehidupan yang lebih baik.
Dikisahkan Suatu hari seorang Raja mendapat hadiah dua ekor anak burung elang. Kemudian raja berpikir akan bagus jika seandainya elang itu dilatih untuk terbang tinggi.
Kemudian Raja memanggil si pelatih burung yang tersohor di negerinya dan melatih dua elang miliknya. Setelah beberapa bulan, pelatih burung itu melapor perkembangannya. Dia berkata, kepada Raja, "Seekor elang telah terbang tinggi dan melayang - layang di angkasa. Namun yang seekor lagi tidak beranjak dari pohon tempat dia bertengger."
Raja pun memanggil semua ahli hewan untuk memeriksa elang kesayangannya ini namun tidak ada yang berhasil membuat elang ini terbang. Elang itu tetap diam dan bertengger di pohon."
Berbagai usaha telah dilakukan, tetapi elang ini tidak kunjung bergerak dari dahan pohon diamana dia biasa bertengger nyaman.
Kemudian ada seorang petani yang datang ke hadapan Raja dan menyatakan bersedia untuk membantu mengatasi masalah Raja. Petani itu tahu sifat si elang.
Keesokan harinya ketika Raja mengunjungi elang ini, ia kaget melihat elang ini sudah terbang tinggi.
Dengan penuh penasaran Raja bertanya kepada petani, "Apa yang telah Anda lakukan sehingga bisa membuat elang itu terbang?"
Maka si petani menjawab, "Saya hanya memotong cabang pohon yang selama ini dihinggapinya. Dahan itulah yang membuat si elang selama ini nyaman sehingga malas untuk terbang."
Terkadang kita harus meninggalkan kenyamanan atau bahkan menyingkirkan kenyamanan demi mendapatkan kesuksesan dan kehidupan yang lebih baik. Sebagaimana si petani yang memotong dahan kenyamanan si elang, kita harus mengorbankan rasa senang kita untuk kesuksesan. Kita harus memotong rasa malas kita, masa berleha-leha kita, demi mendapatkan kebaikan. Sebagai contoh, seorang penuntut ilmu harus mengorbankan waktu senggangnya untuk mendaras ilmu. Mungkin pahit di awal, tapi akan manis di masa akhir.
Kita selalu memelihara rasa takut untuk berubah. Kita takut kenyamanan itu hilang dari kita, sehingga kita tidak berani hijrah pada kebaikan. Kita takut dijauhi orang-orang tercinta dan terdekat jika kita berubah.
Banyak rasa takut menghantui kehidupan kita; takut cape, takut ditolak, takut rugi, takut gagal, takut diejek dan diremehkan, dan berbagai macam ketakutan lainnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang? Yang harus kita lakukan adalah segara melepaskan semua ketakutan itu atau jika tidak kita tidak akan bisa berkembang. Kita tidak bisa berkembang menjadi lebih baik lagi, kita tidak bisa berhijrah menuju jalan kebenaran dan kita tidak bisa menjadi seorang yang sukses.
Akhir kata, terbanglah tinggi dan tantang cakrawala sebagaimana si elang yang telah dipotong dahan yang memberinya kenyamanan. Jangan takut dengan berbagai pikiran negative karena Allah subhanahu wata'ala sudah memberikan kita potensi. Dan yang terpenting, kita memiliki sandaran, yakni Allah subhanahu wata'ala.
Semoga bermanfaat
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

KAMU SEDANG MEMBACA
Renungan Kehidupan
EspiritualTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi