Ada diantara orang yang meremehkan hal-hal sepele dalam hidupnya. Padahal dari hal-hal sepele itulah terkadang perkara yang besar dilewatkan. Atau kita menganggap itu hal yang sepele, padahal ternyata itu perkara besar dalam Pandangan Allah subhanahu wata'ala.
Sebagaimana kata pepatah bilang, jika seseorang telah menyia-nyiakan hal yang sepela, maka dia pasti mudah untuk menyia-nyiakan hal yang besar, cepat atau lambat.
Lebih parah lagi jika kita menyepelekan hal-hal kecil dalam urusan akhirat. Sering kita temukan ada orang yang menyepelekan amalan-amalan yang dianggapnya sebagai amalan kecil. Ada juga orang yang penyepelekan amalan-amalan sunnah dengan alasan, 'itu hanya sunnah thok. Nggak ada ruginya jika ditinggalkan.'
Begitu juga sebaliknya, ada orang yang menganggap sepele dosa-dosa kecil dengan alasan hanya dosa kecil thok. Bahkan dia beranggapan Allah subhanahu wata'ala akan menghapus dosa-dosa kecil yang dia lakukan karena amal sholih yang dia kerjakan setiap hari. Memang, di dalam hadits shahih dan ayat al-quran Allah menjamin akan mengampuni dosa-dosa kecil selama seseorang tidak melakukan dosa besar. Pertanyaannya? Siapa yang menjamin amal baiknya diterima di sisi Allah? Bahkan dengan meremehkan dosa kecil saja, itu termasuk dosa besar. Bukan dosa kecilnya yang menjadikannya menjadi besar, tapi sikap meremehkannya. Oleh karena itu, waspadahal. Jangan sampai hal itu terjadi pada diri kita.
Ada baiknya kita menyimak satu kisah menarik dari kehidupan seorang perawi hadits, Imam Abu Dawud rahimahullah,
Diriwayatkan bahwa suatu ketika Imam Abu Dawud menempuh perjalanan laut. Ketika itu Imam Abu Dawud rahimahullah berada di atas bahtera ketika ia mendengar seseorang bersin kemudian memuji Allah di tepian perairan.
Apa yang dilakukan Abu Dawud? Dia sangat ingin menjawab hamdalah si orang yang bersin tadi dengan ucapan yang disunnahkan, yakni kalimat Yarhamukallah.'
Kemudian Abu Dawud tidak tinggal diam. Maka dia menyewa sebuah sampan dengan harga satu dirham untuk mendatangi orang yang bersin tersebut dalam rangka menjawabnya.
Ketika kembali ke atas bahtera, Imam Abu Dawud ditanya mengenai apa yang telah beliau lakukan itu.
Maka beliau pun menjawab, 'Semoga ia menjadi doa yang terkabulkan.'
Ketika para penumpang bahtera berbaring, tiba-tiba mereka mendengar sebuah seruan yang lantang, 'Wahai para penumpang bahtera, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah Ta'ala dengan satu dirham!"
Dari kisah ini kita bisa mengambil pelajaran yang banyak.
Pertama, janganlah kita meremehkan sebuah amalan sekecil apa pun amalan itu. Karena setiap amalan baik akan tercatat di sisi Allah subhanahu wata'ala sebagai kebaikan.
Yang kedua, kita tidak pernah tahu amalan mana yang menyebabkan kita masuk surga dan amalan mana yang diterima di sisi Allah subhanahu wata'ala. Bisa jadi dari amalan-amalan yang dalam pandangan kita sepele itu, menjadi sebab kita masuk surga dan mendapat ridho Allah subhanahu wata'ala.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Renungan Kehidupan
EspiritualTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi