Kisah-Keutamaan Istighfar

525 19 0
                                    

Dikisahkan bahwa ada seseorang yang mengadu kepada Hasan al-Basri rahimahullah tentang musim paceklik.

"Wahai Syaikh, kami telah mengalami paceklik yang panjang, apa yang harus kami lakukan?" tanya orang tersebut.

Maka Hasan al-Basri menjawab, "Istighfarlah engkau kepada Allah."

Di lain kesempatan ada seseorang yang datang kepada Hasan al-Basri dan mengadukan tentang kemiskinan yang mendera kehidupannya. "Saya dirundung kemiskinan, apa yang harus saya lakukan?" tanyanya.

Maka Hasan al-Basri rahimahullah menjawab, "mintalah ampun kepada Allah."

Kemudian di lain kesempatan ada seseorang yang datang kepada Hasan al-Basri, orang ini mengadukan tentang keinginannya memiliki anak. Setelah bertahun-tahun menikah, Allah subhanahu wata'ala belum juga mengaruniakan keturunan kepada mereka. "Apa yang harus kami lakukan?" tanya orang itu.

Lagi-lagi Hasan al-Basri meminta orang yang ketiga ini untuk beristighfar, bertaubat kepada Allah.

Kemudian ada juga yang mengadukan tentang kebunnya yang kekeringan. Lagi-lagi Hasan al-Basri menyarankan orang yang bersangkutan untuk selalu beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala.

Mendengar hal itu, murid Hasan al-Basri rahimahullah bernama Rabii' bin Subaih rahimahullah bertanya dengan rasa ingin tahu yang memuncak, "Orang-orang berdatangan kepadamu, mengadukan berbagai permasalahan yang mereka hadapi, tetapi Anda meminta mereka satu hal yang sama, yakni supaya mereka beristighfar kepada Allah subhanahu wata'ala. Kenapa?"

Tentunya anda juga penasaran kenapa Hasan al-Basri memberi satu solusi yang sama terhadap berbagai permasalahan yang berbeda-beda? Dan kenapa solusinya harus istighfar?

Maka Hasan al-Basri rahimahullah menjawab, "Aku tidak menjawab berdasarkan opini atau pendapat pribadiku. Tapi aku menjawabnya berdasar firman Allah subhanahu wata'ala di dalam quran surat Nuh ayat 10-12,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,

يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,

وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.

Setelah itu, Rabii bin Subaih paham kenapa berbagai permasalahan dalam kehidupan bisa diselesaikan dengan satu solusi, yakni istighfar.

Dari kisah ini kita menyadari betapa besarnya keutamaan istighfar. Kisah tersebut membuktikan kepada kita keutamaan istighfar yang begitu besar. Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan istighfar.

Berusahalah untuk melazimkan atau membiasakan istighfar dalam keseharian kita. Entah itu ketika kita sedang dalam perjalanan atau ketika melakukan aktifitas, tak ada salahnya kita melafalkan istighfar. Lebih-lebih setelah selesai shalat atau ketika dzikir pagi dan petang.

Maka, tak heran jika Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya,

"Barang siapa yang memperbanyak istighfar atau mohon ampun kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya pada setiap kesedihannya jalan keluar, dan pada setiap kesempitan ada kelapangan, dan Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah.

Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberi kita ilham dan kemudahan untuk selalu melafalkan istighfar. Semoga bermanfaat

Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Renungan KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang