Ternyata...

832 33 0
                                    

Kita akan selalu dipertemukan dengan apa yang kita cari. Jika kita mencari kebenaran di dalam kehidupan, maka Allah subhanahu wata'ala pasti akan menunjuki kita kepada jalan kebaikan. Sebaliknya, jika jiwa kita cenderung kepada keburukan, maka Allah subhanahu wata'ala akan membiarkan kita tersesat dengan hawa nafsu kita.

Barangkali kisah yang satu ini bisa menjadi renungan kita bersama.

Dikisahkan bahwa suatu ketika professor Hamka kedatangan tamu. Tamu itu seorang lelaki yang masih muda. Dia berkata kepada buya Hamka, "Subhanallah Buya, Sungguh tak menyangka, ternyata di Mekkah itu ada pelacur, Buya. Kok bisa ya di tempat yang suci dan penuh keberkahan ada seorang pelacur. Ngeri!"

"Oh ya?" sahut buya Hamka pendek. Kemudian buya Hamka melanjutkan, "Saya baru saja dari New York, dan Masya Allah, di sana tidak ada pelacur," sebut Hamka.

"Ah mana mungkin Buya, Di Makkah saja ada kok, pastinya di Amerika jauh lebih banyak lagi tuh," ungkap pemuda itu.

Dengan senyum khasnya, Buya Hamka berkata, "Kita memang dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari. Kemana pun kita pergi, dimana pun kita berada, diri kita yang sebenarnya tergambar dalam apa yang kita cari. Di New York tidak ada pelacur kalau tidak dicari. Di Makkah ada pelacur kalau itu yang dicari," pungkas Hamka bijaksana.

Dari kisah ini kita bisa mengambil banyak faidah yang berharga untuk menjadi renungan kita bersama.

Pelajaran yang pertama, Janganlah kita selalu menyalahkan apa yang ada diluar kita, tapi salahkanlah diri kita sendiri. Jika ada banyak memungkaran yang ada di sekitar kita, maka celalah diri sendiri yang tidak bisa berdakwah dan memperbaiki keadaan. Celalah diri sendiri yang hanya bisa menonton dan celalah mulut kita yang begitu mudah mencela orang lain, padahal diri sendiri belum baik dan belum bisa memperbaiki orang lain.

Pelajaran yang kedua, kita akan dipertemukan dengan apa yang kita cari. Jika kita ikhlas mencari kebaikan, maka kita akan mendapat kebaikan dan kebenaran. Jika kita mencari kemungkaran dan kerusakan dalam hidup kita, maka kita juga akan menemukannya. Tidak peduli dimana kita hidup. Tempat tinggal dan lingkungan tidak selalu menjamin keshalihan jika jiwa kita cenderung kepada keburukan. Walau memang lingkungan yang baik memiliki pengaruh yang tidak kecil. Tapi faktor dari dalam diri kita juga bisa mempengaruhi baik atau buruknya kita.

Pelajaran yang ketiga, jiwa yang buruk akan selalu ingin berdekatan dengan jiwa yang sejenis. Begitu juga jiwa yang baik tidak mungkin bisa nyaman dengan jiwa yang buruk. Pasti dia selalu ingin berdekatan dengan jiwa yang sama-sama baik. Oleh karena itu jagalah pergaulan dengan orang yang baik.

Mari kita berdoa semoga Allah subhanahu wata'ala selalu menjaga kita di jalan yang lurus, jalan iman dan ketakwaan.

Semoga bermanfaat

Renungan KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang