Kesabaran adalah sumber dari kekuatan. Sabar juga obat dari penderitaan yang mendera. Cukuplah kisah yang akan kita simak kali ini menjadi buktinya. Kisah ini saya dapatkan dari cerita seorang dokter spesialis jantung di Arab Saudi bernama Khalid al-Jubair.
Pada suatu hari dokter Khalid melakukan operasi pada seorang anak berusia dua tahun yang memiliki masalah pada organ jantungnya. Beberapa hari di rumah sakit jantungnya berhenti bekerja. Dia melakukan proses kejut jantung selama 40 menit. Jantungnya kembali berdenyut akan tetapi lemah. Selain itu dokter tersebut juga menemukan pendarahan di tenggorokan anak tersebut serta otak yang bermasalah.
Dokter itu memberitahukan kondisi anaknya kepada ibunya. Apa reaksi sang ibu setelah mendengar penyakit yang diderita anaknya? Apakah dia menangis histeris? Marah atau pingsan?
Tidak. Wanita itu hanya memuji Allah dengan suara lirih, "Alhamdulillah. Kemudian dia pergi dari hadapan dokter.
Dua belas hari kemudian jantungnya kembali berhenti. Dokter mengatakan dengan jujur kepada ibunya bahwa tidak ada harapan lagi untuk kelangsungan hidup anaknya.
Ibu bocah itu berkata, "Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi."
Dan ajaibnya sehari kemudian jantungnya kembali berfungsi walau denyutnya terlalu lemah. Setelah 3 bulan lebih tanpa perubahan yang berarti, anak itu mengalami koma. Bahkan penyakit baru muncul, yakni adanya pembengkakan bernanah di kepalanya.
Dokter kembali menginformasikan keadaan anaknya kepada si ibu. Juga tentang pembengkakan yang timbul di kepalanya.
Lagi-lagi sang ibu berkata,"Alhamdulillah."
Setelah itu dokter melakukan berbagai cara dan mencoba melakukan operasi otak dan urat saraf. Tiga minggu kemudian pembengkakan di kepalanya sudah menghilang, akan tetapi anak itu belum bangun dari komanya.
Setelah dua minggu berlalu, darahnya tercemar sehingga menyebabkan suhunya meninggi. Dokter yang menangani kembali memberitahu si ibu tentang kondisi anaknya.
Lagi-lagi si ibu berkata, "Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia."
Selang beberapa waktu setelah itu anak itu mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu: "Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat."
Si ibu tetap memuji Allah dengan kesabaran yang kokoh.
Hingga beberapa bulan kemudian, anak itu diserang oleh radang selaput jantung. Mau tak mau dokter membelah dadanya dan membiarkan jantungnya terbuka dengan dipasangi alat bantu jantung. Berbulan-bulan lamanya tulang dadanya masih terbuka dan jantungnya masih membutuhkan alat bantu. Si ibu dengan sabar menemani anaknya dan mengganti alat jantung dengan tangannya sendiri. Dia bisa melihat dengan matanya sendiri denyut jantung anaknya. Si ibu tetap sabar dan tak pernah mengeluh.
Dokter berkata kepada ibu si anak bahwa tidak ada lagi harapan untuk bisa pulih.
Tapi keajaiban Allah datang. Anak tersebut bisa sembuh total dan bisa kembali pulang walau dengan kondisi yang masih lemah. Mungkin ini sebagai balasan dari kesabaran sang ibu.
Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, dokter Khalid didatangi oleh dua orang suami istri dan dua anak mereka. Anak pertama mereka adalah anak yang dulu dia operasi. Kini usianya sudah lima tahun. Badannya sehat seakan-akan dia tidak pernah sakit. Dia lincah dan berlarian kesana kemari. Sementara ibunya kini telah menggendong anak kedua yang berumur empat bulan.
Kemudian suaminya berkata, "Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama kami setelah kami menunggunya selama 17 tahun. Dan setelah kami diberi rezeki dengan kelahirannya, anak pertama kami ditimpa penyakit yang anda dulu tangani."
Dokter Khalid tidak bisa menguasai dirinya dan menangis haru. Kesabaran macam apa ini? Mereka tidak dikaruniai anak setelah menikah 17 tahun lamanya. Setelah sabar menunggu, mereka juga harus kembali sabar dengan penyakit berat yang diderita anak pertama mereka yang selama ini ditunggu-tunggu kehadirannya.
Kita bisa seperti si ibu yang dikisahkan dokter Khalid. Kita bisa memiliki kesabaran seperti dia. Itu kembali kepada diri kita masing-masing. Marilah kita berdoa supaya kita dijadikan pribadi yang selalu sabar.
Semoga menginspirasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Renungan Kehidupan
EspiritualTim Author @Jawara_Indonesia --- Memungut potongan-potongan makna yang berserak dari kehidupan. Melukis cinta dari berbagai kisah dan perenungan yang mendalam. Menggugah nurani dan inspirasi