MEYRA POV
Dua hari lagi adalah hari pernikahan mas Zain dan aku harus mengikhlaskannya, tekadku sudah bulat aku akan menghadiri acara sakral itu dengan hati yang ikhlas dan yang jelas aku tidak boleh menangis saat aku melihatnya bersanding dengan perempuan lain "oh myGod mampukah aku" gumamku dalam hati.
Ini adalah hari libur dan aku memutuskan janjian dengan Salsa pergi ke mall untuk sekedar jalan-jalan melepas kepenatan dan satu lagi melepas bayang-bayang Zain dari kepalaku. Mulai sekarang aku harus membiasakan diri memanggil Zain dengan sebutan kak atau sebut nama saja yang jelas tidak boleh memanggilnya mas, karena mas adalah panggilan kesayanganku untuk Zain.
"hey Mey bengong aja" sapa Salsa sambil menepuk pundakku agak keras.
"yah Salsa ngagetin aja, dah telat berapa menit nih" tunjukku pada jam yang melingkar manis ditangan kiriku.
"iya iya maaf tadi ada urusan sedikit yang harus diselesaikan" jawab Salsa tanpa rasa bersalah seraya menempatkan bokongnya dikursi sebelahku "dah nunggu lama yah" tanyanya kemudian dengan ekspresi yang dimanis-manisin.
"belum lama sih cuman udah sampai mengakar..... Kamu tau ga aku tuh kaya orang bego, duduk sendirian ditaman ngeliatin orang-orang pada lalu lalang sambil gandengan tangan, mungkin mereka pikir aku tuh jones alias jomblo yang mengenaskan" jawabku sambil kumanyunkan bibirku yang membuat Salsa malah tertawa cekikikan.
"iya deh iya maaf tuan putri hamba tidak akan mengulanginya lagi.... Ampun.... Ampun" kekeh Salsa menangkupkan kedua tangannya didepan dada, bergaya seperti rakyat jelata yang memohon ampun kepada rajanya dan aku hanya nyengir melihat kelakuan sahabat karibku itu.
"gimana nih jadi cari gaun ga? Kalo ga aku mau pulang tidur aja " selorohku berlagak ngambek.
" loh....loh....bukannya yang mau jadi tuan putri tu loe bukan gue, tuan putri di pernikahan sang mantan..... Asek ga tuh" celoteh Salsa berkacak pinggang sambil mengangkat dagunya seolah olah seorang putri.
Aku hanya bisa menatap Salsa dengan tatapan sebal karena terus saja mengejekku. Yah itulah Salsa yang selalu saja bisa membuatku tertawa dengan tingkah konyolnya.
Akhirnya kami pergi kesebuah butik untuk mencari gaun agar bisa aku pakai pada acara pernikahan mas Zain, tentunya setelah muter-muter mall dan tidak mendapatkan hasil apapun butik adalah pilihan terakir.
"fiks.... Gue pilih yang ini cocok banget buat loe" komentar Salsa setelah Aku bolak-balik sudah ada lebih dari lima gaun yang aku coba.
"beneran nih cocok buat Aku "
" cocok banget Mey.... Percaya deh sama Gue, bisa-bisa si Zain itu ga kedip melototin Loe "
" asal jangan salah mempelai wanita aja " selengekku membuat kita berdua tertawa, tawa yang sesungguhnya untuk menutupi rasa perih dihatiku.
" Meyra.... Loe itu wanita hebat, kalo Gue jadi Loe.... Gue pasti ga akan sanggup menghadapi semua ini, jangankan untuk hadir dihari pernikahannya dengar namanya aja pasti gue udah muak banget " Salsa menangkup wajahku dan memelukku dengan erat, hampir saja airmataku jatuh, sebisa mungkin aku menahan gejolak yang ada didalam hatiku.
" Aku gak papa ko Sa.... Dulu Aku mencintai mas Zain karena Allah dan sempat berharap mas Zain akan menjadi imamku tapi Allah berkehendak lain mungkin dia bukan jodoh yang terbaik untukku dan Aku harus mengikhlaskannya karena Allah juga, do'akan saja Aku mampu melalui hari itu dengan hati yang sebener-benarnya ikhlas" lirihku setelah melepas pelukan Salsa.
Mendengar penuturanku Salsa berkaca-kaca dan kembali memelukku mengusap-usap punggungku berusaha menyalurkan kekuatan untukku, pelukan seorang sahabat yang begitu menenangkan.
Semoga keputusanku untuk memaafkan semua yang telah dilakukan mas Zain terhadapku akan membuat hatiku lebih tenang dan membuatku bisa menjalani hari-hariku kedepan lebih baik. Mas Zain mungkin akan menjadi kenangan terindah dalam hidupku, karena sejatinya mencintai itu adalah bahagia ketika melihat orang yang kita cintai bahagia, ya! walaupun bahagia itu bukan denganku, tak apalah suatu saat Allah pasti akan memberikan kebahagiaan yang lebih untukku, dan seorang imam terbaik bagi keluargaju kelak, Aamiin.
Katakanlah kalau aku ini bodoh karena cinta kadang-kadang memang membuat seseorang itu menjadi bodoh, entah mengapa aku tidak sanggup menorehkan kata benci pada mas Zain meski apa yang dilakukan ini teramat sakit.
Perlakuan mas Zain selama ini yang membuatku tidak mampu untuk membencinya, cara dia menghormati dan menghargai setiap apapun usahaku menjaga hubungan kita agar tetap pada batasnya termasuk laranganku untuk menyentuhku walau hanya sebatas pegangan tangan, mas Zain selalu berkata aku adalah perempuan istimewa yang pernah datang dalam hidupnya yang akan ia jaga sepenuh hati.
Mengingat semua kenangan yang telah kita lewati membuatku seperti tak mampu melepasnya, tetapi apalah dayaku, manusia hanya mampu berencana dan Allah lah penentu dari segalanya
Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan jadi jangan pernah berputus asa, hanya karena merasa hidup ini tidak adil karena Allah adalah Maha Adil
Ujian adalah bentuk kasih sayang Allah pada umatnya, seberapa tangguh manusia mampu untuk melalui ujian yang diberikan, maka dari itu kualitas diri seseorang ditentukan
Setiap orang pasti pernah mengalami patah hati, begitu juga denganku yang sedang patah hati, jika orang lain mampu melewati fase itu, Aku yakinkan pada hatiku, Aku pasti mampu melewatinya
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...