Hampir Saja

11.9K 644 7
                                    

Pagi ini aku bangun kesiangan dan kulihat mas Abim sudah berada di kolam renang, sebenarnya aku sempat membuka mata saat mendengar adzan subuh tadi tapi karena aku masih berhalangan aku memilih untuk kembali tidur, lagi pula mata ini masih enggan untuk di buka, rasa kantuk masih mendominasi karena semalam aku hanya tidur sekitar tiga jam, bukannya lembur atau pun banyak yang di kerjakan tapi karena aku tidak bisa tidur, terbayang - bayang semua perlakuan manis suamiku saat kami nonton semalam, aku sendiri bingung dengan diriku, kenapa jadi seperti ini, sedikit saja perlakuan manis dari mas Abim selalu membuatku berbunga-bunga

Berhubung ini adalah weekend saatnya aku bersantai dan memanjakan tubuh ini, seperti saat ini aku memilih untuk bersantai di teras belakang rumah dengan pemandangan kolam renang yang sedang di gunakan oleh mas Abim, sedangkan aku lebih memilih bergelung dengan lepi kesayanganku membuka aplikasi wattpad untuk menyalurkan hobiku membaca karena aku memang tidak begitu suka berenang, lebih tepatnya sih aku tidak bisa berenang

Sudah hampir satu jam laki-laki itu berendam di dalam air, berenang kesana kemari dengan lincahnya bak atlet perenang profesional saja, karena hari ini aku malas memasak aku hanya membuatkan senwich dan segelas kopi untuk mas Abim

Segala kebutuhannya telah aku persiapkan dan aku taruh di bangku kosong yang berada sebelah kiriku tempat dimana sekarang aku berada, seperti handuk, kimono handuk, cemilan, senwich beserta kopi yang tadi aku buat dan satu lagi yang tidak lupa jus mangga kesukaannya, aku tidak tau mana yang dia butuhkan dan minuman mana yang nanti dia minum yang penting sudah aku sediakan

Aku masih serius dengan kegiatanku membaca saat sepintas kulihat laki-laki itu keluar dari kolam renang berjalan dengan santainya hanya menggunakan celana renang mengambil handuk yang berada di bangku sebelahku mengelap tubuhnya dan juga rambutnya yang basah kemudian melilitkan handuk sebatas pusar

Aku beringsut menggeser tubuhku menghadap ke samping kanan agar aku tidak melihat kegiatan laki-laki itu yang jujur saja membuatku menelan salivaku sendiri saat tubuh atletisnya hanya dibungkus handuk sebatas pusar namun sialnya laki-laki itu seperti menyadari sikapku

Dengan ekor matanya laki-laki itu melirik ke arahku lalu menenggak habis jus mangga kemudian menaruh kembali gelas kosong pada tempatnya semula, kemudian melangkah mendekat kearahku lalu dengan serta merta dia mencubit ujung hidungku

"aww......sakit! " aku menjerit dan mengusap ujung hidungku yang memerah

"kenapa kamu memalingkan wajahmu tidak mau menatapku, jangan katakan kamu terpesona dengan tubuhku yang atletis ini! "

Dengan santainya laki-laki itu membaringkan tubuhnya di bangku sebelah kananku dengan tumpuan kedua tangannya sebagai bantalan dan menatap lurus keatas

" ya!salah sendiri kenapa tidak pakai baju! "  aku menunduk tidak berani menatap kearah laki-laki itu

Laki-laki itu memiringkan tubuhnya menghadap ke arahku dengan menggunakan satu tangan sebagai penyangga kepalanya
" ini olahraga renang bukan lari ya seperti inilah keadaannya! "
Laki-laki itu menaik turunkan alisnya seperti sengaja menggodaku

Aku tidak menanggapi ucapan laki-laki itu dan memilih untuk mengarahkan pandanganku pada layar laptopku kembali

" hei......!! " laki-laki itu menyentuh tanganku dan sedikit menariknya, reflek aku menoleh ke arahnya
"aku tidak suka di abaikan!! "  ucapnya lebih lanjut dan tatapan matanya tepat di manik mataku membuat jantungku seketika berdebar dengan hebat

Cukup lama laki-laki itu menatapku dengan intens dan mukaku mungkin sudah blushing, aku tidak berani menatap matanya dan tiba-tiba tangan kekar itu kembali menarik tanganku dan aku tersentak hingga aku hampir jatuh ke dalam pelukannya dengan posisi laki-laki itu setengah berbaring dan aku hampir menindih tubuhnya untungnya kedua tanganku masih menumpu pada dada bidangnya yang telanjang, yach dia hanya memakai handuk sebatas pusar saja, jarak kami terlalu dekat hingga aroma mintnya memenuhi indera penciumanku

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang