Sweet Home

12.7K 674 4
                                    

Hari - hari Meyra begitu membahagiakan dikelilingi orang - orang yang menyayanginya, mulai dari orang tua, sanak saudara dan teman yang selalu memberi suport kepadanya, selalu ada hikmah di balik  sebuah musibah itulah yang sangat dia rasakan , komunikasi yang mulai jarang antara dirinya dengan keluarga besar papa mamanya kini terjalin kembali, begitu lah kuasa Allah memberi cobaan kemudian menunjukkan hikmah di setiap kejadian

Agar bisa kembali berjalan seperti sedia kala, Meyra dengan rajin mengikuti terapi dan menuruti semua perintah dokter, meski harus bolak balik rumah sakit, dan kini setelah sepuluh kali terapi kaki Meyra sudah dinyatakan sembuh total dan boleh beraktivitas seperti biasa, selama terapi Abim benar-benar menepati kata - katanya ia selalu mendampingi Meyra dan sudah pasti segala fasilitas yang terbaik yang diberikan Abim untuk kesembuhan Meyra, meski sikap Abim masih terkesan dingin dan angkuh, tetapi tidak bisa di pungkiri perannya sangat bearti dan  membuat Meyra merasa berhutang budi.

Selama dua minggu di rumah, Meyra mengisi hari - harinya dengan membaca dan belajar memasak,seperti kata mamanya perempuan itu harus bisa memasak untuk membahagiakan keluarga kecilnya kelak, meski di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu telah dipermudah tapi perempuan yang bisa memasak mempunyai nilai plus tersendiri bagi seorang suami, seperti saat ini Meyra sedang belajar membuat lemon chiffon cake kesukaannya bersama mamanya tercinta, Meyra memang sangat dekat dengan mamanya segala hal bisa ia ceritakan mulai dari kerjaan, sahabat dan juga soal hatinya bahkan ia juga bercerita tentang keinginan Zain untuk tetap bersamanya disaat Zain tak lagi sendiri

"Meyra sayang kayaknya udah mateng tuh cakenya, tolong dicek ya" suruh Rosita menunjuk oven yang berada di belakang Meyra

"siap ma.....!! " Meyra membuka oven dan mengeluarkan lemon chiffon cake perdana buatannya
" hemmm.... harumm!!!"   seru Meyra kegirangan, mencium aroma cake yang begitu menggoda dan menunjukkannya pada mamanya

" enak.... kamu tuh juara pokoknya, persis mama banget, belajar apa-apa cepat bisa" puji Rosita sambil menunjukkan dua jempolnya

" ah mama apaan sih kan yang bikin mama, Meyra cuma ngocok telurnya doang "

" itu namanya juga usaha  sayang..... " Rosita mencubit hidung Meyra gemas
" duduk sini sayangnya mama, mama mau bicara" Rosita menunjuk kursi di sebelahnya

"ya ma.....! Ada apa " meyra duduk di sebelah mamanya sambil mengangkat kedua alisnya setelah meletakkan kue dimeja makan" ada apa sih ma.....! kayanya serius "

Rosita mengusap punggung Meyra dengan penuh kasih sayang
" sebenarnya apa yang kamu rasakan terhadap Zain.....?!"

Meyra menghela napas panjang
"maksud mama..... "

Rosita hanya tersenyum dan menatap dalam kearah Meyra penuh arti, seakan mengatakan kamu tahu apa yang mama maksud

" Meyra ..... Nggak tahu ma, Meyra bingung harus bagaimana..... "  lagi-lagi Meyra menghela nafas
" tidak mudah melepas rasa yang telah bertahta di dalam hati tapi Meyra juga tidak mau menjadi duri di dalam pernikahan orang lain, mungkin di hati Meyra memang masih menyimpan cinta untuk mas Zain tapi Meyra akan melepaskan cinta itu perlahan ma.....! "

Rosita kembali mengusap punggung Meyra seakan ikut merasakan apa yang dirasakan Meyra

" lalu bagaimana dengan Rafi ...... bukan kah dia laki-laki yang baik dam pantas untuk di jadikan suami..... "

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang