Sepi

10.8K 563 5
                                    

Setelah memastikan Sania pulang di antar taxi, segera ku tancap gas mengarahkan mobilku menuju arah rumah, aku sendiri tidak tahu apakah Meyra di jam segini sudah pulang ke rumah atau belum, tapi aku tidak peduli yang ada di pikiranku saat ini ingin segera sampai di rumah dan menemui istriku

Beruntungnya hari ini tidak terjebak macet, sekitar 20 menit aku telah sampai di rumah, kuarahkan mobilku menuju garasi dan kulihat mobil Meyra terparkir di sana, ohh aku lupa tadi pagi aku yang melarangnya membawa mobil,dan aku yang menawarkan untuk mengantarnya, lalu siangnya kami janjian untuk makan siang bersama tapi sialnya aku lupa dengan janjiku sendiri

Sepertinya perempuan itu memang belum pulang, atau jangan - jangan perempuan itu masih menungguku di restoran, ahh tidak mungkin! Jangan bodoh! Ini bukan cerita drama korea yang sering dilihat Meyra

Kubuka pintu utama menggunakan kunci cadangan yang diberikan Meyra beberapa hari yang lalu, biasanya aku memang tidak mau membawa kunci rumah, kan ada mbok ijah bersama mang kardiman yang menjaga rumah, tapi disaat mbok ijah dan mg kardiman pulang ke kampung untuk menengok cucunya mau tidak mau aku harus memegang kunci cadangan

Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru rumah, kosong dan sepi, kulangkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil segelas air putih kutenggak habis isinya dan rasa dahagaku pun terobati, aku tersenyum kala melihat meja makan, tempat yang paling sering aku gunakan untuk berinteraksi dengan gadis itu maksudku istriku, Meyra!

Ini sudah hampir magrib kenapa Meyra belum juga pulang, kutengok kearah pintu siapa tau tiba-tiba dia muncul, tapi nihil tidak ada siapa-siapa, betapa bodohnya aku, kenapa tidak kepikiran untuk menelphonnya, ku rogoh saku celana dan ku ambil ponselku, ya ampun! aku lupa kalau hp-ku mati karena batrenya habis

Aku melangkah menaiki tangga menuju kamarku lalu mencarge ponselku, sambil menunggu batrenya terisi kuputuskan untuk mandi agar badanku terasa segar, lima belas menit aku telah selesai membersihkan diri dan menunaikan sholat magrib, lalu setelah itu aku mengganti baju kokoku dengan pakaian santai, celana pendek dan kaos oblong, ku raih ponselku dan segera ku dial nomor Meyra, panggilanku masuk tapi tak diangkat, sekilas sebelum men-dial nomor meyra aku lihat ada  banyak panggilan masuk dan juga chat yang belum aku baca dan benar saja sebagian besar panggilan dan chat itu dari Meyra, ya Tuhan! aku semakin merasa bersalah terhadap perempuan itu

Sambil menuruni tangga menuju ruang tengah kucoba lagi men-dial nomor Meyra, masuk!! ---- tapi lagi - lagi tidak diangkat, sekali, dua kali, tiga kali, dan entah sampai berapa kali tetap saja tidak di angkat, Ya Allah Mey kamu kemana sih sudah hampir isya kamu belum juga pulang

Aku mondar-mandir di depan pintu sudah seperti setrikaan dan sesekali kutengok ke arah jendela siapa tau sosok yang aku tunggu muncul, huh! Tetep saja sosok yang aku tunggu-tunggu tidak juga muncul dan di saat aku ingin mencoba menghubunginya kembali tiba-tiba aku mendengar deru suara mobil memasuki halaman rumah, aku mengintip dari balik jendela menanti sosok yang keluar dari dalam mobil tersebut

Yap! sosok yang keluar dari dalam mobil itu adalah orang yang aku tunggu sedari tadi, tapi tunggu dulu di antar siapa dia pulang, karena setauku itu bukan mobil Salsa, dan aku masih setia mengintip dari balik jendela menanti sosok yang keluar dari pintu kemudi, dan betapa terkejutnya aku saat aku lihat seorang laki-laki turun dari mobil tersebut, dan yang lebih membuatku terkejut lagi laki-laki itu adalah kak Davin

"terima kasih kak sudah mengantarku pulang, tidak mau mampir dulu! "

" tidak Meyra, terima kasih lain kali saja, salam buat Abim "

Sayup-sayup aku bisa mendengar percakapan mereka dalam posisi aku masih berada di balik jendela, entah mengapa aku tidak suka melihat tatapan kak Davin kepada Meyra istriku, ya dia istriku! dan saat Meyra hendak memasuki rumah secepat kilat aku menuju ruang tengah menyalakan televisi dan pura-pura tidak melihat adegan tadi

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang