Genap sebulan Sania berada di rumah sakit, selama waktu itu pula mas Abim selalu setia menjaganya, sehari, dua hari, tiga hari sampai dua minggu aku tidak masalah dengan perhatian mas Abim pada Sania karena mereka adalah teman dan akupun selalu menyusul mas Abim ke rumah sakit untuk sekedar membawakan baju ganti atau pun makanan, tapi setelah dua minggu berlalu aku tidak bisa lagi menyusul mas Abim ke rumah sakit karena kerjaan di kantor yang lagi sibuk yang memaksaku untuk harus lembur setiap hari, dan mulai saat itu komunikasiku dengan mas Abim sangat kurang karena kesibukan masing-masing dan intensitas bertemu pun sangat jarang, mas Abim lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit
Mas abim sendiri sebenarnya juga lagi sibuk dengan pekerjaannya, sampai - sampai dia membawa pekerjaannya ke rumah sakit, agar tetap bisa bekerja sekaligus menjaga Sania, dan mulai saat itu rasanya ada yang mengganjal di dalam hatiku, jangan tanyakan bagaimana perasaanku melihat suamiku begitu perhatian dengan perempuan lain, sudah pasti aku sangat cemburu tapi aku berusaha untuk menutupinya, aku berusaha mengerti situasinya namun tetap saja sisi hatiku merasa sakit
Katakanlah aku egois, aku mulai keberatan dengan perhatian suamiku pada Sania, aku merasa perempuan itu akan mengambil mas Abim dariku dan dari tatapan nya perempuan itu jelas tidak menyukaiku, tapi di saat aku menceritakan apa yang aku rasakan pada mas Abim, tanggapan suamiku itu sungguh diluar dugaan, lelaki itu menganggapku kekanakan, dia bilang aku cemburu buta dan tidak mau mengerti dengan keadaan Sania yang sedang sakit parah, padahal kami jarang sekali punya waktu untuk sekedar ngobrol, tapi sekalinya ngobrol rasa sakit yang harus aku terima
Aku memilih untuk mengalah dan diam, memendam rasa kecewa karena untuk pertama kalinya mas Abim membentakku demi membela perempuan lain, yach mungkin aku yang tidak sadar diri, Sania bukanlah perempuan lain melainkan perempuan di masa lalu mas Abim, dan lebih berarti dariku
Bekerja dan bekerja adalah salah satu pelampiasanku untuk mengalihkan fokus pikiranku pada mas Abim, aku hanya tidak ingin menambah beban pikiran suamiku jika melihatku tidak menyukai perlakuannya pada Sania, bagaimana pun juga aku masih punya hati, ada rasa kasihan saat melihat keadaan Sania yang memprihatinkan tapi tidak dengan hatiku, hatiku tetap tidak bisa menerima saat melihat mas Abim begitu perhatian pada perempuan itu, entahlah mungkin benar apa yang dikatakan suamiku, aku cemburu buta
Aku mengambil foto yang terbingkai cantik di atas meja kerjaku, fotoku dan mas Abim yang terlihat bahagia, rasanya baru kemarin aku merasakan kebahagiaan bersama suamiku tapi kini semua telah berubah, dia sudah tidak punya waktu lagi untukku, bahkan untuk sekedar saling mengirim chat
"duh serius amat ngelihatinnya, foto siapa sih? "
Tiba-tiba suara salsa membuyarkan lamunanku dan membuatku sedikit kaget" sejak kapan kamu berdiri di situ, lagian tu ya etikanya kalau masuk ruangan orang lain itu ketok pintu dulu atau ucap salam dulu" protesku pada sahabatku yang satu itu
" aduh please deh bu, ni lihat tangan eike, udah hampir lecet semua gara-gara ketok-ketok pintu ga ada jawaban! " Salsa memperlihatkan tangannya yang tidak apa apa
"cih berlebihan! " dengusku membuang muka agar Salsa tidak melihatku menertawakan tingkahnya
" tapi beneran deh kamu lagi nglamunin apaan sih mey! sampai segitunya, aku masuk aja kamu ga nyadar!"
"ga ada apa-apa kok, cuma lagi ini aja agak capek jadi mungkin kurang fokus " jawabku berbohong, karena aku tidak ingin Salsa jadi khawatir
"mey.....! udah deh kamu tu ga pandai berbohong, kenapa sih?! Apa ini tentang suami kamu? " Salsa menatapku penuh selidik dan aku hanya mampu tertunduk
Benar apa yang dikatakan sahabatku itu, aku tidak pernah bisa berbohong darinya, Salsa benar-benar orang yang sangat mengerti aku
" memangnya ada apa mey, bukannya kalian sudah menerima satu sama lain dan suami tampan kamu itu sudah menyatakan cintanya, ada apa lagi? " Salsa menekan kata-katanya pada kalimat terakhirnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...