Berharap Maaf

12.2K 612 1
                                    

Sesampainya di kantor Abim masih kepikiran Sania, lalu dia menghubungi anak buahnya untuk memantau keberadaan Sania dan memastikan keadaannya baik-baik saja, biar bagaimana pun juga Abim tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terhadap Sania

Setelah memastikan keadaan Sania baik-baik saja barulah Abim kembali fokus pada pekerjaannya, Abim ingin sesegera mungkin menyelesaikan pekerjaannya agar malam ini ia bisa pulang cepat dan tidak perlu lembur

Alasan utama kenapa Abim ingin pulang cepat tidak lain dan tidak bukan adalah Meyra, dia ingin memangkas jarak antara dirinya dengan Meyra, ingin meminta maaf dan mengakui perasaannya pada perempuan itu

Tepat jam 18:00 wib abimY telah selesai dengan pekerjaannya, setelah mengerjakan sholat magrib Abim lantas bergegas untuk pulang, senyumnya terus mengembang menghiasi wajah tampannya, membayangkan wajah istrinya yang tersenyum menyambutnya pulang tapi itu di saat istrinya tidak sedang marah, untuk saat ini dia harus kehilangan senyum itu karena keegoisannya

Di tengah perjalanan pulang Abim menyempatkan untuk membeli sebuket mawar putih, untuk siapa bunga itu? Untuk siapa lagi kalau bukan untuk Meyra, Abim berharap mawar putih ini akan mewakili permintaan maafnya, Abim menatap bunga yang ada di tangannya, mencium baunya lalu tersenyum sendiri
"dengan bunga ini semoga kamu memaafkan aku" gumam Abim dengan harapan tinggi

Dua puluh menit kemudian Abim telah sampai di rumah, saat masuk ke dalam rumah Abim mengucapkan salam lalu melihat mbok ijah sedang menyiapkan makan malam, perempuan paruh baya itu tersenyum ramah serta menjawab salam Abim, Abim heran tidak biasanya jam segini mbok ijah ada di sini

"mbok istri saya mana?tidak biasanya Meyra nyuruh mbok datang di jam segini" tanya Abim ramah

"iya pak tadi ibu' yang nyuruh saya ke sini untuk nyiapin makan malam bapak, katanya ibu' lagi ada di rumah mamanya ga bisa nyiapin makan malam untuk bapak! " jawab mbok ijah yang masih sibuk dengan piring di tangannya

" ke rumah mama ada urusan apa" gumam Abim, dalam benaknya bertanya-tanya

" ya sudah mbok Abim ke kamar dulu" Abim dengan tergesa menuju kamarnya lalu meletakkan tas kerjanya di atas nakas

Abim berfikir sejenak, masih bertanya - tanya pada dirinya sendiri kenapa Meyra pergi ke rumah mama tidak izin padanya, tidak biasanya perempuan itu bersikap seperti ini, apa kemarahannya begitu besar

Abim menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur king sizenya dengan posisi terlentang, menatap langit - langit kamarnya serta menghela nafas pelan
'Ya Allah apa aku sudah tidak punya kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya '

Abim mengusap kasar wajahnya, memejamkan mata sejenak lalu menengok ke samping kanan hendak mengambil foto pernikahan yang ia letakkan di atas meja kecil dekat tempat tidur, tapi tiba-tiba pandangannya tertuju pada notes kecil yang berada di samping foto tersebut

Mas untuk tiga hari ke depan meyra nginep di rumah mama, papa sedang keluar kota selama tiga hari, kasian mama sendirian
Segala kebutuhan untuk sementara di handle mbok ijah
Assalamualaikum.....

                                                  Meyra

Abim  bernafas lega setelah membaca notes tersebut, sekali lagi fia telah berburuk sangka terhadap Meyra, ternyata apa yang terjadi tidak seperti yang di pikirannya, tanpa pikir panjang Abim lantas mengambil koper kecil dan memasukkan beberapa pakaian ke dalamnya

"mbok....!! mbok ijah!! " teriak Abim sambil menenteng koper  di tangannya

"iya pak!! " jawab perempuan paruh baya itu tergopoh-gopoh menghampiri Abim
"loh pak, bapak mau kemana ? " tanya mbok ijah ketika melihat Abim menenteng koper di tangannya

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang