Menunggu

11.4K 627 3
                                    

Meyra pov

"Assalamualaikum......... "

Kuucapkan salam ketika pintu utama telah kubuka menggunakan kunci cadangan yang selalu aku bawa didalam tas, meskipun aku tahu tidak akan ada jawaban atas salamku karena ini sudah jam sebelas malam namun tetap kuucapkan salam karena sudah menjadi kebiasaanku saat memasuki rumah

Badanku rasanya lengket dan gerah ingin sekali segera berendam di dalam bathup yang di campur dengan aroma terapi kesukaanku, kulangkahkan kaki menuju kamar yang berada di lantai atas bersebelahan dengan kamar mas Abim, tapi tunggu dulu kenapa tv yang ada di ruang keluarga masih menyala, pelan-pelan kudekati sofa yang berada disana yang sepertinya berpenghuni, oh Ya Tuhan kenapa mas Abim tidur di sini

Kutatap sejenak wajah tampan lelaki yang sedang terlelap di hadapanku ini, berjongkok dan mensejajarkan tubuhku dengannya untuk membangunkannya supaya pindah tidur di kamar, sesaat sebelum aku mengguncang lengannya jarak antara wajahku dengan wajahnya sangat dekat dan entah mengapa sisi hatiku berdesir saat kutatap wajah tampan yang begitu damai itu, apa laki-laki ini memang ketiduran di sini atau sengaja menungguku pulang, ah rasanya berlebihan jika aku berharap laki-laki ini menungguku pulang

"mas bangun.......tidurnya pindah ke kamar jangan di sini " kuguncang-guncang lengannya beberapa kali dengan hati-hati agar ia tidak terkejut nantinya

" hhmmm......kamu sudah pulang " suara serak dengan mata yang belum terbuka sempurna ia mencoba meraih handphone guna menengok jam yang tertera di layarnya

" jam 11 mas.....ayo pindah jangan tidur di sini nanti badannya pegal semua " aku menarik tangannya agar bangun dari tidurnya untuk pindah ke kamar

" aku ngantuk sekali"  jawab mas Abim lesu yang kembali menyadarkan kepalanya di sofa

"aduh susah banget sih dibangunin" aku jadi kesal dibuatnya

"hmm.... Bantuin" mas Abim menjulurkan tangan kirinya dengan mata yang masih terpejam

"ya ya ya!.... Baiklah! " sebenarnya aku jengah melihat kelakuannya yang seperti anak kecil, kenapa sifatnya berubah-ubah setiap waktu

Dengan berat hati ia bangun dari tidurnya dan dengan langkah gontai serta mata yang hanya setengah terbuka kupapah tubuh mas abim menuju kamarnya yang berada dilantai atas

" sampai.....!"kataku  saat kami telah berada di depan pintu kamarnya kemudian kubukakan pintu kamarnya karena aku tahu matanya hanya setengah terbuka pertanda laki-laki ini masih sangat ngantuk

" silahkan lanjutkan tidurnya tuan besar...... " tanganku mengarahkan pada pintu yang telah terbuka seperti pelayan yang mempersilahkan majikannya

" terima kasih.....!" kata laki-laki itu  kemudian meraih puncak kepalaku lalu mengecup keningku sekilas dan berlalu dari hadapanku , benar-benar hanya sekilas namun mampu membuatku melongo

Ya Allah apa yang laki-laki itu lakukan, apa mungkin dia melakunnya di bawah alam sadarnya atau mungkin dia sedang bermimpi sambil berjalan dan mengira aku ini perempuan yang di cintainya, ah entahlah lebih baik aku segera mandi lalu merebahkan raga yang terasa lelah ini

              ------------000-----------

Abim pov

Adzan subuh berkumandang dengan merdunya membangunkan raga-raga yang masih terbuai dalam bunga tidur, subuh kali ini terasa berbeda biasanya Meyra selalu mengetuk pintu kamarku untuk membangunkanku serta membawakan baju koko untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah, tapi kali ini aku harus sholat sendirian karena istriku itu sedang berhalangan, maklumlah perempuan dan sepertinya Meyra juga belum bangun mungkin kecapean karena semalam gadis itu pulang larut malam

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang