Rafi

15.2K 760 2
                                    

Beberapa hari ini aku masih saja memikirkan kata - kata Zain, keinginannya untuk menikahi Meyra sungguh diluar dugaanku, bagaimana bisa Diana mengizinkan Zain untuk menikah lagi.

Meyra..... bagaimana dengan perempuan itu apakah dia masih mencintai Zain, apakah sikapku selama ini sama sekali tidak menyentuh hatinya, entah mengapa ada ketidak relaan didalam hatiku ketika mengetahui bahwa Zain masih mencintainya,apakah aku cemburu!! Dan apakah Aku pantas untuk cemburu.....

Perasaan yang selama ini tumbuh hanya karena Arkan sangat menyayangi Meyra berubah menjadi rasa cinta yang begitu egois, saking egoisnya sampai membuatku akan bersaing dengan adikku sendiri, orang yang lebih dulu mengenal dan mencintai Meyra

Apa salahnya jika Aku memperjuangkan kebahagiaanku dan juga kebahagiaan Arkan, anak itu sangat menyayangi Meyra, dan untuk pertama kalinya aku melihat Arkan begitu dekat dengan perempuan selain ibuku, lagi pula Arkan membutuhkan sosok seorang Ibu yang bisa Aku temukan di dalam diri Meyra

Arkan masih sangat kecil dan dia butuh kasih sayang seorang ibu karena sebesar apapun kasih sayang yang Aku berikan itu tidak sama dengan kasih sayang seorang ibu

Aku menyadari itu saat melihat Arkan bersikap manja bila bersama Meyra, kebahagiaan Arkan membuatku ingin mewujudkan keinginannya untuk memiliki seorang Ibu

Sebenarnya bukan hal yang sulit untuk menikah lagi, walaupun Aku masih sangat mencintai Zahra! tidak masalah bagiku untuk menikah tanpa cinta asalkan Arkan yang memintanya dan bisa menjadi Ibu sambung yang baik untuk Arkan

Masalahnya selama ini Arkan tidak pernah mau dekat dengan siapa pun bahkan dia juga tidak terlalu dekat dengan neneknya, tapi dengan Meyra.....!! Kenapa Arkan bisa sedekat itu, Aku pun dibuat heran

Untuk saat ini pikiranku kacau dan entah kemana laju mobil ini akan tertuju, aku terus menyusuri jalanan beraspal yang begitu bising oleh kendaraan yang lalu lalang, hingga tanpa kusadari mobil yang aku kemudikan sampai didepan butik meyra
"bagaimana bisa aku sampai disinigerutuku dalam hati.

Nyatanya tanpa dikomandopun ragaku seakan telah terbiasa untuk datang ke tempat dimana perempuan yang aku cintai berada"  oh myGod apa yang kamu lakukan saat ini rafi " aku terus saja merutuki diriku sendiri  yang tak mampu mengendalikan perasaanku.

Kutatap bangunan yang ada di depanku meski tak terlihat si pemiliknya rasanya hati ini damai berada disekitarnya, kenapa aku ini  seperti ABG yang lagi kasmaran bahkan dulu saat bersama mamanya arkan tidak begini amat, sepertinya aku sudah mulai gila, aku acak rambutku sendiri karena frustrasi,saking frustrasinya aku mencoba memejamkan mataku berharap semua ini hanya mimpi, karena aku tidak menyangka semua akan menjadi serumit ini.

Tok tok tok mas..... mas.... Kudengar sayup-sayup kaca mobilku diketuk berulang-ulang oleh seseorang, perlahan kudongakkan kepalaku yang sedari tadi tertunduk lemas diatas setir mobil, kuturunkan kaca mobilku dengan malas dan mulai kulihat dengan jelas siapa yang telah mengganggu tidur ku "mas.... kenapa tidur disiniucap perempuan itu yang melihatku khawatir
"eh mey..... maaf aku ketiduran " perempuan itu adalah meyra yang sedari tadi mengganggu pikiranku yang kini telah berdiri dihadapanku dengan raut muka khawatir.

" duduk mas.... aku ambilkan teh panas dulu" perempuan itu menuju nakas dan menyeduh teh panas untukku, segera kuteguk dan kurasakan pening dikepalaku sedikit berkurang
"udah mendingan mas.... " tanyanya kemudian dan kujawab dengan anggukan
" maaf tadi meyra telpon mas rafi berkali-kali tapi tidak ada jawaban meyra pikir mas rafi lagi sibuk ga bisa jemput arkan, yaudah akhirnya meyra antar pulang arkan eh ga taunya pas meyra balik ke butik mobil mas rafi udah ada, maaf mas jadi sia-sia datang ke sini " ucapnya panjang lebar yang sesekali menggigit bibir bawahnya yang menurutku itu sangat lucu.

Aku masih setia mendengar meyra bercerita tentang kegiatan arkan hari ini yang sesekali membuatku tersenyum simpul, dia juga tidak lupa menanyakan keadaanku hari ini yang begitu kacau dan berantakan dan sudah bisa dipastikan jawabanku pastilah sebuah kebohongan, tidak mungkin aku akan mengatakan yang sesungguhnya pada meyra tentang apa yang terjadi padaku hari ini,entah kapan hari itu akan datang suatu saat aku pasti akan mengakui perasaanku padanya, tentang semua yang aku rasakan tapi bagaimana dengan zain......

Kenapa dengan aku ini, dimana akal sehatku, benarkah cinta mampu membuat seseorang berbuat konyol,  zain.... maafkan kakakmu ini.

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang