Rumah sakit
Disini lah Zain sekarang berada, didepan ruang operasi
Keadaannya sangat kacau dan berantakan
Tubuhnya merosot di depan pintu ruang operasi, keadaan jiwa dan raganya benar-benar hancur
Tatapannya kosong dan raut wajahnya memilukan setiap mata yang memandang dengan mata sembab dan memerah
Hatinya masih menolak kejadian yang baru saja ia alami, kepalanya terus menggeleng tidak bisa menerima kenyataan
Kedua telapak tangannya menutup kedua matanya, mencoba mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang mungkin saja bisa terjadi pada Meyra
Bahunya bergerak naik turun, menandakan laki-laki itu tengah menangis, menangis tanpa suara, hingga tiba-tiba Zain tersentak saat seseorang menariknya dengan kasar
"apa yang terjadi dengan istriku, HAH!! " Zain hanya mampu menatap sendu
Seseorang yang menarik Zain itu ternyata adalah Abim
Emosi Abim benar-benar sudah tidak bisa terkontrol
Setelah menarik Zain dengan kasar, Abim mencengkeram kerah baju Zain yang sudah penuh dengan nada darah yang telah mengering
"katakan bedebah! ! "
Zain hanya diam dengan wajah pasrah saat Abim membentaknyaBuk!!!
Satu pukulan menerjang pipi sebelah kiri Zain tanpa perlawanan, bahkan Zain tidak ada niatan untuk membalasnya
" katakan apa yang terjadi dengan istriku, HAH!! Jangan diam saja! " Abim mengguncang-guncang bahu Zain frustasi serta terus membentaknya, tapi Zain masih tetap diam
Bukk!!!
Satu lagi tinju Abim melayang, kali ini menerjang pipi sebelah kanan Zain hingga darah segar keluar dari mulutnya, dan Zain hanya membiarkannya
" bangsat kenapa kamu hanya diam! " Lagi-lagi Abim membentak penuh emosi
" pukul, pukul terus!!!aku pantas mendapatkannya, aku benar-benar tidak berguna, aku memang bedebah, aku memang bangsat!! " kini Zain bersuara sambil memegang tangan Abim dan memukul- mukulkannya ke pipinya sendiri
Zain berurai airmata, bukan karena pukulan Abim, tetapi karena jiwanya yang masih terguncang, dia merasa apa yang terjadi pada Meyra adalah tanggung jawabnya, dan sudah sepantasnya ia dihajar karena kelalaiannya
Reflek Abim melepaskan cengkraman di kerah Zain, saat melihat laki-laki itu terlihat begitu rapuh
" dimana istriku? " tanya Abim dengan nada lirih
Melihat keadaan Zain yang seperti itu, mau tidak mau membuat Abim langsung down
Meskipun belum mengetahui keadaan Meyra seperti apa, tetapi melihat Zain yang berantakan seperti itu, cukup membuat tubuhnya langsung bereaksi, jiwanya seperti di hantam batu yang teramat besar
"dia sedang berjuang " Zain menunjuk arah ruang operasi
Abim seperti menyadari kebodohannya, saat melihat ruang operasi yang lampunya masih menyala
Entahlah apa yang sedang di pikirkannya, saat melihat Zain darahnya langsung naik dan emosi
Harusnya sejak awal dia menyadari, keberadaan istrinya dimana, saat dia melihat Zain berada di luar ruang operasi, bukannya bertindak bodoh seperti tadi
Ternyata orang sepandai dirgantara, pernah juga tidak menggunakan otaknya tetapi lebih menggunakan emosinya
Zain dan Abim kini duduk di lantai di depan pintu ruang operasi, keduanya sudah sama-sama dalam keadaan terguncang dan berantakan, menunggu dalam kecemasan
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...