Jarum jam telah menunjukkan pukul dua tengah malam tapi Abim masih belum bisa memejamkan matanya, rasa hatinya gelisah memikirkan dua perempuan yang sedang menari-nari di benaknya
Dengan langkah gontai abim menuju kamar Meyra, membuka knop pintu dengan sangat hati-hati agar suaranya tidak membuat Meyra terbangun, dipandanginya perempuan yang sedang tertidur dengan posisi yang sepertinya kurang nyaman, Abim melangkah mendekat ke arah ranjang dan dilihatnya Meyra masih mengenakan pakaian yang sama dan belum menggantinya dengan baju tidurnya
"Ya Allah aku lupa kalau perempuan ini kakinya sedang sakit, mana bisa dia pergi ke kamar mandi sendiri " Abim bicara pada dirinya sendiri dan merutuki kebodohannya
" Maafkan aku sayang, aku ini hanya suami yang tidak berguna, yang bisanya hanya membuat kamu sulit "Abim menarik kursi rias Meyra dan meletakkannya di samping ranjang, ia mendudukkan bokongnya dengan nyaman sambil terus menatap wajah cantik Meyra yang begitu damai saat tidur, cantik!
" maafkan aku sayang.......aku tahu semua ini tidak mudah, dan tidak adil bagimu, tapi aku harap kamu bisa memahami posisiku"
Abim mencium kening Meyra dengan lembut, sangat hati-hati karena takut Meyra terbangun oleh ulahnyaCukup lama Abim memandangi wajah damai Meyra saat tertidur, Abim masih tidak menyangka hidupnya akan seperti ini, menempatkan istri yang sangat ia cintai pada posisi yang sangat sulit, kepalanya pening otaknya benar-benar tidak bisa lagi berpikir hingga akhirnya tanpa dia sadari ia juga tertidur dengan posisi tangan Abim yang menggenggam jemari Meyra
Di dalam tidur Meyra dia seperti berdiri di tengah gurun dengan tangan yang selalu di genggam oleh suaminya Abim, bahagia dan saling memandang penuh cinta, bahkan sudut bibir keduanya selalu mlengkung ke atas, tapi tiba-tiba dari kejauhan datanglah seorang perempuan yang berlari ke arah suaminya dan meraih sebelah tangan Abim dan berusaha untuk menarik Abim menjauh meninggalkan Meyra, yang membuat senyum di bibir Meyra seketika memudar dan dunianya seakan runtuh, keadaan yang tiba-tiba menjadi berkabut membuat penglihatan Meyra semakin mengabur dan menghilangkan Abim dari pandangannya, Meyra mulai kalut dan terus menerus memanggil-manggil nama Abim dan kemudian Meyra pun tersentak dari tidurnya
Meyra bangun dengan nafas yang tersengal dengan peluh keringat yang membasahi dahinya
Di saat Meyra perlahan mengatur nafasnya yang memburu sudut matanya menangkap sesuatu, dia melihat Abim yang tidur dalam posisi duduk dan sebelah tangannya sebagai bantal untuk kepalanya sedangkan tangan yang satunya menggenggam tangannya, rasa hangat seketika menjalar ke dalam hatinya dan sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, tangannya perlahan mengusap lembut kepala Abim penuh sayang, angannya melayang membayangkan kebahagiaan antara dirinya dengan suaminya berharap saling menyayangi sampai akhir hayat, tapi sedetik kemudian ia menyesali perbuatannya karena usapan di kepala itu membuat suaminya menggeliat dan perlahan membuka matanya
"eehm...... Mey.....kamu sudah bangun!" suara serak khas bangun tidur dan raut wajah Abim yang terlihat lelah membuat Meyra menyesal telah mengganggu tidur Abim
"ma-maaf mas.....mas abim jadi terbangun!" raut Meyra penuh penyesalan
" kenapa minta maaf sayang! " Abim berusaha membuka matanya yang masih terasa berat, Abim lalu meraih jam beker yang terletak di meja samping tempat tidur Meyra yang menunjukkan jam empat pagi
" sebentar lagi subuh Meyra ingin ke kamar mandi untuk bersih-bersih mas" ucap Meyra yang masih merasa bersalah melihat raut wajah abim yang masih mengantuk
"baiklah.....!" Abim berdiri dari tempat duduknya dan menyibakkan selimut yang menutupi kaki meyra dengan hati-hati
" mau ngapain mas? ! " pekik Meyra saat Abim hendak membopong tubuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...