Rumah Sakit 1

15K 795 13
                                    

Kecelakaan yang dialami Meyra telah sampai di telinga Zain maupun Rafi, keduanya sama-sama ingin menjadi orang pertama yang menjaga Meyra dan memberi perhatian penuh untuk Meyra

Seperti pagi ini Zain dengan sebuket mawar putih telah siap dengan tampilan terbaiknya sedangkan Rafi dengan sebuket mawar merah tak kalah tampan dari Zain , meski keduanya tidak janjian untuk menjenguk Meyra sepagi ini nyatanya keduanya datang ke rumah sakit di waktu yang sama

"Mas Rafi.......!!! "

"Zain.........!!!"

Keduanya sama-sama terkejut, dan saling menatap canggung

Zain dan Rafi saling bertukar pandang saling menelisik bunga yang berada ditangannya masing-masing, mereka sama-sama tersenyum malu menyadari kekonyolan yang telah mereka perbuat

"kenapa bisa sama begini " ucap keduanya bersamaan yang menimbulkan tawa Renyah diantara keduanya

" okey...... biar Meyra yang memilih salah satu diantara kita, kita tidak perlu lagi bersaing seperti ABG labil" kata Rafi menepuk pundak Zain

"siapa takut " balas Zain mengedikkan bahunya

Keduanya berjalan menuju ruang dimana Meyra di rawat, segala kebutuhan Meyra dirumah sakit dari ruang inap nomor satu hingga perawat pribadi telah dipersiapkan oleh Abim, fasilitas yang begitu mewah membuat Meyra sedikit risih dengan apa yang dilakukan oleh Abim, tapi bagi Abim semua itu hal yang biasa, dan sudah semestinya ia lakukan untuk menevus kesalahannya

"Assalamualaikum..... " ucap Rafi dan Zain bersamaan membuka pintu ruang inap Meyra

" waalaikumsalam....... " balas  Meyra menoleh ke sumber suara
" Mas Zain, Mas Rafi...... " Meyra terlihat terkejut melihat kehadiran dua laki-laki dihadapannya yang datang bersamaan

" hai meyra......!!" ucap Zain dan Rafi bersamaan
" ni buat kamu..... " Zain dan Rafi bersamaan menyodorkan buket mawarnya masing-masing

Meyra bengong dan mulutnya sedikit menganga melihat kelakuan Zain dan Rafi, seperti orang shok yang tidak tahu harus berkata apa, itulah yang sedang terlihat dari wajah Meyra

Seperti menyadari kebingungan Meyra, Zain dan Rafi lantas meletakkan kedua buket mawar tersebut ke atas nakas, keduanya lantas berdiri disamping kanan dan kiri ranjang Meyra

"ehmmmm..... gimana Mey keadaan kamu dah mendingan belum?! " tanya Rafi memecahkan kekakuan diantara ketiganya kemudian menarik kursi yang terletak di samping ranjang Meyra

Dengan senyum canggung Meyra mengangguk
" sudah mendingan mas, cuma kakinya belum bisa buat jalan jadi kemana mana harus pakai kursi roda, kata dokter sih mungkin sekitar satu bulan harus pakai kursi roda dulu "

" yang sabar ya cantik, itu artinya kamu disuruh istirahat dulu " ucap Zain manja dan penuh perhatian yang membuat Meyra malah merasa risih

" ihhhhhh.....!!! " ucap Meyra dan Rafi jijay mendengar perkataan Zain " nggak usah lebay gitu, nggak lihat ada orang lain disini apa!!" sahut Rafi menatap sengit kearah Zain yang dibalas senyum mengejek oleh Zain

Ketiganya lantas tertawa, namun dibalik itu semua sebenarnya Zain sedikit agak canggung dengan tingkahnya sendiri, sedangkan Meyra merasa perhatian kedua laki-laki ini membuatnya terharu, yah!!.... Meyra memang anak tunggal yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang saudara, kasih sayang Rafi dan Zain membuatnya seakan memiliki kakak, tapi mengingat perhatian itu tidak sekadar kasih sayang terhadap teman membuat Meyra merasa sedih, dan jujur saja membuat Meyra juga merasa bingung, suasana yang begitu canggung namun sekaligus begitu hangat membuat sudut mata meyra berkaca-kaca

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang