Zain (lagi)

12K 593 11
                                    

"sebenarnya apa yang terjadi Mey.....apa lelaki itu menyakitimu?!"  tanya Zain pada Meyra yang duduk di kursi penumpang dan pandangannya mengarah pada jalan

Meyra menghela nafas pelan "tidak ada mas, aku baik-baik saja"  jawab Meyra lesu tanpa mengalihkan pandangannya pada jalanan yang padat merayap

Zain mendesah, dia tau betul sifat Meyra, gadis itu tidak akan mau berterus terang tentang kesedihannya, gadis itu hanya akan berbagi dengan orang lain tentang hal-hal yang membahagiakan

"tidak apa kalau kamu tidak mau cerita, tapi kalau sampai aku mendengar laki-laki itu membuatmu menderita, aku tidak akan segan-segan merebutmu dari tangannya"

" aish....!! mas Zain ini ngomong apa sih memangnya aku ini barang yang bisa direbut-rebutin " Meyra memanyunkan bibirnya berlagak jutek walau sebenarnya dia terkejut dengan kata-kata Zain barusan

Zain tersenyum geli melihat ekspresi Meyra yang memanyunkan bibirnya
" andai saja kamu belum menjadi milik orang lain " gumam zain yang tidak begitu jelas di dengar Meyra

" apa mas? Mas Zain tadi ngomong apa aku ga jelas dengarnya"

" ga!bukan apa-apa lupain aja" Zain menahan nafasnya sejenak

" oooo......!!! "

Kemudian hening untuk beberapa saat, Zain fokus pada kemudinya sedangkan Meyra sibuk dengan pikirannya sendiri, terngiang kembali kata-kata Sania yang meminta  Abim untuk menikahinya, permintaan  yang tidak bisa di mengerti oleh Meyra, bagaimana bisa seorang perempuan meminta seorang lelaki untuk menikahinya sedangkan lelaki tersebut sudah memiliki seorang istri, bukankah dia seorang perempuan sama seperti istri lelaki tersebut dan dia pasti tau betul tidak ada perempuan di belahan bumi manapun yang ingin di bagi cintanya

"Mey jawab pertanyaanku dengan jujur, apa kamu bahagia hidup bersama dirgantara!? " pertanyaan Zain membuyarkan lamunan Meyra

" mak-maksud mas Zain " jawab Meyra terbata
"tentu saja..... dia suamiku, tid-tidak ada alasan untuk tidak bahagia! "
Ucapnya gagu

Zain menatap meyra sejenak, laki-laki itu merasa ada keragu-raguan dari jawaban meyra, perempuan yang sudah sangat dia kenal sebelumnya, bahkan dari gestur tubuhnya pun dia tau perempuan itu sedang berbohong atau tidak

"bagaimana dengan mas Zain sendiri..... " tanya Meyra sedikit ragu-ragu " maksudku bagaimana kabar mbak Diana? " Meyra cepat-cepat meralat pertanyaannya

" aku tidak tau! " jawab Zain acuh dan tetap fokus pada kemudi stirnya

Meyra mengerutkan keningnya "maksudnya tidak tau....!!"

"kami dalam proses perceraian" ucap Zain tetap dingin

" Hah.....!!" Meyra membekap mulutnya sendiri
"bagaimana mungkin itu terjadi!" Meyra menatap Zain dengan tatapan tidak percaya

Zain memperlambat laju mobilnya dan mendesah pelan
"aku melepasnya karena aku tidak ingin menyakitinya, dari awal dia tau siapa orang yang aku cintai " Zain lalu menatap sekilas tepat pada manik mata Meyra, yang membuat siempunya membuang pandangan ke arah lain

Meyra memilih untuk tidak menanggapi ucapan Zain karena dia bisa menerka siapa perempuan yang di maksud Zain, bukannya kege-er-an tapi itulah kebenarannya

" apa kamu tidak mau tau siapa perempuan itu? " tanya Zain seraya menaikkan alisnya

" eemm......tidak!!" Meyra menggelengkan kepalanya yang membuat Zain mendengus kecewa

"yach pengorbananku tiada arti! " selengek Zain yang di tanggapi decihan oleh Meyra

" tapi mas! ada satu hal yang masih membuatku penasaran"

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang