Tersentuh

12.8K 710 2
                                    

Semua makanan telah tersedia di meja makan dari sayur asem,sambel terasi, terong balado, gurame goreng,ayam teriyaki, cumi asem manis dan tidak ketinggalan tahu dan tempe goreng

Rosita sungguh perhatian terhadap Abim, entah mengapa ia merasa Abim seperti anaknya sendiri, walaupun ia tidak memiliki anak laki-laki tapi sikap hormat Abim terhadap dirinya membuatnya merasa memperoleh kasih saya seorang anak laki-laki

"ayo nak Abim dicobain, ini semua yang masak Meyra lho tadi juga dia belajar bikin kue nanti yang kasih nilai nak Abim okey "
ucap Rosita sambil melirik kearah Meyra yang duduk di sebelahnya dengan wajah di tekuk, dan Abim menatap sekilas dan tersenyum tipis kearah Meyra yang duduk di depannya, seakan menikmati kejengkelan Meyra

" nggak di campur racun kan tante!" ucap Abim mengedipkan mata kearah Rosita memberi kode dan Meyra langsung melotot ke arah Abim mendengar perkataannya  tapi dengan cueknya Abim tidak peduli

"Tu kan ma.... Pak boz yang satu ini ngeselin, kenapa coba tadi mama nawarin makan, pasti dia mau makan cuma karena gs enak sama mama, dia tu nggak terbiasa makan masakan rumahan ma! tiap hari kan makanya masakan koki bintang lima"
ucap  Meyra yang tidak terima dengan tuduhan Abim sambil mengerucutkan bibirnya

Tanpa mempedulikan ucapan Meyra yang terus saja nerocos, Abim melahap makanan yang ada di depannya dan Rosita tersenyum  melihat Abim yang terlihat begitu menikmati makanannya

"enak kan masakan Meyra ....... tenang nak Abim nggak dicampur racun ko tapi dicampur bumbu cinta "
seloroh Rosita balas mengedipkan matanya kearah Abim seraya mencubit lengan Meyra yang ditanggapi lototan oleh anak semata wayangnya

" uhuk.... uhuk....  " Abim tersedak mendengar ucapan Rosita dan secepat kilat Meyra bangkit mengambilkan air putih untuk Abim

"ini pak...... pelan-pelan...... " Meyra menyodorkan air putih, kemudian tanpa ia sadari tangannya mengusap-usap tengkuk Abim

" ma-maaf pak.... "   Meyra refleks menarik tangannya dan kembali ketempat duduknya dengan wajah  malu menyadari tindakannya sedangkan Abim menghabiskan air yang tersisa di dalam gelasnya dengan perasaan berdesir didalam dadanya, entah karena apa dadanya berdesir, jika itu karena sentuhan Meyra rasanya terlalu berlebihan, itu hanya sebuah sentuhan ringan pertolongan

" nak Abim tidak apa-apa, maaf kan tante nak! seharusnya tante tidak banyak bicara saat nak Abim sedang makan.... " dengan wajah penuh penyesalan Rosita menggenggam telapak tangan Abim

Abim dan Meyra saling pandang walau hanya sekilas, keduanya merasa canggung dengan kejadian tadi, terlebih dihadapan Rosita
" Ehm..... tidak apa apa tan! tadi cuma kesedak sambel aja! " ucap Abim berbohong dan melirik kearah Meyra yang tertunduk

" Ohh.....!!! " Rosita tersenyum penuh arti

Abim bisa menangkap senyum tersirat dari Rosita yang membuat Abim semakin kikuk
"Abim sudah selesai tan! semua masakannya enak Abim sangat menyukainya, Meyra benar  tan....!!" Abim menjeda ucapannya sejenak lalu menatap Rosita dan Meyra secara bergantian

"sudah lama Abim tidak ngrasain masakan rumahan kaya gini, terima kasih tante! Abim sampai terharu karena bahagia "

Meyra dan mamanya saling pandang seakan berusaha mencerna ucapan Abim dan berusaha memahami keadaan seperti apa yang sebenarnya dialami oleh Abim dan kehidupan seperti apa yang dilaluinya

" kapan pun nak Abim kangen sama masakan rumahan, nak Abim boleh mampir ke rumah tante, rumah tante terbuka untuk nak Abim "  sambutan hangat Rosita semakin membuat Abim terharu

"terima kasih tan....! suasana di rumah ini begitu hangat Abim jadi merasa betah di sini, kehangatan seorang ibu yang sudah lama sekali tidak Abim rasakan semenjak mami memilih tinggal di luar negeri, dan sekarang Abim rasakan lagi di rumah ini "

             ----------------000---------------



Abim sedang berdiri dibalkon dengan tatapan lurus ke depan dan berkacak pinggang, pikirannya entah melayang kemana, seperti ada yang menari-nari di dalam kepalanya

'hanya sentuhan kecil kenapa membuat hatiku berdesir, banyak perempuan yang menggodaku bahkan pakaiannya hampir telanjang sekalipun tidak membuat hatiku bergeming karena hatiku telah mati, setelah perempuan sialan itu meninggalkan aku demi mengejar harta laki-laki yang lebih kaya raya, tidak mungkin perempuan seperti meyra mampu memporak-porandakan hatiku, semua perempuan itu sama saja hanya peduli dengan uang dan sania..... kamu adalah perempuan yang membuatku menjadi laki-laki yang sangat dingin '

"Ehm..... Pak! mau mencicipi kue buatan saya  " Meyra yang tiba-tiba muncul di belakang Abim membuatnya sedikit terkejut dan membuyarkan lamunannya tentang Sania

Abim menoleh kearah Meyra dan mengerutkan dahinya, menelisik apa yang ada di tangan Meyra
yakin ini bisa dimakan " ucapnya meremehkan dan sukses membuat Meyra kesal setengah mati dan sorot matanya yang tadi berbinar kini berubah menjadi sorot amarah

" maaf makanan - makanan seperti ini memang tidak cocok untuk perut bapak, saya lupa kalau bapak adalah orang kaya....... "
dengan raut muka kesal Meyra hendak membawa kue tersebut kembali ke dapur, namun saat hendak berbalik Abim telah menyambar tangan Meyra dan menahannya agar tidak pergi, seketika Meyra membeku ditempatknya, untuk sepersekian detik tatapannya beradu dengan Abim, kemudian Abim mengambil piring yang berisi potongan kue yang berada di tangan Meyra lalu menyendoknya sedikit dan memasukkannya ke dalam mulut,seperti terhipnotis Meyra hanya mampu diam menatap Abim yang sedang menikmati kuenya

"Maaf..... " ucap Abim datar setelah menghabiskan kue yang berada ditangannya dan menyerahkan piring di tangannya kepada Meyra

" kuenya manis seperti yang bikin " ucapnya lagi kemudian berlalu meninggalkan Meyra yang masih berdiri mematung di tempatnya, kata-katanya masih tetap datar dan dingin, tetapi kata maaf yang keluar dari mulut seorang Abimana Dirgantara Putra terasa istimewa di telinga Meyra, laki-laki dingin yang arogan berujar kata maaf, wow! Itu sesuatu yang luar biasa

" sudah jangan bengong aja nanti kesambet"
teriak Abim  yang telah berlalu meninggalkan Meyra yang masih berdiri ditempatnya
"aku pulang..... besok aku mampir ke kantor kamu, ada barang kamu yang tertinggal di mobil, tadi aku lupa membawanya"

Meyra masih terpaku ditempatnya, masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan seulas senyum terukir di wajah cantiknya
"ternyata orang angkuh dan sombong seperti dia bisa bilang maaf juga"  ucapnya dalam hati





Tbc

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang