Meyra duduk termenung dimeja kerjanya memikirkan apa yang akan terjadi bsok dengan kebohongan yang telah dibuatnya, lebih tepatnya yang dibuat Abim, tapi apa bedanya, Abim yang berbohong sedangkan Meyra hanya diam membiarkan dan tidak menyangkalnya, sama saja Meyra juga ikut berbohong.
Akan tetapi apa yang dilakukan Abim tidaklah sepenuhnya salah, seandainya Abim tidak muncul di saat yang tepat, Meyra juga sudah berniat untuk berbohong pada Diana, lebih tepatnya berbohong demi kebaikan
Apapun alasannya kebohongan bukanlah pilihan yang tepat, meskipun dengan dalih demi kebaikan, karena pasti ada akibat yang ditimbulkan dari kebohongan itu sendiri, dan poin itu yang sekarang menghantui pikiran Meyra
Sedangkan Abim duduk santai di sudut sofa sambil memainkan telphon genggamnya dan sesekali memperhatikan Meyra yang terlihat begitu frustrasi, dia hanya tersenyum simpul kala melihat Meyra ngedumel tidak jelas, yang terus saja merutuki dirinya sendiri atas keadaan yang terjadi.
Abim acuh tak acuh dan hanya memperhatikan dari jauh tanpa ada niat untuk mendekat untuk sekedar menghibur atau memberi saran kepada Meyra, dia masih saja asik dengan handphone di tangannya, mengotak-atik sosmednya melihat - lihat profil teman - teman sekolahnya dulu ternyata udah pada nikah bahkan ada yang sudah punya anak
Abim kembali teringat masa - masa kuliah dulu, masa dimana dia menjadi laki-laki yang sangat diidolakan karena wajah tampannya dan juga karena otak cerdasnya, bisa di bilang nyaris sempurna
Perempuan mana yang bisa menolak pesona Abim kala itu, bukan hanya tampang dan otak cerdasnya tetapi juga sikap ramahnya yang membuat setiap perempuan selalu meleleh ketika Abim tersenyum ramah pada mereka, sikap yang berbanding terbalik dengan sikapnya yang sekarang, arogan dan dingin, dan Sania..... adalah perempuan yang mempunyai andil terbesar terhadap perubahan sikap Abim tersebut
"bapak harus tanggung jawab......!!!" tiba-tiba Meyra duduk di hadapan Abim dengan tatapan amarahnya
"Woo.... Apa maksudnya " ucap Abim cuek merasa tidak bersalah
Meyra semakin menatap Abim dengan tatapan membunuh sedangkan Abim yang ditatap hanya mengedikkan bahu dan bersikap masa bodoh dan melanjutkan kegiatannya main ponsel yang membuat Meyra semakin kesal
" kenapa coba pak Abim tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai calon suami...... aaaachh!!! " teriak Meyra frustrasi sambil mengacak-acak kerudung yang dikenakannya hingga bentuknya berantakan
" Dasar gadis tidak tau terimakasih " Abim meletakkan ponselnya dimeja dan melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan tajamnya
" Untung aku datang di waktu yang tepat , saat aku mau masuk ke ruanganmu aku mendengar percakapanmu dengan seorang perempuan dan aku tau siapa dia ....aishh!! harusnya kamu berterima kasih"
" hahh.....!!bapak tau siapa dia.....!? " selidik Meyra penuh penasaran, bagaimana bisa Abim mengetahui tentang diana
" Sudah tidak usah di bahas " Abim kembali meraih ponselnya dan tidak mempedulikan Meyra dengan wajah cemberutnya
" ihh.......menyebalkan!! "seloroh Meyra yang ikut mengotak-atik ponselnya karena Abim mengacuhkannya
" berikan ponselmu...... " Abim kembali meletakkan ponselnya dan mengulurkan tangannya meminta ponsel Meyra
" hahh...... buat apa! " Meyra tidak menggubris permintaan Abim dan masih asik memainkan jari-jarinya diatas layar ponsel pintarnya, sengaja membalas perlakuan Abim padanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...