Kulajukan mobil sportku membelah jalanan ibu kota menuju rumah mertuaku, yah aku putuskan untuk menyusul istriku yang sedang menginap di rumah orang tuanya, aku tidak mau di rumah sendirian di saat suasana hatiku sedang kacau, aku takut akan melampiaskannya pada minum-minum, aku sudah berjanji pada Meyra untuk tidak lagi meminum barang haram itu lagi
Jalanan ibu kota selalu saja macet,membuat kepalaku tambah pening saja, seandainya jalanan lancar jarak antara kantor dengan rumah mertuaku bisa di tempuh dalam 20 menit saja tapi ini sudah hampir 1 jam dan aku masih terjebak dalam kemacetan
Tepat jam 10 malam aku sampai di rumah mertuaku, kuparkirkan mobilku dihalaman rumah karena garasi di rumah ini sudah tidak muat diisi oleh mobil papa dan mobil istriku, dan sepertinya ibu mertuaku menyadari kedatanganku, buktinya belum juga aku turun dari mobil beliau telah berdiri di ambang pintu dengan senyuman tersungging di bibirnya, meski sudah tidak muda lagi paras ayunya masih tetap tidak luntur, kecantikan yang diwarisi oleh istriku
"Assalamualaikum......! " aku menyalim tangannya serta menyium punggung tangannya dengan takdzim
"waalaikumsalam.....! Baru pulang Bim? " jawabnya dengan senyum merekah seraya memelukku
" mama belum tidur? Papa mana ! " tanyaku saat mama mengajakku masuk ke dalam rumah
" ini tadi baru saja mau ke kamar tadi habis ngobrol bertiga sama istri kamu juga, tapi istri kamu masuk kamar duluan..... pas mama mau nyusul papa ke kamar, mama sepertinya mendengar suara mobil masuk halaman rumah, mama pikir siapa malam - malam begini.....ehh ternyata anak laki-laki mama"
" hai......Bim " Johan datang dari arah belakang
"eh papa....! " aku menyalimnya sama seperti yang kulakukan pada mama mertuaku
" sudah malam ma jangan di ajak ngobrol terus Abim nya capek, besok saja ngobrol lagi " ucap Johan pada Rosita
" iya - iya pa! Masuk kamar sana Bim bersih-bersih lalu tidur, sudah malam" suruh mama kepadaku
" iya pa - ma Abim ke kamar dulu " pamitku pada Papa dan Mama yang di jawab dengan anggukan oleh keduanya
Aku melangkah menaiki tangga menuju kamar istriku, rasanya lelah sekali
Tok tok tok
" Assalamualaikum......! "
" waalaikumsalam......! Mas..... " jawab Meyra yang sepertinya terkejut melihatku
"kenapa ga bilang kalau nyusul ke sini? " dan aku hanya menanggapinya dengan senyuman hambar, rasa hatiku masih dalam keadaan yang tidak baik" Ya sudah, mas mandi dulu nanti Meyra siapin makan malam " dengan cekatan Meyra mengambil alih tas kerjaku dan menaruhnya di atas nakas, perlakuannya sedikit membuat hatiku mencair
" tidak usah siapin makan malam tadi aku sudah makan di kantor " kataku sambil melonggarkan dasi dan melepas sepatuku
" baiklah kalau begitu Meyra siapin air hangat dulu " Meyra meninggalkanku lantas menuju kamar mandi
Apa yang kurang dari perempuan ini dia begitu baik dan sempurna sebagai seorang istri tapi kenapa aku masih saja membandingkannya dengan Sania, perempuan sialan itu
" air hangatnya sudah siap mas, dan ini bajunya " Meyra meletakkan kaos oblong dan juga celana pendek di atas kasur, tanpa pikir panjang aku langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang lengket dan gerah
15 menit kemudian saat aku keluar dari kamar mandi kulihat Meyra tengah sibuk dengan laptopnya, wajah serius ditambah kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya membuatnya terlihat begitu cantik, kulangkahkan kakiku pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang bisa mengganggu aktivitasnya lalu aku duduk di pinggiran ranjang dan masih memperhatikan Meyra yang lagi serius dengan pekerjaannya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAYRA (end)
RomanceApa jadinya perasaan kamu ketika menerima undangan pernikahan atas nama kekasihmu dengan perempuan lain. Yah inilah kenyataannya mas Zain akan menikah dengan perempuan lain. Aku Almayra Shaqueen yang notabene adalah kekasih dari Zain Muhammad Shaq...