Diam

11.7K 643 18
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian malam itu, hubungan Abim dan Meyra semakin memburuk,terutama Meyra yang lebih memilih untuk menghindari obrolan dengan Abim, tapi meskipun begitu Meyra tidak melupakan kewajibannya, setiap hari meyra masih tetap memasak untuk Abim, menyiapkan baju dan juga segala keperluannya bekerja, dan tidak lupa juga  membangunkan untuk  sholat subuh, interaksi keduanya sangat minim, tidak ada lagi obrolan hangat di pagi hari, Meyra dan Abim hanya bicara seperlunya saja

Sebenarnya Abim ingin memulai sebuah obrolan dan meminta maaf tapi selalu saja momen nya tidak tepat,nyalinya menciut setiap kali dia mengingat istrinya itu menangis karena perlakuan kasarnya, lagi pula Meyra terus saja menghindari dirinya, Abim sampai bingung harus bagaimana, baru kali dirinya tidak berkutik menghadapi perempuan

Keadaan bertambah parah  ketika Abim setiap hari harus pulang larut malam, keadaan kantor sedang ada sedikit masalah, pekerjaan yang mengharuskannya untuk lembur, Abim merasa tidak ada lagi kesempatan untuk sekedar menyapa Meyra atau sekedar melihat senyum manis istrinya itu karena ketika Abim pulang, Meyra sudah tidur, dan  disaat Abim terbangun, Meyra sudah berangkat kerja, Meyra hanya membangunkan Abim untuk sholat subuh selebihnya dia membiarkan laki-laki itu untuk kembali tidur karena Meyra tau waktu tidur Abim sangat kurang, sebenarnya setiap malam Meyra tidak pernah tidur sebelum memastikan suaminya sampai di rumah, hanya saja ia tidak pernah menunjukkannya di hadapan Abim, bahkan pernah suatu ketika dia hampir ketahuan Abim saat dia menunggu Abim pulang, Meyra malah ketiduran disofa ruang tv, untungnya tv dalam keadaan mati dan ketika Abim membuka pintu utama, Abim tidak menyalakan lampu seperti biasanya, dan di saat Meyra mendengar deru suara langkah memasuki rumah dengan secepat kilat Meyra bersembunyi di balik sofa

Meyra sengaja memilih untuk menghindari Abim, bukannya apa - apa! dia hanya takut dengan perasaannya sendiri, karena sampai sekarang perasaan itu masih, bahkan mungkin lebih dari sebelumnya, kejadian malam itu, malam dimana Abim menciumnya masih selalu terngiang di benaknya, ciuman pertama yang diambil dengan paksa, meski saat itu matanya menangis tapi tidak ia pungkiri hatinya bergetar dan perasaannya mengizinkan suaminya untuk melakukan hal itu, tapi di sisi lain Meyra menganggap apa yang dilakukan Abim hanya sekedar melampiaskan amarah bukan karena laki-laki itu mencintainya

Sikap kasar Abim pada malam dimana laki-laki itu merampas ciuman pertamanya begitu membekas di hati Meyra, kenapa Abim harus menciumnya dalam keadaan seperti itu, seandainya Abim memintanya baik-baik pun dia akan memberikannya dengan ikhlas, meskipun pernikahannya adalah sebuah kesepakatan, tetap saja itu sah dimata hukum dan yang terpenting sah dimata Allah, dan menjadi halal dan pahala bagi keduanya

Jika Meyra lebih memilih untuk menghindari Abim bukan karena dia belum memaafkan perbuatan Abim pada malam itu, tapi Meyra hanya tidak mau berharap lebih, membentengi diri dari rasa yang berlebihan akan membuatnya lebih mudah melepas apa yang memang bukan menjadi miliknya, baginya ini bukan pertama kali ia harus melepas sesuatu yang sangat dia cintai, jika dulu ia mampu sekarang saatnya hal itu untuk di lakukannya kembali

Meyra menatap sedih pada lelaki yang sekarang tertidur dengan pulasnya, sudah beberapa hari ini sehabis sholat subuh Abim selalu kembali tidur, muka lelah dan capek menghiasi wajah tampannya, dan setiap pagi pula Meyra selalu menatap wajah itu sebelum berangkat bekerja, di tulisnya pesan pada notes kecil untuk Abim dan di letakkan di meja kecil dekat tempat tidur, dan tidak lupa pula Meyra menyetel alarm supaya Abim tidak terlambat berangkat bekerja

Mas.... meyra berangkat kerja dulu jangan lupa sarapan dan minum vitamin  semua sudah meyra siapkan di meja makan
Assalamualaikum

                                                 Meyra

Abim selalu tersenyum setiap kali membaca notes yang di tulis Meyra untuknya, meskipun istrinya itu marah setidaknya dia tau Meyra masih peduli kepadanya, sebenarnya Abim sudah menyusun rencana untuk meminta maaf pada Meyra tapi lagi-lagi masalah waktu yang membuat rencana itu belum terealisasi, selain masih benar-benar sibuk dengan pekerjaannya, ada hal lain yang harus di lakukan Abim terlebih dahulu

ALMAYRA (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang