Jika cinta bisa ditawar pada siapa ia ingin berlabuh, maka aku memilih kamu.
***
Sebelumnya Fellma sempat mendapat penolakan mentah-mentah dari Viliex, kali ini ia tak akan membiarkan pria itu kabur begitu saja seperti kemarin. Bukankah ia harus berjuang agar bisa mendapatkan hati pria dingin itu.Fellma menanti pria itu di depan gerbang sekolah dengan sepeda lipatnya. Celingak-celinguk menanti mobil mewah milik Viliex lewat. Dan tidak sia-sia ia menanti dari pagi buta, mobil sport berwarna hitam itu lewat di depannya. Fellma dengan cepat menaiki sepedanya, mengayuh pedal sepedanya itu menuju parkiran. Segera ia turun dan memarkirnya, berbarengan dengan Viliex yang keluar dari mobilnya.
“Hey…” teriak gadis itu, sambil berlari kecil kearahnya. Viliex memalingkan wajahnya ke belakang, mungkin saja gadis itu tengah memanggil orang lain, bukan dirinya. Namun hasilnya nihil, gadis itu ternyata memanggil dirinya. Viliex menunggu gadis itu menghampirinya.
“Akhirnya lo datang juga, gue nungguin lo dari jam setengah 7 tau gak!” Fellma menatap penuh kagum pada sosok pria tampan di depannya itu. Ia tidak tahu harus berkata setelah mengungkapkan kejujurannya kalau dia sejak tadi menanti pria itu.
“Ngapain nungguin gue? Lo bukan siapa-siapa gue.” Fellma meneguk ludahnya, ia tak tahu kalau mulut pria bisa sepedas Samyang juga. Rasanya Fellma hampir frustasi ketika melihat pria itu berjalan melewatinya.
“Hey…kita ini seangkatan lo!” ucap Fellma berusaha sok kenal dengan pria yang terkenal dingin itu. Ia masih membuntuti pria yang bahkan tak mau menyahutnya sama sekali. Jangankan menoleh, wajah timurnya itu bahkan mengetat kuat mendengar celotehan Fellma di sampingkan.
“Okey, kita pisah di sini … sampai jum-,” belum sempat Fellma melambaikan tangannya, Viliex sudah melewatinya dengan wajah dingin. Menganggap kehadiran Fellma seakan tidak ada. Memang sejak awal Viliex tak mengharap keberadaan Fellma ada.
“Pa, lagi.”Sambungnya dengan wajah cemberut.
Ternyata untuk mendapatkan hati yang dingin itu perlu perjuangan ekstra, terlebih lagi kesabaran. Lama-lama dadanya rata!
“Lo ngapain nempel-nempel sama Viliex pagi-pagi?” Wenda menepuk pundak Fellma keras, hingga gadis itu meringis. Sambil memegangi pundaknya yang sakit itu, Fellma tersenyum manis pada sahabat seperjuangannya.
“Gue beneran tertarik sama cowok itu … sayang, dia dingin banget. Masa gue tanya dia diem aja.” Wenda yang mendengar hal itu tergelak, ia mendorong jidat Fellma pelan. Tak tahu lagi bagaimana ia menasehati sahabatnya ini agar tidak terlalu bodoh. Tapi kali ini ia memang bodoh!
Fellma menggembungkan pipi mulusnya, kesal dengan sikap Viliex yang sangat acuh terhadap sekitarnya. Fellma harus gencar mendekati pria itu, sebelum nanti Viliex jatuh ke hati seseorang.
“Lo jangan terlalu terobsesi, Fell. Masih banyak kok cowok ganteng di sekolah ini selain Viliex.” Wenda menaik-naikkan alisnya, lalu merangkul bahu gadis itu agar bisa berjalan beriringan dengannya menuju kelas mereka.
“Yang gue tau, Viliex paling tampan.” Pujinya tidak habis-habisnya memikirkan bagaimana ia bisa menggaet pria itu. Pokoknya, Fellma akan membuat Viliex jatuh hati dengannya, bagaimanapun caranya.
“Gue akan tetap berusaha sampai akhirnya gue juga yang bosan berjuang buat dia.” Lagi-lagi Wenda hanya bisa mengiyakan, toh yang melakukan hal ini diri Fellma, asalkan tidak menyangkut pautkan dengan dirinya, Wenda akan tetap mendukung Fellma. Sampai gadis itu mengibarkan bendera kekalahannya sendiri.
***
Fellma menaruh nampan makanannya, satu porsi makanan dengan lauk daging panggang itu membuat perutnya bergendang gembira. Ini makanan yang paling dinanti murid-murid bukan. Menu special yang dibuatkan setiap hari senin ini jadi ajang rebutan para siswa termasuk Fellma yang sangat doyan daging.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elma's List (Complete)
Teen FictionElma penderita self injury. Seseorang yang tak pernah dianggap di keluarganya. Sebenarnya Elma patut bersyukur mempunyai dua saudara yang perduli. Dan kekasih menyebalkan yang selalu siap sedia untuknya. Namun dibalik itu semua, ia menyimpan banyak...